💕Happy Reading💕
.
Warn typo(s)
.
Hari ini cuaca cukup dingin, hujan pagi buta tadi membuat suhu di Ibu Kota Jakarta ini sedikit lebih rendah dari biasanya.
Wonwoo yang sedang bercengkrama dengan GreenBlind -kucing- itu tertawa pelan saat kucing persia berwarna hitam miliknya itu melenggok sana sini mengejar pita yang Wonwoo goyangkan.
"Greenie, ayo kejar!"
Kucing gendut itu berlarian mengikuti pita berwarna merah muda itu.
"Ah, sudahlah aku capek. Nih untukmu saja Greenie."
Wonwoo melemparkan pita yang tidak terlalu panjang itu ke arah kucingnya, di sambut geraman rendah dari kucing bernama GreenBlind itu, atau lebih mudahnya maksud Wonwoo adalah Buto Ijo. Nama yang cukup bagus.
TOLET TOLET TOLET
Wonwoo menatap ke arah pintu keluar rumahnya yang langsung menghadap ke jalanan komplek perumahannya.
Wonwoo mendengar suara penjual jajanan favoritnya. Wonwoo tersenyum, lalu segera berdiri dan mengambil dompet miliknya.
Wonwoo berjalan tergesa, takut penjual jajanan itu pergi dengan kekuatan secepat kilat.
"Pak! Saya mau beli."
Penjual jajanan favorit Wonwoo itu berhenti tepat di depan gerbang rumah gedongan bertingkat dua milik keluarga Jeon itu.
"Eh, Mas Wonwoo. Mau beli berapa, Mas?"
Wonwoo nampak berfikir, dia dirumah sendirian. Kedua orangtuanya sedang menghadiri acara reuni sekolah lama, dan Wonwoo tidak memiliki keahlian memasak sama sekali. Jadi dia memutuskan untuk mengganjal perutnya dengan jajan.
"Saya beli 10 ribuan pak. Di bagi dua ya?"
"Aduh, jadi 5ribu dua kan maksudnya?"
"Nah iya."
"Oke siap!"
Wonwoo menutup kedua matanya saat aroma khas kukusan tepung kanji kenyal itu menggelitik lubang hidungnya.
Aroma gurih dari kaldu kuah rebusannya membuat perut Wonwoo semakin berdendang minta di sawer makanan.
"Toppingnya gimana Mas?"
"Biasa aja, Pak. Yang satu sambal cabe doang 2 sendok. Yang satu lagi sambal kacang 3 sendok."
"Siap! Buat Mas Mingyu ya satunya?"
Wonwoo mengangguk. Bukan rahasia umum lagi jika dia dan Mingyu selalu di kait kaitkan. Kalau Wonwoo membeli apapun dengan jumlah 2 buah, pasti satunya untuk Mingyu, kekasihnya.
"Nah udah siap Mas."
Wonwoo nerima dua bungkus plastik transparan ciloknya, dan memberikan uanh lembaran 10ribuan berwarna ungu ke penjualnya.
"Makasih ya Pak. Semoga laris manis."
"Wah sama sama Mas."
Wonwoo mengangguk, lalu berjalan menuju rumah berwarna coklat muda nyaris krem yang berada tepat di seberang rumahnya.
Wonwoo menekan bel di dekat pintu dan menunggu respon dari salah satu pemilik rumah, untuk membukakan pintu untuknya.
CEKLEK
"Kakak?"
"Hai Mingyu! Aku bawa cilok nih, mau?"
Mingyu menutup pintu rumahnya dan mengajak Wonwoo untuk duduk di bangku teras milik rumah keluarga Kim.
Kim Mingyu, pemuda dengan segudang bakat dan seabrek sengatan ketampanan itu adalah kekasih Wonwoo. Pemuda yang dulunya adalah teman masa kecil Wonwoo itu telah hampir 2 tahun berganti jabatan menjadi kekasih Wonwoo.
"Beli di penjual biasa?"
"Iya. Tadi lewat, aku laper jadi aku beli, dan sekalian untukmu. Nih~"
"Kau tau saja aku sedang ingin makan sesuatu yang hangat, suhu cukup rendah dan itu menyebalkan."
"Pakai kaus kakimu jika tidak kuat dingin."
Mingyu menoleh dan menatap Wonwoo dengan pandangan 'Are you serious?!'
"Kau bahkan lebih sensitif dengan dingin, sayang."
Wonwoo tidak berniat membalas ucapan kekasihnya itu. Dia lebih memilih meniup satu buah cilok yang di tusuk di lidi kecil dan menggigitnya perlahan.
Wonwoo dapat merasakan kehangatan luar biasa langsung di menyelimuti tenggorokan dan lambungnya kala adonan berwarna putih pucat itu terkunyah pelan oleh gigi kecilnya.
"Hangat sekali."
Mingyu tersenyum dan mengusap rambut hitam milik Wonwoo. Gilirannya menusuk cilok itu dan memakannya dengan teknik seperti yang Wonwoo tunjukkan tadi.
"Hei, sayang!"
"Apa?"
"Kau tahu tidak? Persamaanmu dengan cilok?"
"Kau menyamakanku dengan benda kenyal ini?!"
Wonwoo protes tidak menerima kritikan Mingyu, lalu memberikan sikap seolah ingin menusuk semua cilok milik Mingyu dan memasukkannya ke mulut lalu mengunyahnya tidak sabaran.
"Sungguh apakah kau tidak ingin tahu?"
"Tidak usah berbasa basi."
"Baiklah, cilok itu sepertimu. Panas di luar, namun hangat di di dalamnya."
"Menggombal?? Ngomong ngomong tidak elite sekali gombalanmu."
"Tidak, aku berkata sejujurnya. Kau itu menggemaskan, seperti cilok ini. Hanya saja, sedikit menjadi manja jika sedang malas."
"Apasih?! Tidak ada korelasinya, bodoh!"
"Aku sungguh sungguh."
"Heum, ya ya terserahmu."
"Ingin minum?"
"Bawakan aku jus jeruk."
Mingyu mengangguk, lalu mengecup singkat bibir merekah Wonwoo. Mengusap pipi tirus itu pelan, dan pergi meninggalkan Wonwoo yang hanya bisa menyembunyikan wajah panas dan merona miliknya. Panas karena sedang mengunyah cilok di mulutnya, dan panas karena tersipu dengan perlakuan manis Mingyu.
.
Apasi
Singkat dulu, kalo bnyak yg minat dan jg akunya niat, lanjut wk :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Snack Time [Meanie]
Fanfiction"Mingyu aku ingin jajan itu!" "Hyung! Ayo traktir aku makan!" Kisah klasik di dalam hubungan penuh kemanisan sepasang sejoli yang di mabuk kehangatan gemerlap kasih sayang, dengan sedikit selingan perut yang kenyang. ❗Oneshot compilation❗ ❗Awas lape...