Sekolah ?

95 9 15
                                    

Hari pertama masuk SMP, dengan tatapan dingin, karena disaat waktu aku SD temanku menyiksa ku, membully, hingga mereka merusak semua yang kumiliki, tak ada satupun teman yang membelaku. Aku putus asa, hingga saat itu aku berpikiran ingin bunuh diri. Aku tak ingin kejadian itu terulang kembali.

Kelas VII A, aku duduk sendirian di dekat jendela, entah aku nyaman sendirian dibandingkan duduk bersama teman - temanku. Ada salah satu anak kelas ini mendekatiku tapi aku sedikit risih dekatnya, seakan - akan dia menggangu waktu sendiriku, entah mengapa dia selalu mengikutiku kemanapun aku pergi.

"kau siapa ? Selalu mengikutiku kemanapun."

"aku ingin kenalan denganmu, kupikir kita bisa menjadi teman baik." ujarnya

"aku lebih senang sendiri, tolong jangan ikuti aku lagi !" Bentakku padanya

"tolong, beri tahu namamu, aku ingin kenal lebih dalam tentangmu." Paksanya

"namaku Zhafirah Wini Sabrina, panggil saja wini."

"salam kenal Wini, namaku Sabilla Syifa Zalfa, panggil saja Syifa."

"salam kenal." Jawabku dengan kurang semangat

"semangat dong win !" Syifa menyemangatiku

"sudahlah, aku ingin kekantin."

"aku ikut." Pintannya

Kami berdua kekantin, banyak orang yang melihat kami berdua dengan tatapan sinis. mereka bingung kenapa seorang syifa yang terlihat anaknya pintar tapi sedikit idiot bisa dekat denganku ? Biarkanlah, aku tidak terlalu ngurusi mereka yang penting aku bisa melakukan apa yang ku ingin kerjakan, tapi aku dengar apa mereka katakan

"kenapa syifa bisa dekat dengan anak itu?"

Perkataan itu sangat menyakitkan, kalo kupikir baru kali ini ada seseorang yang ingin dekat sekali denganku, aku hanya harapkan dia bisa jadi teman yang bisa menerimaku apa adanya. Syifa berbicara secara terus menerus menceritakan tentangnya, yang ada dipikiranku kenapa orang ini bisa secerewet ini. Tak terasa bel masuk berbunyi

"Win, ayok kekelas." Ajaknya

"Pelajaran apa setelah ini ?" Tanyaku

"Matematika."

"Matematika ?"

"Iya, ayok cepat jalannya, kalo aku denger - denger gurunya galak."

Pelajaran Matematika, entah mengapa aku kurang menyukai pelajaran ini. Pelajaran penuh dengan angka - angka, rumus, dan Soal yang susah dimengerti. Tapi, syifa duduk disebelahku, dia mengajariku dengan sangat detail dan mudah kumengerti. Lebih baik aku diajari oleh Syifa dibanding bu Lia. Tapi banyak orang yang tidak suka kalo Syifa di dekatku, seakan - akan aku hanya memanfaatkan kepintaran Syifa.

"Hei, kenapa kamu mendekati Syifa ?" Segerombolan anak VII A

"Dia yang mendekati aku duluan."

"Kamu hanya memanfaatkan kepintaran Syifa, jangan kamu deketi dia lagi." Salah satu anak mencoba mendorongku hingga hampir masuk ke kolam ikan.

"Pergi kalian, jangan ganggu wini lagi, sampai kalian menggangu dia. Aku tidak tinggal diam" Syifa tiba - tiba datang menghampiriku, dan gerombolan anak - anak itu pergi meninggalkan kami berdua

"Kamu enggak papa kan win ?"

"Enggak papa, kenapa kamu bisa tahu kalo aku disini ?"

"Aku bisa tahu karena aku selalu mengikutimu, tapi aku tidak berani mendekatimu."

"Tapi, mereka bilang aku harus menjauhimu, mereka kira kalo aku memanfaatkan kepintaranmu."

"Sudahlah, jangan dengarkan kata mereka lagi."

"Baiklah."

Badanku masih sedikit sakit akibat didorong mereka, aku selamat berkat syifa. Aku sangat berterimakasih apa yang dilakukan Syifa kepadaku, untung dia cepat datang. Kalau dia tak datang bagaimana keadaanku nanti. Entah kenapa mereka melarang Syifa mendekatiku, kalo kupikir mereka lah yang memanfaatkan kepintaran syifa, mereka sering menyontek tugas - tugas yang diberikan guru.

"Syifa kenapa kamu mau mendekati anak seperti wini itu ?" Salah satu dari mereka tadi

"Apa urusan kalian ? Aku hanya mau mendekati dia, karena dia termasuk anak baik - baik, tidak seperti kalian, yang selalu menindas anak - anak tidak bersalah." Jawab Syifa

"Dia bukan anak baik - baik, dia pernah membuat kesalahan diwaktu SD, jangan percaya dia." Hasut anak itu

"Jangan coba - coba mencari kesalahan wini, sampai kalian menjelek - jelekan Wini. Aku tak tinggal diam, pergilah dari sini ! Jangan ganggu kami lagi !" Bentak Syifa

"Liat saja nanti, aku akan melakukan hal - hal buruk." Ancamnya

"Aku tidak takut, lakukanlah" Jawab Syifa, kami meninggalkan anak itu

"Syifa kenapa kamu bersikeras untuk membelaku ?" Tanyaku

"Karena aku tak mau kamu selalu sedih dan sendiri, aku ingin kamu selalu tersenyum karena lelucon yang kubuat." Syifa tersenyum

"Terima Kasih." Jawabku

Banyak anak yang mengejekku, hingga aku masuk kelas, mejaku sudah berantakan. Buku - buku, Alat tulis, dan semua yang ada di tasku dikeluarkan. Syifa mencari tau siapa orang yang melakukan semua ini. Dia akan memberikan nasehat kepada orang yang melakukan ini.

"Siapa yang melakukan ini kepada Wini ? tak akan kumaafkan" Bentak Syifa

"Sudahlah Syifa, aku sudah terbiasa seperti ini."

"Kalo kamu biarkan mereka seperti ini, mereka akan selalu menindas kamu." Syifa pergi menuju toilet

"Syifa, kamu mau kemana ?" Aku mengejar Syifa


Please Save Me (Hiatus!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang