2.

9 3 4
                                    

"Ya!!! ..kau benar benar menyebalkan."

"Maaf, aku tidak sengaja, aku tidak melihatmu tadi." katanya yang terus minta maaf.

"iisshhh.. ayo eunni kita pergi saja dari sini," sambil menarik lengan kedua eunni ku.

"Nona!!.. Nona!!" teriaknya memanggil manggil.
ku tulikan pendengaranku. Tidak peduli pada tatapan aneh orang orang yang melihatku. Hatiku sudah terlanjur jengkel padanya.

Sesampainya dirumahku, kami disambut senyuman ibuku.
"kau sudah pulang?"

"seperti yang ibu lihat." aku langsung masuk melewati ibuku yang menatapku dengan kening mengkerut. Tidak peduli kulangkahkan kakiku menuju kamar dan segera mandi.

"ahh Leena, Soyoung ayo masuk sini."
Mereka masuk dan membungkukkan badan pada nyonya Jung. "Apa kabar bibi Jung?"

"kami baik baik saja. bagaimana kabar kalian dan keluarga kalian? sudah beberapa bulan tidak bertemu."

"kami sekeluarga baik bibi," kata Young eunni

"ya aku pun begitu, kami baik" sahut Leena eunni sambil ketiganya masuk menuju ruang makan.

"baguslah" katanya dengan senyum diwajahnya.

"Oh ya ada apa dengan Hyera? dan kenapa dengan bajunya? kotor sekali." lanjut Nyonya Jung sambil mengeluarkan kue untuk ditaruh dimeja makan.

"ah itu hanya kecelakaan kecil bibi. Hanya tidak sengaja ditabrak lalu bajunya ketumpahan kopi." jawab Soyoung sambil duduk di depan meja makan dan diikuti Leena disampingnya.

"Pasti dia marah marah dengan orang yang menabraknya."

"Ya, seperti itulah bibi."

"Ya sudah sekarang makanlah. Aku sudah menyiapkan ini untuk kalian."

"Terima kasih bibi." jawab mereka berdua kompak yang dijawab dengan senyuman.

"Bibi tinggal dulu."

***

Setelah mandi aku turun kebawah dan ternyata mereka sedang asik melihat televisi.

Aku menghampiri keduanya dan duduk di bawah depan mereka.

"Kau mengenal orang yang menabrakmu tadi?" tanya Leena eunni
"Tidak" jawabku singkat.

"Dia tampan," kata Young eunni tiba tiba memecahkan keheningan yang tadinya hanya ada suara televisi. Dan itu membuatku dan Leena eunni menoleh kearahnya.

" siapa?" kedua alisku terangkat tidak mengerti.

" Yang menabrakmu tadi." sambil berdiri lalu melanjutkan,

"itu kesimpulanku melihatnya sekilas  tadi. Aku duluan ya, aku ada kelas jam 4."melihat jam tangan yang bertengger indah di tangan kirinya.

" Sampai jumpa besok." sambil melambaikan tangan lalu melangkah keluar rumah.

" Hati-hati dijalan."

"Orang seperti itu dia bilang tampan? tampan dari mana coba? sebenarnya bagian wajah mana yang dilihatnya itu?" gerutuku dalam hati.

"Kenapa kau? wajahmu jelek sekali kalau seperti itu. Mau kulihatkan?" katanya sambil menyodorkan cermin didepan wajahku.

Kuambil lalu kubuang sembarangan ke atas meja. "tidak." jawabku singkat.

***

" Baekhyun-ah bangunlah.."

Aku menggerang merasakan guncangan yang kasar pada tubuhku. Tidak perduli, kutarik selimutku keatas hingga menutupi seluruh tubuhku.

Promise (Baekhyun story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang