Satu bulan pun berlalu, sekarang Mutiara tau kalau Adis adalah siswa kelas X4. Menurut Mutiara, Adis tidak seperti yang dibicarakan para seniornya beberapa minggu yang lalu. Baginya Adis orang yang cukup mudah bergaul terlepas dia seorang anak kepala sekolah.
Adis pintar bermain alat musik. Adis jago bermain sepak bola, tapi Adis selalu keluar saat jam pelajaran PPKN, BAHASA INGGRIS, KIMIA,MTK,FISIKA, BAHKAN AGAMA ISLAM. tidak tahu kenapa tapi Adis hanya masuk sepuluh menit saja setiap pelajaran tersebut sisanya ada saja alasan Adis agar bisa keluar kelas.
Adis juga tak pernah lupa untuk selalu lewat di depan kelas Mutiara saat pelajaran berlangsung hanya untuk sekedar tersenyum pada Mutiara.
Adis juga selalu bermain ke kelas Mutiara pada saat istirahat kedua setelah selesai shalat dzuhur, walaupun hanya sekedar memainkan gitar butut kesayangannya atau menggumpul
bersama teman laki-laki sekelas Mutiara.Tak jarang Adis menyapa dan mengajak Mutiara mengobrol walaupun obrolan mereka bukanlah suatu yang penting, tak tahu mengapa tapi saat bersama Adis, Mutiara merasa aman dan nyaman. Bahkan hari-hari Mutiara selalu di penuhi oleh Adis, Adis, dan Adis.
Tak terasa satu semester pun sudah berlalu tapi, di minggu pertama awal semester ini Mutiara jarang menemukan Adis. Adis tak ada di kantin, tak ada di ruang kesenian, tidak pula di lapangan futsal sekolah mereka. kini satu hal yang di ketahui oleh Mutiara, bahwa Adis-nya telah menghilang.
Mutiara yang sedang membaca novel sedikit terusik dengan obrolan teman-teman nya, pasalnya masih sepagi ini tapi Sally beserta teman dekatnya dikelas kecuali, Alfia mengatakan kalau tadi pagi mereka melihat Adis dan kak Dina.
Mutiara pernah beberapa kali bertemu dengan kak Dina, senior paskibnya setiap hari jum'at. Kak Dina orang yang cantik dan mudah bergaul wajar saja Adis jatuh hati kepadanya. batin Mutiara
Sesudah selesai shalat dzuhur berjamaah Mutiara, Alfia, dan Sally kembali ke kelas niat mereka ingin pergi kekantin batal karna mendengar suara keributan dari kelas sebelah, X1.
"Oi.. kak Dwik betinju sama Tami" jerit Jefri seorang laki-laki yang doyan gosip di kelas. Karna pada penasaran hampir sebagian teman teman Mutiara pergi kekelas sebelah untuk melihat kejadian tersebut.
Pasalnya Tami merupakan seorang anak guru fisika disekolahnya sedangkan kak Dwik seorang cucu dari guru bahasa. Ini merupakan suatu kejadian yang sangat langka bagi mereka.
Sesampai di depan pintu masuk kelas X1 benar saja, kini kak Dwik sedang menjambak jilbab-nya Tami, sedangkan Tami yang tidak terima
menarik baju bagian samping kak Dwik. Dan yang terjadi selanjutnya adalah baju kak Dwik robek parah dan membuat amarah kak Dwik semakin menjadi jadi.Kalau tidak karna Sally yang penasaran rasanya Mutiara enggan memijakan kakinya di kelas ini. Kelas yang terkenal dengan begitu banyak murid yang bermasalah. Mutiara melihat Kanadia, seorang perempuan chubby yang sangat sering melanggar aturan disekolahnya.
Mutiara sangat malas untuk mengenal dan berurusan dengan orang seperti Kanadia. Kalau minggu lalu dia tidak ceroboh memesan casing hp, ia pasti tidak akan bertemu Kandia.
Namun naas nasi telah menjadi bubur. Dalam hati Mutiara jika casing hp itu tak kunjung datang juga dia ikhlas uang tersebut menjadi milik Kanadia. Karna Kanadia dan genk-nya adalah salah satu orang yang sangat dia hindari di sekolah ini.selain sering bermasalah dengan guru Kanadia dan genk juga sering bermasalah dengan para senior.
seperti kejadian minggu lalu saat Kanadia lagi-lagi minggat Paskibraka. padahal ekskul Paskibraka merupakan eksul wajib di sekolah mereka untuk para murid kelas X. imbasnya seluruh anggkatan kelas X yang terkena kemarahan madam Echy dan ditambah kemarahan senior yang kesal karena ditegur berkali-kali oleh madam Echy. pokoknya memikirkan Kanadia dan genk bikin sakit kepala deh.
Lanjut yang tadi, sekarang kak Dwik sedang marah-marah sambil menunjuk Kanadia, bukannya berniat meminta maaf ia malah berbalik marah dengan kak Dwik. Disebelah kanadia ia melihat Tami sedang diberi minum oleh Abel salah satu teman dekat Kanadia yang cukup pintar.
Karena pada saat Mutiara ikut eksul biologi, Abel diundang bu Titin seorang mentor olimpiade biologi sekaligus guru biologi disekolah mereka. Namun dengan sombongnya Abel menolak menjadi calon peserta olimpiade biologi antar SMA di kota mereka. Padahal tidak semua murid beruntung ditunjuk oleh bu Titin seperti itu. Tapi apa boleh buat itu sudah mennjadi pilihan Abel.
Merasa mulai lapar Mutiara mengajak Alfia, dan Sally kekantin. Seperti biasa Mutiara lah yang mendapat peran menjaga bangku sementara Sally dan Alfia memesan makanan mereka.Mutiara melihat Adis berjalan kearahnya, dengan santainya Adis duduk dihadapan nya. "Mut, nanti pulang sama siapa" Tanya Adis "sendiri, saya kan bawa motor Dis" jawab Mutiara. "kamu mau saya iringin sampai rumah nggak?" Tanya Adis lagi
Mutiara yang binggung dengan Adispun mulai bertanya lagi "biasanya juga saya pulang sendiri Dis, kamu kenapa sih Dis aneh banget" Adis pun menghela nafas seraya berkata "nggak papa sih Mut, tapi nanti kalau ada senior gangguin kamu atau kamu merasa nggak nyaman sama senior itu kamu kasih tau saya ya" jawab Adis sambil mengambil hp Mutiara dan mulai memasukan id Line nya. "saya kekelas dulu Mut" jawab Adis setelah mengembalikan hp Mutiara dan tersenyum. "aneh banget " gumam Mutiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiara
Teen FictionMutiara seperti sunset bagi Adis, indah namun semu. sedangkan Adis seperti mentari bagi Mutiara, selalu menyinari hari-hari Mutiara. Adis yang penasaran dengan sikap Mutiara yang dingin dan terkesan menutup diri terhadap laki-laki berniat memainkan...