Naura kini telah berada di Gimhae International Airport, bandar udara yang berlokasi di barat Busan, Korea Selatan. Yup, tujuan Naura memang Busan, tempat Bibinya berada.
Naura segera mencari taxi dan menyetopnya begitu ia melihat ada taxi yang mendekat.
"Paman, apa kau bisa mengantarku ke daerah ini? " tanya Naura, sambil menyodorkan sebuah kertas yang berisikan alamat bibinya, tentu saja dengan bahasa korea yang sangat fasih. Dan sang Sopir pun langsung mengiyakannya. Jika kalian bertanya, mengapa Naura bisa fasih dalam bahasa korea? Maka jawabannya adalah karena kejadian ini pernah terjadi sebelumnya, tepatnya saat ia masih duduk di Sekolah Dasar, waktu itu juga Naura pernah dititipkan kepada bibinya selama 3 tahun.
Tubuh Naura terasa sangat lelah, setelah kurang lebih 3 jam pesawat menempuh perjalanan dari Jakarta ke Busan, akhirnya ia bisa menghela napas lega karena bisa sampai di kota ini, dan tentunya dengan keadaan selamat. Ia berencana untuk ke rumah bibinya dan menginap di sana untuk hari ini, lalu esok harinya setelah ia pulang sekolah, ia akan langsung pindah ke apartemen barunya. Yup, urusan sekolah tak perlu ia pusing kan, karena Bibinya sudah mengatur itu semua.
Setelah hampir satu jam menunggu, akhirnya taxi yang Naura tumpangi sampai pada tujuannya, namun Naura tak bergeming dari tempatnya, pikirannya masih berkelana, ia sedang memikirkan, apakah suatu saat nanti dirinya akan di lupakan? Terutama sahabatnya yang masih berada di Indonesia. Ia hanya berharap, jika suatu saat nanti dirinya akan pergi jauh, semoga orang-orang yang disayanginya tidak akan melupakan dirinya, do'a itu selalu ia rapalkan dalam hati, meminta kepada-Nya, juga agar ia bisa bertahan lebih lama lagi.
Naura masih saja melamun, bahkan ia tak menyadari kalau taxi yang ia tumpangi ini sudah sampai ke tempat yang ia tuju, sampai sebuah panggilan pun membuyarkan lamunan panjangnya.
"Nona, kita sudah sampai di tempat yang anda tuju. " ucap sang sopir taxi dengan sopan.
"Ah iya. terima kasih, Paman. " Naura menyodorkan beberapa lembar uang kepada sang sopir, yang tentunya dengan bermata uang kan yang sudah ditentukan di tempat ini.
Langsung saja Naura turun dari taxi tersebut. Ia mengecek kembali alamat yang tertulis di kertas yang sedang ia pegang. Kemudian mulai berjalan menyusuri daerah perumahan yang Bibinya tempati ini.
Setelah ia sampai di depan rumah berlantai dua, ia menatapnya lama, kemudian beralih kepada alamat tersebut, mencoba mencocokkan keduanya, dan ternyata benar, itu adalah rumah yang sedang ia cari, rumah Bibinya.
Segera saja ia membuka pintu pagar rumah itu, kemudian berjalan masuk menuju pintu utamanya. Ia menekan bel rumah itu.
Ting nong
Ting nong
Ceklek
Tak lama setelah bel ditekan, pintu rumah itu terbuka, memperlihatkan seorang wanita yang umurnya kira-kira sudah tiga puluh tahun ke atas, dengan kacamata yang bertengger manis di hidung mancungnya dan juga rambutnya yang dicepol rapih. Itu Bibinya, Bibi Lauren.
Bibi Lauren sama seperti dirinya, yang lahir di Indonesia, dan alasan mengapa Bibi Lauren tinggal di Busan karena suaminya dipindah tugaskan ke Busan.
Kota yang dikenal sebagai kota Metropolitan Busan, kota dengan populasi terbanyak kedua di Korea Selatan setelah Seoul, dengan jumlah penduduk yang mencapai 3.5 juta jiwa. Kota ini juga merupakan pusat ekonomi, budaya dan pendidikan di wilayah tenggara Korea, dan pelabuhannya merupakan pelabuhan tersibuk di Korea dan tersibuk ke-9 di dunia, terletak sekitar 120 mil ( 190 km) dari kepulauan Jepang seperti Kyushu dan Honshu. Wilayah "zona ekonomi Tenggara" ( termasuk Ulsan dan Gyeongsang Selatan ) saat ini merupakan wilayah industri terbesar di Korea Selatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayonara I Love You
Teen FictionRevisi setelah cerita tamat. Kalo minat silakan baca. WARNING!!! √ Typo bertebaran √ DI LARANG KERAS MENGCOPY CERITA INI /MENJIPLAK/ PLAGIAT!! Cerita ini murni dari pikiran saya sendiri, jadi tolong di hargai. kalau ada part yang sama atau adega...