Pada intinya, semua sahabat gue baik. Cuma karena sesuatu dan lain hal jadi sedikit berantakan. Persahabatan memang terkadang ada hal yg manis dan ada pula yg pahit. Perbedaan pendapat tentu saja ada.namun semua hanya bumbu-bumbu agar persahabatan ini lebih kuat dan abadi. Begitu juga hubungan-hubungan yg lainnya.
Semenjak kejadian itu gue mulai menjauhkan diri dari Kai. Mulai dari chatnya yg gak pernah gue bales dan telfon yg selalu gue riject.
Mungkin dia merasa kesal atau marah ke gue, tapi ya sudalah gue ga mau ambil pusing.Hari ini gue kesekolah seperti biasanya. Gue dateng lebih early, sengaja memang biar gue bisa cepet ke kelas terus diem di perpus sampai jam pelajaran di mulai. Tapi rencana gue gagal, ada yg datang lebih awal dari pada gue, demi ngomong sama gue.
"Raaaa..... yorraaa" panggil Kai.
Gue mencoba tak menghiaraukannya, gue mempercepat langkah kaki gue. Tapi yaa,, dia berhasil mengejar gue, sampai dia bediri tepat di hadapan gue.
"Lu kenapa??? Kenapa lu gak balas message gue?? Kenapa lu sulit gue hubungin?? Ada apa raa??" Lanjutnya.
Gue hanya terdiam, dan gue berusaha untuk mengidarinya. Tapi gue gak bisa, kedua tangannya memegang bahu gue. Gue gak bisa berkutik, dia terlalu tegas ke gue, gue gak akan bisa berkelid sebelum dia mendapatkan jawaban dari gue.
"Gue gak kenapa kai, gue cuma capek aja, udah gak lebih." Sahut gue singkat.
"Gak lu gak jujur raaa,,, ada yg lu sembunyiin dari gue" desaknya.
"Oke... gue gak suka lu deketin gue, gue gak suka luu jadi temen gue, mulai saat ini lu gak usah deket-deket gue lagi, please gak usah lu nanyak gue lagi." Kata gue dengan nada suara gemetar.
Seketika Kai melepaskan kedua tangannya. Gue berlali, gue nahan air mata gue yg mau jatuh, gue sedih, gue cukup terguncang. Tapi apa yg harus gue perbuat, ini satu-satunya cara untuk memperbaiki semuanya. Tanpa terasa air mata gue terjatuh juga, sepanjang perjalannan dari parkir sekolah menuju kelas."Lu kenapa raa???" Tanya rose.
"Gak gue gak kenapa kok rose"
"Lu nangis?? Kenapa luu??"
" enggak kok gue cuma kelilipan doang, tadi di jalan kena debu" kata gue ngeles sambil megang mata gue.
"Lu beneran gak kenapa?? Beneran cuma kelilipan doang??"
"Yaaa beneran kok" jawab gue singkat sembari membersihkan mata.
Ternyata Kai memperhatikan gue dari jauh, dia tau kalau gue habis nangis. Raut wajahnya cemas, khawatir dengan gue. Sesekali dia ingin menghampiri gue, tapi gue langsung pergi begitu saja.
Gue yakin dia khawatir banget sama gue, seperti biasanya , gue tau kalau dia sayang sama gue, tapi gue gak bisa biarin ini berlanjut, gue lebih milih sahabat-sahabat gue ketimbang dia. Seperti biasa, gue mengalihkan pikiran gue di perpustakaan, gue sebernya masih pengen nangis, tapi ya sudah gue tahan-tahan. Sampai rose bawain gue minum.
"Nihh,,, buat lu" kata rose.
"Gue tau apa yg sedang lu pikirin raa, gue tau apa yg sedang lu rasain, harusnya lu gak kyk gini, lu ngorbanin perasaan lu hanya demi sahabat lu yg sebernya gak pantes jatuh cinta lagi raa" katanya nyeroscos.Gue hanya bisa mengghela nafas panjang, gue gak tau harus gimna, di pikiran gue hanya ada satu yg terpenting yaitu sahabat-sahabat gue, gue gak mau cuma gara-gara ini kita jadi salig berjauhan, bahkan gak ngomong. Gue benci hal kayak gini.
"Udahlah rose, gue juga bukan orang spesial di mata kai, gue cuma sahabatan sama dia, jadi gue gak berhak marah ataupun sakit hati kalau kai suka sama orang lain, begitu juga Lia, dia juga berhak memiliki perasaan pada siapapun rose, cukup gue gak mau bahas ini lagi rose. Gue capek"