Bandung, 29 September 2011
Sebenarnya ini hanya pemandangan biasa, seorang gadis yang selalu memesan minuman yang sama. Duduk di tempat dan di jam yang sama. Gadis itu akan selalu menyibukkan dirinya di depan laptop. Gadis itu tidak nampak sedang mengerjakan tugas. Mungkin saja ia sedang menulis sesuatu, hmm diary? Mungkin saja.
Penampilan gadis itu pun cukup sederhana jika dibandingkan dengan gaya mahasiswi lainnya. Gadis itu tidak memakai make up yang tebal- nampaknya ia hanya menggunakan bedak dan lip tint saja. Gadis itu selalu memakai kemeja atau blouse yang longgar dan diikuti dengan celana jeans. Rambutnya kadang terurai kadang juga dikuncir atau dibentuk seperti messy bund. Minuman kesukaannya, vanilla late dengan dua saset brown sugar.
" Udah tahu namanya, nggak Bos?"
"Siapa?"
"Namanya Putri, Bos. Doi sudah semester lima, ilmu pendidikan dan sastra Inggris. Beda lima tahunan, Bos. Bikin gemes ya."
Anggara mendengus geli, ia pun mengambil cangkir putih dan mulai untuk membersihkannya.
-
Bandung, 22 Agustus 2018
Anggara meletakkan cangkir ekspreso setelah mendengar penjelasan project dari temannya. Ia tersenyum simpul, tertarik untuk ikut serta. Meski, bukan materi yang ia cari, tak ada salahnya untuk kembali ke dunia yang pernah membuatnya hidup. "Kapan mulainya?"
"Widih, gue kira lo enggak bakalan mau join." Anggara mengedikkan bahunya. Ia menyandarkan punggung pada bantalan kursinya. "Gue nggak bisa bayar lo banyak ya." Anggara terkekeh, tahu kalau temannya memang sedang berbasa-basi.
"Lo dateng ke sini juga udah pasti bawa masalah. Biar usaha lo, dateng ke sini enggak sia-sia. Gue iya-in." Anggara kembali mengangkat cangkir ekspresonya. Menyesapnya perlahan menikmati rasa getir, pahit ekspreso.
Sementara itu, temannya menganggukkan kepala dan terkekeh atas jawaban Anggara, "ya udah, gantinya gue mintaiin kembang, biar lo keturalan dah."
Anggara hampir saja tersedak mendengar jawaban dari temannya. Anggara tertawa kocak, "tau aja maksud gue."
-
Anggara tersenyum pasi mengambil kameranya, ia pun mengambil kumpulan memori card di samping almari khusus. Perlahan memasukkan salah satu memori itu ke dalam kameranya. Mungkin dunia cinematografi sudah cukup lama ia tinggalkan, namun bukan berarti Anggara melupakan teknik yang pernah ia pelajari dulu.
Ia pernah sekali hidup dalam dunianya. Ia pernah sekali menghabiskan waktu hanya untuk mengabadikan momen bersama seseorang yang ia sayangi. Ah bukan bersama, lebih tepatnya Anggara membuat 'dia' sebagai tokoh utama di dalamnya.
YOU ARE READING
Everything About WFY Project
Lãng mạnWe don't talk anymore, we don't talk anymore We don't talk anymore, like we used to do We don't love anymore What was all of it for? Oh, we don't talk anymore, like we used to do Kumpulan cerita untuk WFY.ID. Dan cerita ini terbuka untuk siapa saja...