#2

81.5K 350 6
                                    

***

"Terimakasih ya Tha untuk malam ini" Ucap Daniel sambil mengecup pucuk kepala Thalia.

Dua tubuh yang tidak ditutupi sehelai benangpun sedang berpautan, saling memeluk dan mengeratkan tubuhnya satu sama lain.

Tangan Daniel terus mengelus punggung, rambut, dan pipi Thalia secara bergantian. Daniel terlihat sangat menyayangi Thalia dengan tulus.

***

"Nama gue Daniel Kenzo Alexander, gue suka sama lo udah dari lama banget. Lo mau jadi pacar gue?" ucap Daniel dihadapan Thalia yang sedang membaca buku.

6 Tahun lalu saat mereka sama sama masih duduk di bangku kuliah di salah satu univeraitas negeri di jakarta. Itulah yang Daniel katakan pada Thalia, yaaa persis seperti itu.

Thalia bersedia? Ya tentu tidak, tepat dihari itu Thalia baru sekali berkenalan dengan Daniel, mahasiswa yang memang namanya sudah santer jadi perbincangan mahasiswi lain karena wajah tampan, keluarganya termasuk konglomerat dan otaknya yang sangat cerdas.

"sorry,  tapi gue gak kenal lo"

Yaaa itulah yang dikatakan Thalia untuk menjawab pertanyaan simpel dari pria tampan dihadapannya.

Mendengar jawaban dingin dari Thalia, Daniel langsung mengeluarkan senyum termanisnya dan duduk disamping Thalia.

"Thalia Viantara, nama gue Daniel Kenzo Alexander. Tadi gue udah memperkenalkan diri dan lo masih bilang gak kenal?"

"gini ya, siapa tadi nama lo? Doni?"

"Daniel Tha, Daniel"

"oh iya Daniel, gini loh. Kita gak pernah ketemu sebelumnya, bahkan tatap muka aja baru hari ini dan tiba tiba lo nembak gue. Ini gue yang gak waras apa emang karena lo udah kelamaan jomblo sampe nembak orang yang gak lo kenal sembarangan?"

"Thalia Viantara, mahasiswa bisnis semester 6 tinggal di jakarta selatan, anak ke 3 dari 3 bersaudara. Pernah pacaran 2 kali dan putus karena kasus yang sama yaitu di selingkuhin. Eeemmmm, oh ya lo suka banget berenang dan nonton film. Sejak kecil lo pengen banget jadi dokter hewan but bokap lo maksa lo buat masuk dunia bisnis.
Apa lagi ya? Sebentaaar Tha......, oooh ya satu lagi yang paling penting, lo suka banget keheningan"

"udah ngocehnya?. Daniel biar gue jelasin, pacaran itu bukan ujian niel. Kalo lo tau semua tentang gua bukan berarti gua mau pacaran sama lo, dan lo gak usah nyari tau privasi gua. Karena gua gak nyaman"

"apa yang bisa bikin lo nyaman?"

"Pergi" Ucap Thalia tegas

"yuk. Kemana?"

"elooooo yang pergi Niel, gue gak mau diganggu" Ucapnya dengan nada sedikit kesal

"oh gua yang pergi, gua kira lo ngajak gue jalan. Yaudah Tha, gue pergi ya biar lo nyaman. Bye Tha, sampai ketemu 1 jam lagi"

***

Ya begitulah, 6 tahun lalu Daniel bukan cowo romantis, bahkan ia dikenal sangat dingin terhadap wanita. Namun semenjak ia menjadi pacar Thalia ia mencoba berubah menjadi pria yang sangat romantis, namun hanya ke Thalia seorang, ke wanita lain ia tetap sedingin es.

Thalia? Bukan tanpa sebab Thalia bersikap dingin ke Daniel walaupun Daniel adalah pacarnya, seperti yang Daniel katakan, Thalia adalah wanita yang sudah 2 kali di khianati oleh mantannya. Entah trauma atau memang Thalia menjadi dingin tanpa sebab, namun itulah faktanya bahwa dari awal pacaran sampai sekarang sifat dingin Thalia tetap bertahan kecuali saat mereka sedang berdua dan bukan di tempat umum.

"Niel, lagi yuk" Ucap Thalia sambil mendongakkan kepalanya dan membuat keduanya saling bertatapan.

"kamu yang ngajak, kamu yang aktif ya" Candanya sambil menunjukkan senyum manisnya.

"bahkan kalo aku jawab *iya*, apa kamu bisa jadi pria yang pasif di kasur?" Tanya Thalia menggoda Daniel.

"oh my god. Kenapa aku punya pacar seperti kamu Tha. Mendengar suara serak kamu aja junior aku langsung bangun."

Claaakkk..claaakk..claaakkk
Kira kira seperti itu lah suara kedua bibir Daniel dan Thalia saat disatukan, belum sampai 5 menit Daniel memainkan bibir ranum Thalia, bibir Daniel sudah menjelajah ke leher dan payudara Thalia.

"Ssshhhh.. Shhhhggshhs" Desahan Thalia tidak tertahan saat bibir ganas Daniel menjilati punting Thalia yang mulai mengembang

Seperti Bayi ganas yang baru di susui, seperti itulah kelihatannya. Hisapan demi hisapan Daniel membuat tubuh Thalia menggelinjang hebat. Kedua tangan Thalia tak bisa melakukan apapun kecuali menjambak rambut Daniel.

"Tahan ya sayang" Tatapan Daniel meneduhkan namun kelihatan seperti seorang yang sedang di rundungi nafsu yang berat.

Kedua tangan Daniel memegang kedua payudara Thalia seakan ingin disatukan ke tengah dada dengan kuat. Digoyangkannya tangan Daniel dan payudara Thalia bergetar hebat.

Kepala Daniel langsung menunduk cepat dan hisapannya makin menjadi, benar benar seperti pria kesetanan.

"aaaaccchhhh,, awww Niel sakiit" Jeritan Thalia terdengar bercampur desahan.

Mendengar Thalia yang masih mendesah kenikmatan, ia tak mau menghentikan aksinya dan tetap menghisap payudara yang satunya sampai terlihat kedua puntingnya memerah.

"Daniel plis stop, ini beneran sakit" Ucapnya sambil mendorong kepala Daniel.

Daniel menghentikan aksinya dan menatap Thalia lekat seakan ingin memastikan keadaan pacarnya.

"sorry Tha, aku gak pernah puas sama payudara kamu. Aku selalu ingin melahapnya" Ucapnya dengan suara penuh sesal

Daniel lalu beranjak dari atas tubuh Thalia, ia langsung membalikkan badan dan duduk di ujung kasur.

Melihat Daniel yang merasa bersalah, Thalia langsung bangkit dan memeluk Daniel dari arah belakang, tangan Thalia tak tinggal diam memainkan barang milik Daniel.

"aku gak suka kalo kamu merasa bersalah saat kita lagi dikasur Niel, lakukan apa yang kamu suka" Ucap Thalia.

"tapi kamu kesakitan Tha"

"cuma sakit sedikit, itu udah biasa. Sakit yang kamu kasih ke aku, gak sesering sakit yang aku kasih ke kamu Niel"

"apa sih, ko bahas itu lagi"

Dengan sigap Daniel memeluk tubuh Thalia yang sangat berkeringat, beberapa kali bibirnya mendarat di kening dan pucuk kepala Thalia.

Hari itu, mereka menghentikan aktivitas seksnya.

***

She Is Just For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang