01. Aku Cukup Bahagia

18 1 0
                                    

"Baik anak-anak, pelajaran bapak cukup sampai disini hari ini, Selamat pagi!"

"Pagi, Pak!"

Pelajaran selanjutnya adalah sejarah. Cukup bisa membuat para murid terbawa dalam suasana yang begitu nyaman untuk tidur. Bagi sebagian murid pelajaran sejarah adalah dongeng penghantar tidur yang cukup ampuh. Seperti halnya dibacakan dongeng, pelajaran sejarah juga seperti itu.

"Bin! Thanks ya lo udah mau bantu gue." suara itu tiba-tiba keluar dari mulut Aflah yang kini sudah berada di sampingnya.
"Santai aja kali, gue juga seneng berbagi ilmu kok." jawab Bina sambil melemparkan senyum manisnya.
"Ehh ntar lo pulang bareng siapa?"
"Biasa, gue pulang sendiri." jawab Bina sambil mempersiapkan buku pelajaran sejarah.
"Bareng gue yuk, itung-itung tanda makasih gue lo udah bantuin soal mat gue."
"Ahh lo lebay amat sih, biasanya juga lo nyontek ke gue" disertai suara tawa dari Bina yang refleks juga membuat Aflah tertawa.
"Iya juga sih, pokonya ntar gue tunggu diparkiran,"

Hanya dibalas dengan senyuman tipis.

***

Suasana di kantin cukup ramai karena banyak murid yang jajan untuk mengisi perut mereka sehabis pelajaran yang cukup melelahkan.

Bina dan Raya juga berada di kantin untuk membeli minuman. Tiba-tiba ada suara yang memanggil nama Bina.

"Bin!" suara itu tidak asing ditelinga Bina.

Bina mencari sumber suara itu berasal. Dan tidak salah lagi kalau suara itu terucap dari bibir Ardan. Ardan adalah anak kelas 12 yang terkenal cukup pandai. Bukan hanya pandai Ardan juga memiliki paras yang tidak kalah tampan dengan cowok-cowok hits sekolah ini. Dia juga baik, friendly ke siapa aja. Bukan hanya kepada teman satu angkatan melainkan juga kepada kakak kelas ataupun adik kelas.

"Ehh kak Ardan!" jawabnya sambil melambai tangan kepada Ardan tanda ia menyapa balik seniornya itu.

"Loh kok cuman berdua aja, Laura kemana?" tanya Ardan sambil melihat sekitar mencari keberadaan Laura.

"Ohh Laura tadi ke toilet sebentar kak. Kakak mau jajan?" tanya Raya sambil membenahi kacamatanya.

"Ohh, iya Ray. Kalau gitu gua cabut duluan ya!"

"Iya Kak!" jawab Raya dan Bina bersamaan.

Ardan juga dekat dengan Bina. Mereka dekat pada saat Bina kelas 10 dan Ardan kelas 11. Pada saat Ardan mencari dompetnya yang hilang dan tidak sengaja Bina lah yang menemukan dompet itu.
Dari situlah mereka mulai dekat. Tidak ada yang tahu perasaan sayang akan tumbuh kepada keduanya.

Bel masuk sudah berbunyi, murid-murid segera bergegas dari kantin, toilet, ataupun taman untuk menuju ruang kelas. Bina, Laura, dan Raya juga bergegas dari kantin menuju ke kelas. Dengan sedikit bersendau gurau mereka melewati koridor sekolah untuk menuju ke ruang kelas.

Setelah sampai di kelas mereka duduk di temlat masing-masing. Tiba-tiba ada seseorang yang masuk kelas dengan raut muka bahagia.

"Sekarang..... JAM KOSONGGGG!!!!!!" suara itu terdengar seperti teriakan yang kemudian diikuti oleh suara riuh gaduh murid-murid karena senang sekarang tidak ada jam pelajaran.

"Tau dari mana lo sekarang jam kosong?" tiba-tiba ada yang menanyakan sumber berita itu. Dipastikan kalau berita jam kosong bukanlah hoax semata.

"Tadi bu Indri bilang kalau bu Widi lagi ada tugas diluar" terangnya dengan raut muka senang bukan main.

Kegaduhan makin bertambah setelah berita itu dipastikan bukan hoax semata. "Sssttttttt~" sang ketua kelas memberikan isyarat agar murid-murid tidak membuat kegaduhan dan membuat bapak atau ibu guru datang ke kelas ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 25, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Lost in the MazeWhere stories live. Discover now