Jake

5.2K 502 0
                                    

* Deandra POV *

Aku rasanya ingin menangis. Sial sekali nasibku ini. Bagaimana tidak? Aku pergi dari rumah karna Mom mengataiku 'Gadis tidak berguna', aku ini anaknya.

Cih. Tapi aku tidak peduli, aku bisa memulai hidupku sendiri. Di luar rumah.

Aku menunduk. Hari beranjak malam. Matahari sudah tergantikan oleh  bulan.

Tiba-tiba perkataan mom sore tadi terulang di benakku. Menyakitkan. Aku tidak pernah menyangka Mom akan berkata demikian.

Tak terasa air mata meleleh membanjiri pipiku. Aku memaki-maki diriku.

Aku melempar sebuah kaleng minuman di depanku. Aku benci hidupku.  Aku makin menangis kencang. Entahlah tiba-tiba dunia terasa sepi.

Memori masa kecilku terulang di benakku. Saat-saat Mom masih menyayangiku. Saat-saat  keluargaku berbahagia bersama Dad.

Tangisaku  semakin kencang. Aku tak dapat menahannya untuk tidak keluar.

"Hello nona" Ujar seseorang. Aku mengadah dengan mataku yang sembap.

"Kenapa menangis?" Pria itu bertanya. Aku melihatnya dengan pakaian Kaus hitam, ditambah vest denim yang sudah compang-camping, dan celana jeans. Ia memakai sepatu sneker hitam. Dan juga memakai beannie.

"Nothing" Ujarku mengalihkan pandangan.

"I'm Jake. And you?" Tanyanya.

"Deandra Emerald" Aku berkata datar.

"Apa kau tidak kedinginan disini? Ini sudah malam nona. Sebaiknya kau menginap di rumahku satu atau dua hari" Ujar Jake sopan.

Aku merasakan hal yang tidak enak. Tapi haruskah aku bermalam di rumah kosong ini?

"Ta- Tapi.." entahlah aku harus menerimanya atau tidak. "Tidak apa. Ini gratis." Ujar Jake.

Baiklah aku terima. Tapi entahlah aku merasa tidak enak. Aku hanya mengangguk.

Aku mengikuti Jake menaiki mobil Range Rover  hitam miliknya. Aku hanya terdiam. Mungkin dengan begini Zayn atau siapapun tidak akan menemukanku lagi.

*****

Mobil yang kutumpangi berhenti di sebuah rumah mewah. Cat bagian luar rumah ini berwarna putih tulang. Beberapa mobil terparkir tidak jauh.

"Silahkan turun Nona" Jake membukakan pintu untukku.

Aku turun menjinjing tasku. "Wait. Kau tidak perlu membawa tas berat ini. Biar aku yang membawanya" Jake mengambil alih tasku.

Jake berjalan di depanku. Aku melihat kesekeliling, benar-benar rumah yang mewah.

"Nah ini rumahku. Jason! Cepat siapkan satu kamar tamu" Jake berteriak sambil membuka pintu.

Dan seorang pria yang terlihat masih muda datang. Ia memakai pakaian resmi seorang pelayan. Pria yang bernama Jason itu membawa tasku ke lantai atas.

"Nanti Belle akan menunjukan kamarmu. Sementara ini kau duduk di ruang santai dulu, aku akan mengambilkan minum" Jake tersenyum manis.

Aku duduk di sofa yang berada disana. Tidak jauh dari ruangan ini ada sebuah Mini Bar dan dapur.

Mini bar itu penuh dengan botol-botol Sampanye, bir, elite wine dan banyak lainnya.

Jake datang membawa gelas minuman. Aku tidak tau apa itu. Tapi terlihat bukan seperti air mineral.

"Ini minum saja. Pikiranmu sedang kacau kan? Kujamin kau akan merasa lebih baik" Jake menyodorkan gelas itu.

Aku meminumnya. Rasanya aneh. Aku merasa sedikit pusing .

"Kau merasa pusing? " Jake kembali menuangkan air itu ke gelasku.

Aku terus meminum air itu. Kepalaku  terasa  sakit. Tapi aku merasa lebih baik.

*****

One Direction SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang