Sembilan

6.5K 872 74
                                    

Maaf lama banget nggak update karena aku harus mengurus PO cerita sebelah. Doakan mulai hari ini aku up-nya teratur ya, setiap hari atau dua hari sekali :)

Bacalah selagi masih on going karena setelah tamat akan segera dihapus.

Go follow my acount IG

Anhapertiwi94

Lapyou
Kangbasgor💕

Happy reading 

"Serendah itu-kah aku di matamu, Mr?"

                Abigael menatap layar laptopnya datar. Kalimat demi kalimat dari bibir Mika kembali terngiang, mendengung, mengentak indera pendengarannya kali ini. Entah kenapa ia merasa bersalah atas apa yang terjadi sehari yang lalu, ia benar-benar tak ada maksud untuk membuat Mika marah atau sedih. Ia tidak menyangka sepatu butut itu sangat berarti untuk Mika.

Sangat aneh memang, Mika lebih memilih mengais sampah-sampah berbau tidak sedap itu dari pada menerima sepatu baru darinya. Bahkan, Mika rela pergi ke tempat biasanya sampah-sampah itu dibakar. Andai saja Sean tahu, mungkin Abi akan kembali mendapatkan masalah baru.

"Cari di mana coba? Astaga, sepetu butut sialan!" Abi menghusap wajah gusar, ia benar-benar bingung harus berbuat apa untuk mendapatkah maaf dari Mika. Sebenarnya bukan kata maaf yang ia inginkan, Abi hanya mau di rumah ini ia tidak memiliki musuh atau ada orang yang sengaja menghindarinya ketika bertemu, cukup masa lalunya saja yang pergi dan menghindari dirinya sampai sekarang ini.

Abi berdiri, membuka kembali baju hangat yang dipakainya, pagi ini ia harus rela pergi ke tempat pembuangan akhir dan menemukan sepatu butut sialan yang sudah membuat hidupnya rusak itu. Dan seandainya ia tidak menemukannya ia harus rela mengemis maaf Mika atau membelikan gadis itu sepatu baru.

        

             Di sisi lain, Cia nampak sangat sibuk mengobati luka yang ada di wajah Sean, walaupun pria itu nampak sangat risih dengan semua perhatian yang Cia berikan. Namun, Cia tetap melakukannya.

"Ayolah, Cia. Lukaku sudah sembuh, jangan berlebihan," gerutu Sean. Sedangkan yang diajak berbicara masih saja sibuk menekan-nekan lebam di seluruh wajahnya. Cia sama sekali tidak berkata apapun, yang jelas gadis ini datang, membangunkan Sean dan langsung mengobati luka Sean.

"Cia, kau dengar apa kataku? Ini sudah sembuh dan segera-lah minggir, aku harus bekerja, Cia."

Cia menatap Sean, mengartikan biasa saja setiap kerlingan mata sahabat kecilnya ini. Tetapi, ia benar-benar tidak bisa, perasaan yang ia kira hanya sementara ini nyatanya tumbuh semakin dalam sampai detik ini. Ia mencintai lelaki yang sedang tidak mau menatapnya ini. Sean adalah hadiah yang ditinggalkan Kenan untuk menemani harinya sejak kecil. Namun, setelah besar laki-laki ini banyak berubah. Tidak secerewet waktu kecil, bahkan kehangatan mereka nyaris hilang.

"Iya," jawab Cia kemudian berdiri dan membereskan beberapa obat yang dibawanya, lalu selanjutnya pergi.

Sean menarik napas dan membuangnya kasar."Seperti anak kecil kau ini, apa-apa marah, apa-apa diam dan pergi?  Dasar kecebong!"

Cia berhenti melangkah beberapa meter dari jarak Sean. Kemudian Cia menatap lelaki itu tanpa berkata apapun, dan setelahnya ia kembali melangkah sampai gebrakan pintu kamar  membuatnya berhenti.

MIKAYLA√ (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang