Pertemuan

299 23 6
                                    

Setelah sampai di sebuah rumah bergaya klasik tepat di pinggiran kota yang tak terlalu ramai, ino pun memarkir mobilnya di pekarangan yang cukup luas dan mengamati pintu kayu yang terlihat antik sebelum akhirnya masuk kerumah berwarna abu-putih itu dengan kunci yang telah diberikan ayahnya. Rumah tampak bersih namun sepi. 'Yah namanya juga rumah yang jarang dipakai' pikir ino. Dia kemudian menuju ke kamarnya di lantai dua. Sebelumnya ino pernah sekali kerumah ini bersama ayahnya jadi ino tau letak ruangannya.

Saat ino membuka pintu kamar, ino terlonjak kaget melihat seorang pria berambut merah sedang berbaring di kasur nya. 'Bagaimana cara dia masuk kesini? Ah, apa dia orang sialan yang dijodohkan ayah untukku?' inner ino menggerutu. Sosok itu masih terdiam memunggungi ino. Ino berniat basa basi "a-anoo..." ucap ino ragu-ragu. Tiba-tiba saja sosok itu bangun berdiri dan menghadap ino. Ino membelalakkan matanya, terpesona lah dia akan sosok dihadapannya, yah walau mukanya agak sangar dengan kulitnya yang putih pucat, berambut merah, ada tato kanji 'ai' di dahinya, mata turqoise nya yang tajam dengan lingkaran mata tebal menghiasi nya. Ino berfikir bahwa cowok ini tampan dan seramnya menyatu.
Cowok itu berdehem membuat ino kembali ke planet kesadaran. Gadis pirang itu pun langsung menatap tajam cowok dihadapannya "jadi.. Kau calon suamiku??" ucapnya dengan ketus.
Cowok merah itu menaikkan sebeelah alisnya sebelum kemudia menatap ino dari atas sampai bawah yang membuat ino risih, seraya berkata "menurutmu? Ah, siapa namamu hime?" tuturnya dingin namun lembut.

To be continued

Cinta 2 Alam (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang