Siapa Dia Sebenarnya?

8 1 0
                                    

Langsung aja!
.
.
.
.
Happy Reading, dear!

"Aaaaaaaa"
Khloe menutup matanya dengan kedua tangannya.
"N-ngapain lo disini? P-pake baju lo!"
Bukannya menuruti perintah Khloe, Edward berniat untuk mengerjai Khloe, ia semakin mendekati Khloe. Khloe yang melihat gerak gerik Edward pun mengambil seribu langkah untuk menjauhi Edward.

"Hahahahaaaa" gelak tawa Edward pun pecah, karena melihat tingkah Khloe.

Bug

Sebuah bantal mengenai tepat diwajah tampan Edward.

"Cepat pakai baju!"
"B aja kali, ntar juga kamu bakalan liat semuanya"

Bug

Lagi-lagi sebuah bantal melayang mengenai wajah Edward.
Bukan bagaimana, tapi Khloe benar-benar risih melihat Edward hanya berbalut handuk sebatas perut hingga lulut saja. Dada bidang Edward yang pelukable, perut sixpacknya, rambut basahnya, itu benar-benar membuat Khloe salah fokus.

"Aku tau aku tampan!" Ucap Edward menghentikan lamunan Khloe.
"Yakk! Pake baju lo, gila lu ya, disuruh pake baju dari tadi, mata gue ternodai nih, ga suci lagi kan"
"Bilang aja seneng liat gue topless kek gini. Tuh sampe air liur mau jatuh!"

Bug

Bukan lagi bantal, melainkan guling lah yang kali ini dilemparkan Khloe.

"Ga kasian sm wajah tampanku ini? Masak dilemparin mulu"
"Cepet pake baju, risih gue, dan satu lagi, lu mandi kamar mandi luar bisa kan, kenapa mandi di kamar gue?"
"Ya gimana mau ganti baju, orang baju aku masih di mobil"
"Dasar orang nyusahin, gue ambilin, mana kuncinya?"

Khloe kembali ke Apartemennya dengan membawa sebuah koper besar, ia sendiri pun heran, kenapa Edward membawa koper sebesar ini.

"Nih! " ucap khloe
"Makasih sayang"
"Itu koper isi nya apa aja, buset dah berat banget!"
"Baju" jawab Edward singkat
"Hah?"
"Iya semua baju aku, aku tinggal disini sama kamu mulai sekarang"
"Ga, ga bisa, kamu tinggal aja di rumah mommy. Aku gamau" "ga ada penolakan sayang, mommy kamu aja udah ngijinin aku"
"Pokonya aku gamau, mana mungkin aku tinggal satu atap sama cowo yang ga aku kenal, gak!" ucap Khloe
"Kita itu mau nikah sayang, jadi gapapa, aku juga gabakaln ngapa-ngapain kamu kok, janji deh"
"Pokoknya aku tetep ga mau, kamu Cari aja apartemen yang lain."
"Ta...
"TITIK" Sambung Khloe

Edward pun mengambil kopernya dan memakai baju, tentu saja baju kantor, karena ia hari ini akan mengurusi perpindahan jabatannya di Achilles group cabang New York.
.
.
.
Setelah berkutat dengan pengurusan jabatannya di Achilles group, kini dia resmi menjadi CEO di perusahaan Achilles Group cabang NewYork, sedangkan perusahaan Achilles di London, sekarang di handle oleh ayahnya, John Achilles.
Bukannya dia juga dosen? Ya, tentu saja, tapi ingat, dia hanya dosen pengganti Mr. Berg. Selama Mr. Berg belum kembali, Edward lah yang menggangginya. Bagaimana bisa dia tiba-tiba jadi dosen? Ya itu karena Mr. Berg adalah paman Edward, ia mau menggantikan pamannya itu lantaran ayahnya memberitahukan bahwasanya, calon istrinya, Khloe, kuliah disana. Edward berpikir itu kesempatan yang Bagus buat dirinya.
.
.
.
.
"Selamat pagi semuanya!" seru Edward pada semuanya
"Siang pak" balas seisi kelas
"Oh maaf," "baiklah kita lanjutkan materi yang kemarin, buka buku kalian!" sambung Edward
"Huh"
"Ada masalah nona Jonhson?" tanya Esward pada Khloe
"Ehhh, tidak pak! Maaf"

"Saya rasa cukup untuk hari ini, jangan lupa untuk mengerjakan tugas dari saya, jika tidak kalian akan mendapatkan hadiah, hadiah sebuah hukuman!" Edward menutup mata kuliahnya hari ini.

Semua sudah berhambur keluar kelas, tidak dengan Khloe, ia masih asik berkutat dengan ponselnya, ketawa ketiwi. Edward yang melihatnya pun dibuat penasaran.

"Key, kamu ga pulang?" tanya Edward
"Key" lagi-lagi edward memanggil nama sang empunya, tapi tetap tak ada sahutan. Edward melihat adanya earphone yang terpasang di telinga Khloe. Ia melangkah kearah Khloe dan melepaskan earphone tersebut.
"Apa-apaan sih" Khloe bersungut-sungut lantaran ia yang tengah asik menonton video parody di youtube terusik.
"Apa?" tanya Khloe lagi.
"Ga pulang? Udah pada pulang tuh temen-temen mu"
Khloe melihat ke kanan kiri, benar saja, semuanya sudah pada keluar, kecuali dirinya dan Edward.

"Pulang bareng aku!" ucap Edward
"Gak!"
"Key, please!"
"Gue mau naik taksi"
"Key, kali ini aja, kumohon!"
"Terserahlah" Khloe akhirnya mau pulang dengan Edward, terpaksa. Catat itu.
.
.
.
.

Hening

Tak ada percakap diantara mereka. Hanya ada suara televisi.
"Key" Edward membuka suara
"Hm"
"Bisa ga kamu coba buat nerima perjodohan ini?"
"Ga bisa" jawab Khloe singkat.
"Key, liat aku!" Edward merubah posisinya berhadapan dengan Khloe
"Key"
"Apaan sih lo! Gue udah ngijin lo tinggal di apartmen gue ya, jadi gausah banyak omong deh!"
"Key, aku tinggal disini tuh biar kamu perlahan bisa buka hati kamu buat aku Key!"
"Aku bilang ga bisa ya ga bisa" jawaban Khloe pun masih sama. Tidak dan tidak. Khloe benar-benar belom siap jika harus menikah, dan lagi, dia belum begitu mengenal Edward.
"Key, liat aku key!" Edward menghadapkan wajah Khloe untuk menatapnya. Matanya menatap tepat di mata Khloe.
"Beri aku kesempatan key, kalo kamu gini terus gimana kamu bisa mengenaliku lebih?" Edward memegang pipi Khloe dengan kedua tangannya, sedang lawan bicaranya tak mengeluarkan sepatah kata pun.

Khloe pov.
Mata birunya. Hidungnya. Bibirnya. Benar-benar membuat ku gila. Dari jarak sedekat ini ketampanannya begitu jelas. Jujur aku menyukai ketampanan nya, ya aku ga munafik, sebagai seorang wanita, siapapun itu, jika melihatnya pasti mengakui ketampanan seorang Edward. Tapi tetap saja, Aku masih belum bisa menerima nya sebagai calon suami-ku. Aku masih ingin bersenang-senang dengan teman-teman ku, menikmati masa mudaku.
Ku tersadar dari lamunanku, reflek Aku langsung mendorong tubuh Edward agar menjauh.
"Key" ucapnya
Aku tak berniat untuk menjawabnya, kulangkahkan kakiku menuju kamarku.
"Key!" teriaknya
Ku tak peduli lagi, kulanjutkan langkah kaki ku. Dan disinilah aku sekarang, di balkon kamar. Ku sedang memikirkan semuanya, ya pernikahan, bagaimana kehidupan ku jika menyetujuinya perjodohan ini, bagaimana jika aku menolaknya. Tapi jika aku menolaknya, mommy dan daddy pasti kecewa. Terlebih om John, aku tak mau mengecewakan mereka semua, tapi... Ah sudahlah.

Tanpa sadar, aku sudah tertidur di sofa balkon.
Aku merasa seseorang tengah mengendong ku ala bridal style, ku yakin ini pasti Edward.
Edward menurunkan ku di kasur Queen size ku dengan pelan, mungkin ia tak mau membangunkan tidurku. Tapi aku sudah bangun, tentu saja Edward tak tau itu, karena aku masih memejamkan mata ku, pura-pura tidur.

"Key, kenapa kamu keras kepala sih? Kenapa kamu ga mau dengan perjodohan ini?" Edward berucap sembari menyelipkan anak rambut ditelingaku.
"Apa kamu ga mau nikah sama aku? Apa kamu udah lupa sama aku?"







Tbc











Yeayyy gue update nih, maapkeun kalo ada typo dan tanda baca salah, ini ga aku revisi sama sekali, jadi harap dimaklumi, hehe 😁
Btw, kalo dapet 10 bintang (vote) gue next nih, dan masih seperti part sebelumnya, kalo dapet 100 bintang gue bakal update tiap hari, ehh ngarep banget ya, haha 😂😂😂 pokonya thankyou yang udah menyempatkan mampir di lapak aku -Author

Ig : rizkikyy

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang