🍀🍃

33 4 0
                                    

    Penerbanga  dari indonesia ke seoul cukup memakan waktuku yg berharga ini. Aku berangkat dari bandara soekarno sekitar pukul 9 pagi tadi dan aku baru sampai di bandara incheon pukul lima sore. Aku sendiri sebenarnya malas menunggu lama2 di bandara karena pesawat mengalami delayed yg cukup lama dengan alasan harus mengisi aftur dulu. Aku paling benci penerbangan molor, walaupun sebenarnya aku sangat2 mengerti, kalau burung baja itu tidak akan bisa terbang tanpa meminum Aftur sampai perutnya terisi penuh.
  
       "Hyun mun-ah! Kim hyun mun!" Panggil seseorang yg setengah berlari menghampiriku dengan dua buku paspor di tangan kirinya sedangkan tangannya yg lain menenteng sebuah koper.

         Aku tidak sendiri. Aku bersama dengan kedua temanku, sebut saja dia itu saudaraku. Kegemaran kami hampir sama dan juga sama2 penggila berat korea selatan, tidak peduli drama dan lagunya sehingga kami sering dipanggil Seoul Craze oleh teman2 SMK kami. Kim raebin, seorang gadis manis yg telah bersahabat denganku selama hampir 10 tahun. Dia berambut ikal sebahu sedangkan aku berambut lurus sepunggung.

         Yg satunya lagi Nadya nahda,  seorang gadis cantik, tubuhnya kurus lebih kurus dari raebin tingginya sama seperti tinggiku.dia termasuk tipe gadis yg humoris tapi, kadang2 ia juga menjadi sangat pendiam kalau tiba2 sedang teringat pada ibu nya.

       Aku menoleh kearah sumber suara, "kau menemukannya?" Tanyaku pada raebin.

       "Ne! Aku menemukan paspormu diatas meja imigrasi. Sepertinya, kau sudah meninggalkan paspormu disana." Ujar raebin. Ia mengembalikan buku kecil disampul dengan pasport cover louis vuittan berwarna coklat sama seperti miliknya.

       Aku mengecek nama yg tertera di paspor itu. Kim hyun mun. "Gumawo, raebin-ah." Ucapku setelah menyimpan pasporku di dalam tas tentengku "Dimana nadya??" Tanyaku lagi

        "Dia pergi ke toilet sebentar" jawab raebin seadanya. "Saudaramu sudah menjemput kita?"

         Aku menggeleng, "ari orangnya suka ngaret.kau mengertikan, maksudku?"

        "Ari akan terlambat menjemput kita sebelum dia menelepon." sahut ku kepada raebin

         "Gwonli han beon!(benar sekali)" Jawab raebin sesaat sebelum ponselku menjerit-jerit di dalam tas. Ari menelepon. Pasti dia sekarang sudah datang.

           nadya yg sudah kembali dari toilet, ikut berjalan bersama ke arah pintu keluar  sambil menggeret kopor merahnya. Ini pertama kali kami pergi ke seoul.

         "Ari!" Panggilku pada seorang pria. Aku menggeret koporku dan memasukkannya ke dalam bagasi belakang mobil sedannya.

         "Sudah lama menunggu?" Tanya ari sambil membantu memasukkan kopor raebin ke dalam bagasi.

          "Hampir setengah jam," ucapku jujur. " Tapi kali ini kau kumaafkan. Karena dalam waktu setengah jam itu,aku juga mencari2 pasporku yg hilang."

          "Hilang?" ucap ari lagi.

          "Raebin menemukannya di meja imigrasi. Aku meninggalkannya disana seusai peneriksaan." Jelasku

          Ari menjitak kepalaku pelan, "selalu ceroboh."

          Aku menjulurkan lidahku tidak peduli. Kemudian aku membuka pintu mobil dan duduk disamping kursi kemudi. It's time to go,ari! Jeritku dalam hati.

          Here I am. Welcome to seoul.

  ***

Maafin mimin yahh kalo cerita nya nggak ngalur, wajar lah baru pemula😊
Mohon voment nya yahhhh☺

Jadilah pembaca yg setia😊

Seoul MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang