BAPER#03

35.2K 1K 7
                                    

Karena seorang sahabat jauh lebih berharga

***

Tok Tok Tok...

Adel beranjak dari atas kasur menuju pintu apartemen. Mengenakan kaos putih pendek besertakan celana jeans pendek. Dibukanya handle pintu.

"Haii..." sapa kegita sahabatnya serempak.

"Ayo masuk" Adel mempersilahkan mereka agar masuk.

"Apartemen loh masih sama kaya waktu kita kenal dulu" ucap Fifi.

Adel menutup pintunya pelan. Membalikkan tubuhnya menghadap sahabatnya. Meletakkan barang barang mereka ke tempat yang biasa mereka simpan.

"Kita nonton yuk!" ujar Rain tiduran diatas tempat tidur Adel.

Diikuti Fifi berada di sampingnya mengambil alih remote tv ditangan Rain.

Adel dan Dira duduk di tepi kasur. Menatap dua sahabatnya yang cukup menarik perhatiannya.

Rain dan Fifi berebut remote tv, dapat jitakan cukup keras dari Adel. Sedangkan Dira tertawa kecil akan tingkah ketiganya. Mereka tertawa bersama sama. Rain, Fifi, dan Dira pastinya sangat merindukan saat saat dimana sifat dingin dan datar Adel tidak ada. Semuanya blak blakan seperti dulu.

Sinar matahari masuk menerobos ke wajah cantik Rain, Adel, Fifi dan Dira. Semuanya tertidur pulas, hari pekan di habiskan untuk bersama seperti ini.

"Fi, Adel mana?" tanya Dira. Fifi mengerang mengubah posisinya disamping Rain memeluknya erat. Tanpa tolakkan dari Rain tentunya.

Dira mengucek ngucek matanya, menguap seraya mengumpulkan nyawanya. Berjalan ke kamar mandi, matanya tertuju sama seseorang. Adel!

"Del.."  ucap Dira menepuk bahu Adel. Adel membalikkan tubuh langsingnya.

"Iya"

"Kamu kok ga bangunin aku. Biar akunya bantu bantu" ujar Dira pelan.

"Ya usah. Gue udah biasa, lagian ga enak juga harus bangunin kalian" sahut Adel kembali pada posisi semula. Tangannya mengiris bawang merah. Seketika air matanya menginginkan untuk terjun ke kedua pipi mulus Adel.

"Kamu kok nangis Del? Aku ada salah ya? Maaf ya ..." ucap Dira polos.

"Gue nangis bukan karena loh dodol. Ini karena bawang merah yang gue iris. Perih tau.." Adel mengusap usap matanya agar tidak perih. Namun, Dira tertawa kecil akibat tingkahnya barusan.

Meja makan apartemen Adel sudah terpenuhi oleh berbagai macam makanan. Dira bergegas membangunkan Rain dan Fifi. Sedangkan Adel tengah berganti pakaian dalam kamar mandi.

Semuanya makan dengan lahap. Sampai sampai bisa terbilang tak tersisa sama sekali.

"Gilaa...!! Masakkan loh enak bangett. Sampe kenyang nih perut.." heboh Fifi sembari menepuk nepuk perutnya yang buncit kekenyangan.

"Biasa aja oncom! Ga usah heboh gitu" celetuk Rain. Jitakan keras terasa pada kepala Fifi membuat sang empu meringis kesakitan.

"Gimana kalo kita joging ?" tanya Dira.

"Gue sih yes" balas Rain.

"Loh kira? Ajang pencarian bakat?" sahut Fifi.

"Ajang pencarian jodoh" timpal Rain. "Pengumuman pengumuman siapa yang mau bantu tolong aku.. Kasihani aku tolong carikan diriku kekasih hatiku siapa yang mau" lanjutnya menyanyi nyanyi tidak jelas.

"Kalo kamu Del..?" tanya Dira.

Adel mengangguk.

"Loh kalo mau nyanyi jangan disini mba. Suara loh masih kaya suara kaleng rombeng" celoteh Fifi.

BAPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang