Zea baru saja sampai di kelasnya, hari ini terpakasa ia harus berangkat ke sekolah lebih cepat dan juga harus membawa bekal. Ini semua dikarenakan motornya yang tak mau hidup sejak kemarin malam dan Ibra orang yang paling di harapkannya untuk memberi tumpangan ke sekolah malah berkata tidak bisa karena ada urusan penting. Maka dari itu pagi ini Zea berangkat menggunakan ojek online.
"Loh Ze? Lo udah dateng duluan? Terus yang gue liat diparkiran bareng Ibra tadi siapa coba?" Ucap Zamira baru datang.
"Hah Ibra berangkat ke sekolah sama cewek?" Tanya Zea.
"Iya Ze, gue pikir itu lo, mirip banget sama lo pokoknya tasnya juga warna biru kaya lo," jelas Zamira.
"Wah kurang ajar tu anak, gue kemarin minta nebeng ke sekolah dia bilang gak bisa karena ada urusan penting, taunya urusan cewek,"
"Yaudah sih Ze, lo juga bukan siapa-siapanya kenapa marah gitu?" ucap Zamira.
"Au ah kezel gue sama semua orang,"
"Dih kocak ni anak," ledek Zamira menuju tempat duduknya.
Jam istirahat ini, Zea memutuskan untuk tetap di kelas daripada menghabiskan sisa uang jajannya untuk berjaga-jaga jika nanti tak tau harus pulang dengan apa. Ia mengeluarkan bekal nasi goreng yang dibawanya.
Baru saja ingin menyuapkan nasi ke dalam mulutnya, Zea terkejut karena tiba-tiba seseorang mendorong mejanya yang mengakibatkan bekal yang Zea bawa berhamburan dilantai.
Sontak Zea menengadah menatap siapa yang merusak acara makannya.
Ia melihat makhluk yang paling merusak moodnya sejak pagi sedang memperlihatkan gigi rapinya dengan kedua tangannya membentuk v yang menambah kemarahan Zea."Lo gak bisa lihat gue tenang bentar aja?!" Amuk Zea.
"Ze tapi sumpah gue gak sengaja kesandung. Gue gak sengaja Ze beneran," ucap Ibra.
"Gak sengaja gak sengaja gigi lo! Terus gue mau makan apa hah?"
"Kok lo marah banget sih? Pms ya lo?" Tanya Ibra.
"Ya iyalah marah bego, gue rela-rela bawa bekal biar gak jajan disekolah buat ongkos gojek gue, dan lo seenaknya aja dorong-dorong meja gue." Ucap Zea.
"Maafin gue deh, yaudah nanti lo pulang bareng gue aja, sekarang lo tunggu sini, gue mau ke kelas ambil uang dulu," Ibra berbalik menuju pintu.
"Woi tunggu dulu! Mending lo bersihin ini sekarang, gue langsung ke kantin jajan pake uang gue dulu, tapi nanti lo ganti tu uang gue," ucap Zea melangkah meninggalkan Ibra tanpa persetujuan. Karena ia yakin Ibra tidak akan mau membersihkannya. Ibra pikir bisa rusak imagenya cowok ganteng keren kece kaya dia masa jadi babu.
"Ze..tapi.," Ibra melihat ke sekelilingnya, puluhan mata menatapnya seperti akan membunuhnya juga saat ini, "iya-iya gue bersihin kok ini," ucap Ibra kesal.
****
Ibra: ze nanti lo pulangnya bareng brandon ya, gua ga bisa nganter lo ada urusan penting.
25 menit yang lalu Zea menerima pesan dari Ibra. Brandon teman sekelas Ibra cowok yang agak gila menurut Zea. Sekarang ia mulai takut karena brandon tak kunjung terlihat, ditambah uang jajannya yang sudah raib karena ia gunakan tadi. Ia menyesal percaya kepada Ibra.
Zea mengedarkan pandangannya ke seluruh arah, ia benar-benar bingung harus pulang bagaimana.
Ia mulai melangkahkan kakinya keluar sekolah mulai berjalan mengangsur jalan pulang. Sudah setengah jalan menuju rumahnya terdengar suara motor yang mengirinya dari belakang.
"Woi Ze, astaga gue nyari-nyari lo ke satu sekolahan taunya lo enak-enakan jalan santai gini," ucap Brandon dari motornya.
"Santai gigi lo, panas terik gini gue santai lo bilang, gue tu nunggu lo daritadi," balas Zea.
"Astaga Ze, lo nunggu dimana? Gue nyari ke satu sekolahan sampe rumah tetangga dekat sekolah juga gue cariin, untung aja nemu kalo gak bisa mati gue dirawa-rawa dibunuh Ibra."
Zea langsung naik ke motor Brandon, "Udah cepetan anterin gue, eh tapi cari makan dulu ya, laper abis jalan jauh,"
"Alah lebay lo baru juga jalan dikit," Brandon melajukan motornya dengan kecepatan sedang mengarah ke pedagang sate kaki lima.
Mereka menikmati makanannya sambil berbicara santai.
"Ze menurut lo gue itu ganteng gak sih?" Tanya Brandon santai.
"Dih, gak punya kaca lo?" Jawab Zea.
"Emang jelek ya? Sampe gue di selingkuhin pacar gue sendiri," curhat Brandon.
Zea melihat perubahan raut wajah Brandon, "gue rasa bukan karena itu, kayaknya karena lo gila,"
"Sialan, gue kece baik kayak gini dibilang gila,"
"Eh tapi lo seriusan diselingkuhin? Gue pikir malah lo yang selingkuhin cewek," ucap Zea sambil mengunyah makanannya.
"Gini-gini A'a kalo udah sayang ga pernah main main neng A'a tu penyayang, neng mau A'a sayangi juga?" Goda Brandon.
Zea menampakkan raut seakan-akan mau muntah, "dih najisun sekali anda ini,"
"Iya iya tau di hati lo udah ada Ibra"
"Gue sama Ibra tu cuma sahabatan, gak lebih kenapa sih semua orang cengcengin gue sama Ibra terus?" Tanya Zea
"Terserah kalian ajalah asalkan kalian bahagia, udah ayok pulang,"
"Bayarin ya Bran, gue gak ada uang hehe," ucap Zea nyengir.
"Harusnya tu lo yang bayarin gue karna lo yang ngajak makan, tapi karena A'a ganteng hayuk lah."
Di halaman rumah Zea terparkir sebuah motor yang tidak asing milik Ibra, Zea menghampiri Ibra yang tengah duduk diatas motornya diiringi Brandon.
"Darimana aja sih kalian? gue cuma nyuruh lo nganter ya Bran, gak pake mampir-mampir," seru Ibra
"ngedate bentar sama Zea gakpapa kali Bra, Zea asik orangnya ya kan Ze?" Goda Brandon.
"Makasih ya Bran lo emang terbaik, besok gue nebeng lagi ya ke sekolah motor gue masih di bengkel soalnya," tanya Zea ke Brandon.
"Sama gue aja Ze, jangan sama dia nanti lo rabies dia kan gila," sambar Ibra.
"Hayuklah Ze, besok gue jemput," jawab Brandon tak mempedulikan Ibra "gue balik dulu Ze, dahh."
"Hati-hati!" Seru Zea kemudian masuk kedalam rumah.
Ibra yang diacuhkan pun hanya bisa menonton drama recehan kedua manusia tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zebra
Teen FictionSemoga saja kau mengerti, bawasannya aku menginginkanmu sejak jauh hari.