Jangan nyontek ya
Pernah aku post di WorpressbkuCiiiittttttt….. gesekan ban Mobil dengan aslap dapat terdengar dengan jelas di parker Mobil sekolah menangah atas, salah satu sekolah terelit dan terbagus di Seoul Shinwa. Termasuk sekolah yayasan yang diberdirikan oleh Shinwa Grup dimana dari generasi kegenerasi Shinwa Grup bukan meredup malah bersinar terlalu terang. Tidak ada yang melarang Siswa ini untuk mengunakan Mobilnya sendiri bahkan walau dahulu ia tidak memiliki Surat ijin mengemudi. Saat ini namja yang mengendarai Mobil tersebut berada di tahun terakhir di sekolah, maka dari itu para wanita yang sekolah disana memanfaatkan untuk meliat Namja tersebut, anak Chaebol yang siapapun tidak bisa membayangkan berada di sisihnya, walau yeoja yeoja itu kerap berharap menarik perhatian Namja itu.
“astaga.. kenapa setiap aku melihatnya aku tidak pernah berhenti untuk berpikir dia tampan, bahkan setiap hari aku menikmati wajahnya itu” keluh seorang berbicara pada temanya disampingnya
“yah, Minho oppa sungguh luar biasa”
“aku berharap sebelum ia lulus dari sekolahan ini aku bisa menjadi salah satu Yeojanya” seorang berkhawal
“jangankan kau akupun mau” beberapa Yeoja sibuk dengan gossip yang mereka inginkan dan selalu mengkhayal jika sudah membicarakan sosok namja dengan penuh pesona itu
Minho namja itu keluar dari mobil sport itu dengan wajah angkuhnya dan tentu saja tatapan dingin, tanganya ia masukan kedalam sakunya dan Tas tergantung di bahunya, seperti layaknya Model yang memamerkan pakaian dan barang bermerek yang ia gunakan. Pandangan para wanita tidak luput dari sosok namja itu, tidak hanya berbisik bisik merekapun seperti lebah yang berkumpul menikmati makanan bersama.
Dari arah pintu penumpang terbuka, membuat heran seisi sekolahan, Minho memang terkenal Play boy tapi untuk menjemput pacarnya itu sangat tidak pernah, bahkan banyak yang mengatakan Minho tidak akan membawa Wanita atau kekasihnya untuk berkencan mengendarai Mobilnya, ia akan menyuruh Chingunya untuk menjemput pacar pacarnya, sedangkan dia lebih menyukai sendiri didalam mobilnya.
“Nugu?”
“bukankah Minho oppa tidak suka pacarnya menaiku Mobilnya, kenapa yeoja itu lancing sekali” tatapan para Yeoja menatap Yeoja yang keluar dari mobil Minho dengan tatapan tidak sukanya, mereka seolah seperti singa kelaparan menatap yeoja itu, yang keluar dengan elegan dna tentunya cantik, para namja yang tadinya hanya iri melihat Minho beralih dengan tatapan cinta serta memuja mereka melihat Yeoja yang Minho bawa pagi ini
“bukankah Minho oppa berpacaran dengan Hyon ah minggu ini?”
“seolma, mereka putu?”
“bagus, tapi aku benar benar tidak menyukai Yeoja itu” beberapa Yeoja membicarakan ketidak sukaanya pada Yeoja yang Minho bawa itu
Seolah Tuli Minho tidak pernah mendengarkan cibiran para Yeoja yeoja berisik itu, ia malah beralih mengambil Tas yeoja itu dan membawanya di bahu bersamaan dengan tasnya sedangkan tangan satu lagi merangkul Yeoja itu, Yeoja itu tersenyum sambil menunduk berniat menyapa teman teman barunya atau sumbaenya
“Palli kajja, kita harus laporan dulu dengan kepala sekolah” tegur Minho mengingatkan Yeoja yang berjalan bersamanya itu
Bagaikan padangan Pangeran dan Putri seolah mereka tidak memiliki halangan untuk berjalan, para siswa dan siswi membuka jalan mereka berdua tampadi komando, saling menikmati kedua anak adam yang terlahir begitu sempurna ini. Dari arah berlawanan terlihat seorang Yeoja menghampiri keduanya dengan mata berkaca kaca serta menahan kesal
“OPPAA” teriaknya, Minho memutarkan bola matanya
“bikyo” satu kata melontar dari bibir manis Minho dan itu dapat menyakiti perasaan Yeoja yang saat ini menatap Minho
“Oppa, kenapa kau memutuskanku, apa salahku”
“aku bosan, minggir” jawab singkat Minho dan berlalu meninggalkan Yeoja itu dengan tangisnya
“yak Oppa, kau sudah apakan yeoja itu, jahat sekali” Yeoja yang bersama Minho tadi menyikut Minho sambil terkekeh melihat Minho memperlakukan korbanya
“anak kecil tidak perlu tahu” sahut Minho sambil mengejek Yeoja itu dan mengacak rambutnya
“Yak.. aku sudah sekolah menengah atas sekarang, jangan menyebutku anak kecil terus” perotes Yeoja itu
“euhh.. jongmall” Minho semakin meledek
“Oppaaa”
“arraso arraso” keduanya kembali berjalan menuju ruang apartemenya, Yeoja itu park Jiyeon, tetangga Minho, yeoja yang seperti keluarga, adik bahkan kekasih, Yeoja yang sangat tahu Minho luar dan dalam dan hanya Yeoja yang diperlakukan Minho dengan baik dan manis, satu satunya Yeoja yang bisa membuat mood Minho membaik. Jiyeon berada di tingkat pertama di Shinwa High scool ini, ia mendapatkan dispensasi untuk tidak mengikuti orientasi masuk sekolah, karena yah Minho yang memintaknya, mereka lebih memilih Liburan ke Hawai dan itu tidak masalah untuk ukuran Minho yang memang anak dari pemilik Shinwa Grup ini.
-o0o-
X-2…
Ruangan mendadak menjadi heboh karena kedatangan Siswi Baru yang pagi ini menjadi Heboh.
“ayo perkenalkan dirimu” Songsaenim memintak Jiyeon mengenalkan dirinya
“Annyeonghaseo Chinguedul, naneun Park Jiyeon, pangil saja Jiyeon, senang bisa menjadi teman kalian” sambut JIyeon dan kehebohan terjadi di sana terlebih teriakan para namja dan beberapa pertanyuaan di lontarkan oleh mereka dari bertanya pacar, No telvon, bahkan tempat tinggal. Mereka sangat antusias dengan kedatangan Jiyeon namun para yeoja banyak yang menatapnya tidak suka, walau tidak semuanya
“Jiyeon tidak mengikuti penerimaan siswa baru, dan baru bisa datang saat mata pelajaran dimulai, jadi Ssem harap kalian mau berteman denganya”
“Nee SSem” semangat para namja menjawab
“Duduklah” Ssem memintak Jiyeon duduk di bangku yang kosong ditengah tengah kelas, Jiyeon membungkuk kekiri dan kekanan untuk menyapa teman teman barunya, Jiyeon memang sangat ramah berbanding terbalik dengan Minho yang angkuh dan tentunya malas berbicara
“Hai” sapa seorang namja di sebalah Jiyeon,
“hai” Jiyeon balas menyapa ‘dia terlihat lebih cantik jika menjadi namja’ gumam Jiyeon dalam hati
“Sungjong imnidah” Namja itu menyapa Jiyeon dengan gaya cantik menurut Jiyeon karena jari jarinya mengaitkan rambutnya ke daun telinganya
“eohh, Park Jiyeon” Jiyeon mengulurkan tanganya untuk menyalami Sungjong
“Neomu yepuda” Sungjong terang terangan muji Jiyeon membuat namja namja yang duduk jauh dair Jiyeon iri dengan namja itu “tapi aku tidak menyukaimu, kau bukan style ku” celetuk Sungjong membuat JIyeon tertawa
“hai” sapa seorang yeoja di sebelah kiri Jiyeon
“Hai”
“Lee Ji eun “ Jiyeon menyambut uluran tangan Ji eun
“senang berkenalan denganmu”
“nado” Ji eun Nampak terpesona dengan Jiyeon yang ramah
Pelajaran di mulai walau ada beberapa Namja menggangu Jiyeon dengan melemparnya kertas kecil untuk menarik perhatian adapula yang memandang Jiyeon penuh dengan pujaan. Bel tanda istirahat membuat semua Siswa antusias dan tampa memerdulikan Ssem yang berpamitan mereka langsung berlari mengumpuli Jiyeon dan bertanya macam macam
“Hai, aku Chungji” sapa seorang namja tampan dengan kepala kecil
“aku gongchan, kau tinggal dimana?
“aku Hongbin, pulang sekolah aku antar pulang ne”
“denganku saja,” kali ini yeong jae berucap, seolah mereka hanya mempunyai seorang wanita disana, membuat keributan
Dari belakang kumpulan seorang menepuk bahu namja yang ikut menggoda Jiyeon itu, Namja yang bernama Yong in itu terdiam saat mendapatkan tatapan dingin dari seorang yang menepuk punggungnya, dan Yong in menepuk punggung teman temanya yang bisa ia gapai
“Choi Minho” ucap Young In membuat temanya ikut menyingkir
“Oppa” senang jiyeon melihat Minho menghampirinya di kelas hal yang tidak pernah Minho lakukan bersama pacar pacarnya kecuali ia ingin. Jiyeon menghampiri Minho dan melingkarkan tanganya di lengan Minho berjalan bersama meinggalkan Kelasnya. “Oppa menunggu lama?”
“tidak, setelah sem keluar aku baru tiba bersama mereka” sahut Minho dan menunjuk teman temanya
“Babby…” seorang melambai pada Jiyeon
“Annyeong oppaaa” senang Jiyeon dan beralih melingkarkan tanganya pada Namja teman Minho bernama Key itu,
“Babby,, lama tidak melihatmu, aku merindukanmuu” keluh Key
“nado oppaa”
“yak,, kau liburan ke hawait tidak mengajak kami” kali ini Mir yang protes
“Minho oppa bilang kalian tidak mau ikut”
“anioo, tentu saja kami mau”
“kalian bisa membuatku Miskin jika ikut” protes Minho menanggapi teman temanya
“eiii,, dasar pelit” cibir Jiwon
“Kau ingin makan apa Babby?” Tanya Key
“Hmmm,, oppa menu makanan yang enak disini apa?” Tanya Jiyeon pada Minho
“apapun kau makan bukan Dino?”
“Yak Oppaa” Jiyeon memukul lengan Minho kesal, Minho hanya tertawa menanggapi Jiyeon ia merangkul Jiyeon
“kalian pesankan makanan aku dan Jiyeon akan menunggu di meja”
“Ok” teman teman Minho berjalan meninggalkan mereka menuju tempat makan yang menyediakan apapun di kantin sekolahan itu.
Jiyeon tidak tahu rupanya, jika saat sekolah menengah atas itu lebih menakutkan daripada neraka, buleh saja dahulu dia di sekolah menengah pertama ia bisa leluasa ini dan itu walau ada beberapa Yeoja yang benci denganya, namun saat memasuki SMA itu akan berubah jika banyak orang yang tidak menyukaimu bisa saja akan menjadi kasus bullying, mereka para yeoja menatap tidak suka Jiyeon mereka sudah mencap Jiyeon sebagai yeoja kecentilan, belum ada sehari Jiyeon sekolah disana, bahkan bisa dikitung beberapa jam saja, namun sebutan itu melekat di diri Jiyeon, itu karena Jiyeon yang menempel seperti prangko pada Minho bahkan terkesan sangat intim
“Abeonim dan eommonim masih diluar negri?” Tanya Minho
“hmm, eomma dan appa mencek butik disana sekalian melihat Hyojong oppa”
“eomma dan appaku hari ini ke China untuk perjalanan Bisnis, kau diapartemenku saja, oppa tidak pulang kerumah “
“hmm, eommonim sudah bilang padaku, ia bilang aku diruruh mengikuti Oppa” Minho tersenyum sambil mencubit gemas pipi Jiyeon
“anak pintar”
“Jiyeooonn,, makanan datanggg” Key berteriak riang, Jiyeon yang melihat menumakanya langsung bangkit dan menghampiri Key mengambil alih makanannya dan duduk di samping Minho
“air mineral Babbyyy” Mir meletakan minuman di atas meja Jiyeon
“banana milk” Myungsoo ikut meletakan diatas meja Jiyeon dan duduk di sebelah Jiyeon
“oppa,”
“hmm”
“kau dapat salam” Jiyeon membisikan sesuatu di telinga Myungsoo
“jongmal”
“eohh,, gommawooo” Myungsoo mengelus rambut Jiyeon sayang
“apa yang kalian rahasiakan?” tegur Minho, Jiyeon berbisik ditelinga Minho “MHoooo” Kaget Minho
“wae?” Myungsoo tidak suka sepupunya itu menatapnya aneh
“jongmalyoo?” Tanya Minho
“apa apa?” teman teman mereka Nampak penasaran
“Kim Suho berkencan” celetuk Minho membuat Suho menatap Minho ‘APA’
“aniaa.. aku tidak berkencan”
“Yak dengan siapa kau berkencan” teman teman Minho bertanya pada Suho Heboh, pasalnya dari genk mereka Suho yang tidak pernah sama sekali pacaran
“anioo, Yak Choi Minho, jangan macam macam aku tidak pacaran” protes Suho
“Yak mengaku saja” teman teman Minho nampaknya tidak percaya dengan Suho, mereka lebih memilih memercayai Minho daripada Suho
Terjadilah bercandaan disana, mereka tertawa lepas.
-o0o-
Jiyeon merentangkan tanganya sambil menguap, ia baru bangun tidur dan menuju kulkas di apartemen Minho, setelah pulang sekolah di antar Minho, Jiyeon harus ditinggal sendiri karena Minho berangkat untuk menemui Klien yang appanya tidak bisa temui di perusahaan, Minho walau namja itu Nampak playboy dan menyebalkan, otaknya sungguh jenius, dia bisa diandalkan appanya sejak kelas 2 sekolah menengah atas, otak untuk bisnisnya benar beanr luarbiasa membuat appanya saja heran bagaimana Minho bisa berpikir di umur yang masih sangat muda
‘Chup’ Jiyeon menjingkat terkejut atas kecupan di pipinya yang tiba tiba ia terima
“oppaa” bentak Jiyeon terkejut
“hahaha,,,” Minho namja itu hanya tertawa saja menanggapi kekesalan Jiyeon
“kapan kau pulalng?” Tanya Jiyeon
“beberapa menit lalu, baru terduduk di sofa dan melihat orang mengabaikanku” Minho menjepit hidung Jiyeon lalu mengecup Bibir yeoja itu
“sudak makan?” Tanya Jiyeon sambil melepas dasi Minho yang masih melekat di lehernya
“kau lapar?” Tanya Minho tidak menjawab pertanyaan Jiyeon
“sangat, aku ditinggal sendiri disini, tidak ada makanan sama sekali” cemerut Jiyeon
“makan diluar atau delivery?” Tanya Minho
“hmm…. “Jiyeon berpikir sambil melihat jam di dinding Minho “dirumah saja aku sudah sangat lapar, jika kita makan diluar maka akau akan mati” celetuk Jiyeon Minho gemas dengan tingkah Jiyeon ia langsung menggendong yeoja itu dan mendudukan dipangkuanya saat tiba di sofa yang ia duduki tadi. Jiyeon merebahkan kepalanya pada dada bidang Minho sedangkan namja itu menelfon makanan, sesekali Jiyeon mencium pipi Minho dan sesekali menggigit telinga Minho membuat namja itu mengerang tingkah Jiyeon
“eohh, tolong lebih cepat” Minho menutup sambungan telvonya dan lengsung menghentikan aksi Jiyeon “ohooo… apa yang kau lakukan hmm?” Minho mencengkram tangan Jiyeon membuat Jiyeon tertawa mengejek Minho “hmm, ingin balas dendam neee” Minho mengelitik Jiyeon membuat Jiyeon tertawa
“oppa…hahha oppaaa” Jiyeon merengek untuk Minho menyudahi aksi glitikanya itu
“Dinoku yang gembul, jangan lakukan itu, atau kau akan berakhir di atas ranjang hmm”
“aku sudah besar, tidak masalah” balas Jiyeon menantang “lagipula, oppa sendiri yang bilang jika aku sudah masuk sekolah menengah aku boleh lakukan apa saja bukan, dan jika aku sudah SMA aku sudah dewasa, Liburan kemaren menunjukan aku sudah dewasa” cerewet Jiyeon , mingingatkan Liburan yang mereka habiskan bersama hanya berdua tampa orang karena itu memang janji Minho saat Jiyeon mulai memasuki Sekolah menengah atas itu tandanya JIyeon bebas untuk melakukan hal apapun, dan Minho menyangupinya melakukan apapun serta menjaga Jiyeon dengan sepenuh hatinya
“Eohh, sekarang sudah berani hmmm?”
“hahahha” Jiyeon tertawa lagi karena Minho menggelitikinya lagi
Minho mencium Jiyeon membuat Jiyeon berhenti tertawa, yeoja itu tersenyum dan memegang rahang Minho, keduanya saling memajukan wajah masing masing memagut bibir satu sama lain, saling menyesap bibir atas bawah satu sama lain, membuat sensasi berubah disana, Jiyeon duduk di pangkuan Minho dengan menghadap pada namja itu, tangan minho yang bebas tampa perlawanan mengelus dan memijat payudara Jiyeon, membuat yeoja itu merubah wajahnya menjadi merah menikmati sensasi yang sangat luarbiasa.
“eohh..” erang Jiyeon nikmat, dan detik berikutnya Minho beserta Jiyeon meninggalkan ruang santai menuju kamar Minho diapartemen Minho tepatnya, menutup pintu dengan rapat membuat readers tidak bisa melihat apa yang mereka lakukan ^-^
-o0o-
Ting tong, Minho terbangun dari tidurnya dan melihat Jiyeon tertidur pulas di pelukanya, ia mengambil handuk mandi dan mengenakanya lalu menuju pintu apartemenya, melihat dilevery yang ia pesan baru tiba setelah ia memesan 2 jam yang lalu.
“maaf tuan tadi ada kecelakaan saat mengantar makanan anda membuat anda menunggu”
“eohh, gwenchana” Minho memberikan lembaran Won pada namja yang mengantarkan makanan itu “ambil saja kembalianya” ucap Minho dan langsung menutup Pintu. Minho meletakan makanannya dan menyiapkan untuk dia dan juga Jiyeon, setelah siap ia menghampiri Jiyeon yang tertidur membangunkanya dengan jahil.
“euhhh” Jiyeon ngusap wajahnya kasar karena merasa gelid an gatal
“Ji…….” Minho membangunkan Jiyeon dengan tingkah jahilnya
Jiyeon mengejapkan matanya dan melihat wajah Minho yang jahil “Oppaaa” kesal Jiyeon
“makan sudah datang,” seketika wajah Jiyeon berbinar
“jinjja?” Minho menganguk, Jiyeon langsung terbangun dari tidurnya dengan penuh semangat
“pakai baju dulu babby” tegur Minho mengingatkan Jiyeon, wajah Jiyeon menjadi memerah ia tersenyum malu membuat Minho gemas “Kyopta.. cha”
-o0o-
Pagi mereka jalani penuh dengan sukacita tampa beban, Pagi Ini Minho mengemudikan mobilnya menuju kesekolahan dirinya, sesampainya di sekolah sudah biasa jika ia menjadi pusat perhatian, Jiyeon pun hanya tersenyum saja melihat Oppanya itu di bicarakan sana sini, memang sudah sejak kecil Minho sudah terkenal, Jiyeon dan Minho kenal sejak mereka masih bayi Minho lebih tua dari Jiyeon 2 tahun, ibu dan ayah mereka berteman, bahkan Orang tua Minho sengaja menghadiahi rumah diperkarangan rumah mereka, jadi mereka adalah tetangga walau perkarangan rumah milik Keluarga Choi, keluarga Choi dan Park mereka bersahabat, walau keluarga Choi sudah baik namun Keluarga Park tidak memanfaatkan semua itu, mereka sudah seperti saudara bahkan sangat dekat, satu sama lain sudah terbiasa, bertemu dan saling menjaga begitupun dengan anak anak mereka, keluarga park mempunyai 2 anak pertama laki laki dan kedua perempuan sedangkan keluaga Choi hanya mempunyai anak 1 laki laki manja dan tentu saja banyak tingkahnya namun mereka bersyukur Minho sangat menyayangi Jiyeon layaknya saudara, mereka dekat dan Jiyeon pun tergantungan oleh Minho karena Minho selalu mengabulkan apapun keinginanya, dari kecil mereka bersama, Jiyeon dan kakaknya terpaut cukup jauh usianya 5 tahun lebih dan itu membuat mereka jarang main bersama.
Minho bagi Jiyeon adalah segalanya, oppa yang baik, oppa yang penyayang dan oppa yang menjaganya, tidak ada yang tidak ia ketahui tentang Minho. Mereka kerap bersama sekolah bersama, dahuli di SMP mereka sering menjadi gossip karena keduanya memang memiliki dayatarik sendiri, bahkan ada yang menggosipkan mereka pacaran, itu tidak membuat kedua orang itu menjauh malah mereka sangat dekat. Suatu hari Jiyeon bertanya pada Minho, temanya memiliki pacar dan membicarakan tentang ciuman pertama, Jiyeon sungguh ingin dan saat itu memang ia memiliki pacar, Minho menjaganya dengan baik walau Minho bukan anak SMP lagi, Minho menjawab semua keinginan Jiyeon ‘Jika kau sudah SMA kau bisa melakukan apapun, jika kau ingin berciuman, berciuman saja tidak lebih’ itu pesan Jiyeon dan saat itu ciuman pertama Jiyeon bersama Minho, dan Minho membolehkan Jiyeon mencium pacarnya saat itu, cukup aneh hubungan mereka tapi tidak ada yang mengetahuinya hanya mereka berdua dan itu menurut mereka biasa saja, liburan ajaran baru mereka pergi ke hawai berdua saja, dan disana saksi bisu percintaan panas mereka.
-o0o-
4 Years leater…
Mereka sudah kuliah saat ini, hubungan Jiyeon dan Minho masih sama, intim dan entahlah,… memasuki Kuliah Minho tidak terlalu sering berganti pacar karena ia harus sibuk dengan urusan kantor ayahnya, dia pewaris satu satunya dan tentu saja ia harus mempelajari mulai sekarang tentang kantor dan lain sebagainya.
“oppa” Jiyeon menyampirkan rambutnya yang jatuh menghalanginya
“hmm” Minho menengok pada Jiyeon yang sedang menyiapkan makanan
“besok aku pulang terlambat, “
“eodie?” Tanya Minho penasaran, ia meninggalkan lempopnya di pangkuanya dan memilih untuk duduk di salah satu tempat duduk di meja makan yang JIyeon siapkan itu
“aku ada kerja kelompok dan kencan bersama Jaebum”
“kau masih bersama Jaebum?” Tanya Minho santai sambil menyuapak makanan di mulutnya
“tentu saja, kami sudah lama berpacaran 2 tahun sejak masuk kuliah, dia baik padaku, dan mengerti aku” ucap Jiyeon iapun ikut makan di samping Minho sambil memilih sayuran yang tidak Minho sukai
“sejauh mana kalian hmm?” Tanya Minho posesif
“maksudmu?”
“skinship” Jiyeon tersenyum melihat reaksi Minho iapun sedikit mengejek Minho
“wae… kau tahut aku tidur denganya?” canda Jiyeon
“Jiyeon ini bukan main main, kau masih ingat dengan yang oppa katakana?” Tanya Minho serius
“anyio, kami hanya berciuman saja” ucap Jiyeon sedikit malu mengatakan mereka berciuman “setahuku, oppa jarang berkencan sekarang, wae?”
“aku tidak memiliki waktu, aku sangat sibuk akhir akhir ini, perusahaan dalam proyek besar jadi harus memulai pertemuan dan lain sebagainya”
“aku khawatir denganmu oppa, bagaimana jika kau semakin tua sebelum usiamu” canda Jiyeon
“aegoo Babby, kau mengejekku hmm, senang sekali mengejek oppa tampanmu ini hmm” Minho menggoda Jiyeon dengan mengelitiki Jiyeon
“oppa,, keman,, palli mogho”
“arraso, oh iya, eomma Minggu depan pulang, jadi kau bisa tinggal dirumah lagi mulai meinggu depan”
“oppa tidak pulang?”
“jarak apartemen dan kantor dekat dan kampuspun dekat, aku tidak bisa pulang dan itu bisa menyita waktu “ jelas Minho
“tidak asik, lalu aku dengan siapa dirumah, bilang saja jika oppa ingin mengajak wanita lain ke apartemen kan ,, iya kan”
“tidak,, kau pernah melihatku membawa wanita lain selain kau hmm?”
“habis mencurigakan sekali”
“wae? Kau mulai posesif dengan oppamu ini hmm”
“anio, hanya saja akukan tidak biasanya tidak ada teman dan oppa memutuskan tinggal di apartemen lalu aku dirumah dengan siapa? Tidak bisakah aku disini saja”
“lalu bagaimana dengan orang tuamu, kau tidak merindukan mereka?” Jiyeon menghembuskan nafasnya kasar, Minho benar ia merindukan orang tuanya tapi iapun tidak bisa tampa Minho
Jiyeon hanya diam ia menekuk wajahnya bibirnya ia mainkan kesal “wae?” Tanya Minho memerhatikan Jiyeon
“oppa biarkan aku disini ne.. aku tidak akan menggangumu ok…”
“tersetah kau saja, “
“bicara dengan eommaa” rengek Jiyeon
“apa yang harus aku beri alasan dengan eommonim?” Tanya Minho
“apa saja, oppakan pintar membuat eomma sangat percaya, ne ne ne…”
“arraso arraso”
-o0o-
Jiyeon hari ini berkencan dengan JaeBum, namja baik yang Jiyeon kenal sejak ia masuk kuliah bersama.
“Chagi-ah, kita ketoko music sekarang bagaimana?” Tanya Jiyeon antusias
“gure, kajja..” Jae bum menggenggam tangan Jiyeon sambil keduanya berjalan penuh suka cita serta lantunan irama indah mereka nyanyikan bersama kala itu “Minho Hyung tidak mengajakmu makan bersama akhir akhir ini” Tanya Jae bum penasaran, ia kenal dengan Minho bahkan sangat akrab, Minho selalu berpesan pada Jaebum untuk menjaga Jiyeon
“oppa akan sibuk 1 minggu kedepan, jadi kita tidak ada yang menggangu kencan kita,”
“Minho Hyung tidak memiliki Yeojachinggu?”
“pacarnya terlalu banyak hingga aku bingung yang mana pacarnya hari ini danbesok” tutur Jiyeon
“aku iri dengan kalian berdua, kalian seperti kakak adik walau bukan kandung, aku tidak memiliki satupun orang yang bisa aku perlakukan dengan sayang seperti Minho Hyung”
“kau memiliki aku”
“eihh,, kau Yeojachingguku, kau sangat special, “ Jiyeon meronakan wajahnya lalu ia semakin merapatkan tanganya di lingkaran lengan Jaebum tersenyum kearah Jae bum dan mencium pipi Jae bum
-o0o-
Minho melihat Jiyeon yang baru pulang bersama Jaebum, saat ini Minho baru pulang dari kantor dan tampa sengaja mobil yang ia kendarai melewati Jiyeon dan Jaebum, Minho mengeratkan tanganya matanya memanas dan detak jantungnya seperti terbakar saat ini, ia kesal dan tentu saja kita bisa mengatakan Minho cemburu. Dengan segera Minho menaiki apartemenya, sesampai di apartemenya Minho mengambil Botol Minum dan meminum hingga habis, tidak lama Jiyeon tiba dengan perasaan senang serta berbunga bunga.
“Oppaaa” tegur Jiyeon dengan senyuman sumringahnya, Minho tidak memerdulikan Jiyeon ia sibum mengurek Kulkas berharap menemukan makanan yang membuat dirinya reda, jujur saja emosinya sedang di ujung sekarang, ia tidak tahu pada dirinya sendiri walau ia sedikit sadar rasa apa yang Ia rasakan sekarang “oppaa” tegur Jiyeon lagi
“wae?” Tanya Minho ketus
“kau kenapa? Kau baik baik saja?” Tanya Jiyeon
“anio, aku tidak baik-baik saja”
“wae? Apa yang terjadi?” kaget Jiyeon
“kau baru pulang?”
“hmmm”
“Jiyeon oppa Mintak, jauhi Jae bum” Jiyeon menatap serius pada Minho
“wae?”
“pokoknya Jauhi dia, kalian tidak cocok”
“wae? Jae bum baik, kami sangat cocok malah”
“tidak, kalian tidak cocok pokoknya, Oppa tidak suka, jauhi dia” keras Minho
“Shiro”
“Shiro?” Minho membuang nafasnya kasar, “wae, kau sudah tidur denganya hah?” Tanya Minho dengan emosi
“OPPA… ada apa denganmu”
“JAWAB SAJA” bentak Minho
“Oppa…” Jiyeon menitihkan airmatanya, ini pertama kali Minho membentaknya
“Jiyeon… “ Minho tersadar atas tindakan yang membuat Jiyeon takut padanya
“Kenapa? Oppa… aku nyaman dengan Jaebum, dia satu satunya laki laki yang tidak meremehkanku, dia menjagaku, kenapa kau melarangku bersamanya… hik… aku mencintainya oppa…” bagaikan petir menyambar tubuh Minho sungguh ia tidak sanggup mendengar perkataan Cinta dari Jiyeon, pernyataan Cinta dari Yeoja yang sangat ia sayangi ini… mungkin dahulu ia bisa menganggap Jiyeon dongsaengnya tapi saat ini, perasaan itu berubah, berubah seiring berjalananya waktu dan keintiman….
“dengar… ini hanya cinta sesaat Jiyeon. Kau hanya mengaguminya” jelas Minho melirih
“anio,, aku merasanyaman, jika ini cinta sesaat aku tidak senyaman dan selama ini oppa… kenapa kau menilai Jae bum oppa tidak cocok? Kau mengenalnya dengan baik oppa”
“Aku tidak menyukainya”
“wae?” Minho terdiam ia tidak bisa berkata apa apa “kau bebas berkencan dengan Yeoja lain tampa aku cegah, sekarang saat aku menyukai seseorang kau mengatakan dengan tidak jelas dan mengklaim dia tidak cocok denganku, aku yang menjalani percintaan denganya, seharuny aku yang menilai bukan oppa” tangis Jiyeon marah.. Yeoja itu berbalik meninggalkan Minho
“Jika kau masih denganya, lebih baik kau pulang saja” usir Minho, Jiyeon berbalik manatap Minho tidak percaya, oppa kesayanganya itu mengusirnya.
-o0o-
Jiyeon benar tinggal di kediamanya, mereka sama sekali tidak berhubungan sejak pertengkaran mereka saat itu, bahkan Jiyeon selalu menghindar jika Minho pulang kerumahnya, Jujur saja Jiyeon sangat merindukan Minho, hanya saja seorang wanita bisa merendam rasa rindunya itu hanya melihatnya saja, tidak tahu dengan Minho, Jiyeon bisa melihat mobil ferrary Merah tengah masuk kekediaman keluarga Choi bisa ia tebak jika Minho yang turun dari mobil tersebut.
“Sayang, tolong antarkan baju YooMi ahjumma ne” Eomma Jiyeon meminta putrinya itu untuk mengantar baju milik YooMi yang tidak lain adalah Ibu Minho
“bukankah Eommonim sedang pergi eomma?” Tanya Jiyeon, sebenarnya ia malas bertemu Minho, masih sakit hati Jiyeon mendengar Minho berkata yang tidak tidak tentang Jae bum kekasihnya
“Anio,, YooMi sudah pulang, igo antarkan ne”
“eomma, bisakah nanti saja?” Tanya Jiyeon mencari alasan
“tidak bisa sayang, ini mau dipakai lusa”
“arraso” dengan berat hati Jiyeon akhirnya mengambil kantongan yang ibunya serahkan padanya lalu melangkah kekediaman keluarga Choi tepat di sebelah rumahnya, yah sekitar 10 meter jarak rumah mereka hanya terpisahkan kolam renang disana
Jiyeon memasuki kediaman keluarga Choi, biasnaya ia Nampak leluasa kali ini ia lebih hati hati, ia ingin langsung bertemu YooMi atau pelayang mereka saja, dan berdoa agar tidak bertemu Minho, sayangnya, sepertinya tuhan tidak berpihak pada Jiyeon, Minho sedang terdiam sambil menatapnya di Kursi ruang santai, tampa memerdulikan Minho alias pura pura tidak melihat Minho, Jiyeon berjalan terus melewati namja itu dan menemui seorang pelayan yang tengah membereskan dapur
“ahjumma, tolong berikan pada eommonim” pesan Jiyeon
“eoh ne, Nona muda… anda ingin minum sesuatu?”
“anio,, aku banyak tugas” tolak Jiyeon sopan diakhiri senyuman olehnya
“ahh, ye.. tidak biasanya anda tidak main, Tuan muda baru saja pulang”
“lain kali saja ahjumma, aku benar ebanr sibuk” person Jiyeon, ia segera berjalan sebelum terjebak di sana, tanmpa memerdulikan Minho tentunya, Minho membuang nafasnya, ada rasa kesal dan marah tapi iapun merasa dia salah namun Namja yang tidak pernah mengakui salah itu hanya bisa menatap kepergian Jiyeon saja
-o0o-
Sebulan sudah berlalu, Minho dan Jiyeon layaknya orang yang tidak saling mengenal, Jiyeon sangat menghindari Minho dan Minho hanya bisa teridam saat ia tahu Jiyeon terang terangan menjauhinya
“kau galau?” Tanya Suho pada sahabatnya itu
“begitulah”
“wae?”
“Yak Minho jika kau galau, aku bisa mencarikan yeoja kebetulan aku baru bertemu dengan teman lamaku, dia cukup cantik” ucap Key merekomendasikan pada Minho
“aku sedang tidak Mood dengan Yeoja”
“wae?” Tanya Suho pensaran
“aku menyukai Jiyeon”
“heh” teman teman Minho langsung melongo, mereka tahu Jiyeon dan Minho dekat , tapi untuk sejauh ini mereka tidak mengira, dahulu memang mereka mengira namun mereka sudah berteman cukup lama dengan keduanya hingga pikiran salah satu menyukainya itu tidak ada
“kau serius?” Tanya Mir
“tidak lebih serius daripada ini”
“lalu apa yang kau nanti, kalian cukup dekat dan itu mudah untukmu”
“itu yang menjadi masalah, kalian tahu Jiyeon mempunyai kekasih, kami bertengkar setelah aku melarangnya dengan Jaebum” Minho mulai menceritakan kronologi pertengkaran dengan Jiyeon
“bagaimanaia tidak marah, dia sendang suka sukanyadengan Jae Bum tentu saja ia membela kekasihnya dan tidka menurutimu, “
“Minho pakai caraku, aku jamin Jiyeon akan memintakmu untuk tetap bersamanya dan akan memutuskan Jae Bum” usul Jin woo pada Minho
“apa?”
“pura pura saja berkencan dengan teman Key, sengaja kau dan Yeoja itu dihadapan Jiyeon, kau amati baik baik bagaimana responya, setelah kau tahu bagaimana responya, coba kau bicara baik baik pada Jiyeon”
“apa kau yakin ini berhasil?” Tanya Minho antusias
“jika tidak, kau masukan saja kepala jinwoo ke dalam air panas” celetuk Key dan di iringi tawa teman teman mereka
“coba saja bodoh” Minho menganguk
-o0o-
Cukup mudah untuk Minho membuat seorang yeoja jatuh cinta padanya, beberapa Minggu lagi ia akan wisuda, mengakhiri setatusnya sebagai pelajar dan mengawali karirnya sebagai penerus bisnis appanya. Irene Yeoja yang saat ini Minho kencani, teman masa sekolah dasar Key. Yeoja itu cantik, kulit putihnyabersih, hanya saja dia bukan tipea ideal Minho.
“Chagi-ah, kau ingin makan apa?” Tanya Minho sengaja Minho menyuarakan suaranya karena saat ini ada Jiyeon bersama Jaebum sedang berkencan dan Jiyeon sedang mengamati meraka berdua
“kau mau apa? Aku stick medium dan lemon tea” pesan Irene “kau suka?”
“aku sangat sukaaa” ucap Minho dengan manjanya
‘Cih,, sejak kapan dia menyukai daging setengah matang’ gumam Jiyeon kesal
“wae Chagi?” Jaebum bertanya pada Jiyeon
“anio… kau sudah selesai makan?”
“hmm, kajja” Jiyeon dan Jaebum meninggalkan lestoran tersebut, sedangkan Minho menatap Jiyeon yang inging pergi dengan senyum ditahan
“wae Minho?” Tanya Irene
“anio,, mogo” hampir setiap hari Minho bersama Irene dan itu membuat Jiyeon kebakaran jenggot, ia mendadak gelisah sekarang, Minho sering berkencan tapi hanya Jiyeon yang sering berada dimobilnya, sekarang Irena yeoja baru Yang diketahu oleh Jiyeon itu merebut apa yang semestinya menjadi miliknya
“nappeun saram” gumam Jiyeon sambil merobek buku yang ia bawa
-o0o-
Sore Ini, Minho sengaja kekediaman Jiyeon untuk mengantar kue hasil eksperimen EOmanya, ia memasuki kediaman keluarga Park dengan langkah ringanya, melihat Jiyeon yang sedang nonton TV, keduanya sempat bertatap muka namun Jiyeon segera membuangnya
“Eommaaaaaa” teriak Jiyeon
“wae?”
“ada orangggg” teriak Jiyeon lagi sedangkan Minho hanya diam saja sambil melirik Jiyeon sekilas
“eoh.. Minho..Yak kau bilang orang, ck”
“diapun orang eomma” jawab enteng Jiyeon sambil memasuki cemilan di mulutnya
“ais,, bocah ini, Minho wae?”
“eommonim, igo eomma memintaku mengantar ini, dan mengambil pesanan eomma” ucap Minho
“ah ye,. Tunggu sebentar, kau duduk dulu” Minho mengangguk lalu ia duduk di sebelah JIyeon mereka berjarak 1 meter. Hanya keheningan yang terjadi “kau masih marah padaku?” Tanya Minho embuka suaranya
“anio,, aku tidak marah sama sekali” jawab cuek Jiyeon
“terlihat sekali, ok, Oppa mengaku salah, Mianhe, oppa salah waktu itu, Oppa hanya merasa iri saja karena kau bisa mendapatkan Namja yang mencinaimu dan menjagamu, sekarang aku mengerti, akupun bisa merasakan rasanya seperti apa” ucap Minho
“jadi oppa hanya cemburu karena aku sudah mempunyai namchin yang aku inginkan, kau marah marah dan meneriakiku hanya karna itu” kesal Jiyeon
“Mianhe”
“huh” Jiyeon membuang nafasnya sebal “arraso… nado Mianhe, akupun terlalu sensitive waktu itu, Kunde oppa, jebal jangan seperti itu lagi, aku rasanya ingin mati karena kesal di hatiku” ucap jujur Jiyeon
Minho tersenyum dan mengangguk “hmm, jongmal Mianhe nae dongsaengg” Minho mengacak rambut JIyeon ‘Deg’ Jiyeon terdiam sesaat lalu segera menurunkan tangan Minho yang mengusap kepalanya, dahulu ia tidak secanggung ini kenapa sekarang rasanya tidak enak pikir Jiyeon
“aku dengar dari Key oppa, kau memiliki Yeojachinggu” Tanya Jiyeon penasaran
“hmm,,, “ Minho menganguk sambil tersenyum ‘jadi kau pura pura untuk bertanya’ batin Minho
‘kenapa terlihat sangat bahagia wajahnya, ah ini menyebalkan’ batin Jiyeon “kenalkan padaku” rengek Jiyeon
“setelah kau selesai ujian semester oppa akan mengenalkanmu” Jiyeon mengangguk, hanya kecanggungan yang terjadi disana, untungnya eomma Jiyeon segera datang membuat Minho harus meninggalkan tempat tinggal Jiyeon ini
“Yak” Eomma Jiyeon duduk bersama Jiyeon
“wae eomma?”
“siapa Yeojachingu Minho”
“waeyo?”
“YooMi, ingin melihatnya, eommapun penasaran, YooMi bilang setelah lulus Minho ia akan melamarka kekasih Minho itu untuk menjadi menantu” Jiyeon hanya terdiam, perasaanya tidak terima dan ia merasa sesak saat ini
“eomma aku ingin belajar” pamit Jiyeon menutupi kekesalanya
“eoh… eomma pikir kau sudah selesai belajar” Jiyeon tidak memerdulikan ucapan eommanya sama sekali yang ada di pikiranya saat ini Minho yang sedang bermesraan dengan kekasihnya
-o0o-
Jiyeon dan Minho memang bebraikan, namun mereka tidak bisa seperti dahulu lagi, Jiyeon merasa hampa tampa Minho disekitarnya, tampa namja yang mengejeknya, tampa namja yang menyayanginya, bahkan ia merindukan sentuhan manja dan sayang dari Minho, yang ada di otaknya adalah Minho yang menjamah tubuh kekasihnya membuat JIyeon kerap mengeram frustasi sendiri.
“jiyeon” tegur Minho pada Jiyeon yang ada di kafe yang sama sendirian saat ini, Jiyeon sengaja membuntuti Minho namun tidak ketahuan sama sekali dank arena ingin ke toilet Jiyeon harus memunculkan wajahnya disana
“O..Oppa” Jiyeon berakting kaget
“apa yang kaulakukan disini?” Tanya Minho penasaran
“ahh.. hmmm,, aku ingin kesini saja, chinguku bilang makanan dan tempatnya enak” alasan Jiyeon
“kau sendiri?” ranya Minho
“ne”
“kemarilah, oppapun sendiri”
“kemana Yeojachingu oppa?”
“eobso,, aku hanya ingin sendiri saja”
“aku akan menggangumu jika kau ingin sendiri” ucap Jiyeon berniat meninggalkan Minho
“anio” Minho meraih bergelangan tangan Jiyeon “aku tidak mengganggu” keduanya terdiam dengan posisi berhadapan dan saling menatap satu sama lain ‘jongmal bhogoshippo’ batin keduanya masing masing
Jiyeon duduk dimeja yang sama dengan Minho, keduanya hanya saling melemparkan senyuman dan pertanyaan sedikit, mereka lebih banyak diam satu sama lain
“Chagi-ah” seorang yeoja memanggil Minho dengan manja, Minho dan Jiyeon menengok pada sumber suara, mendapati seorang yeoja cantik berkulit putih
“Irene” kaget Minho
“Irene?” bingung Jiyeon
“Chagi, neo yeogisoo.. onjen?”
“aku baru saja, kunde kenapa kau kemari?”
“terakhir kau mengirimku pesan mengatakan kau sendiri, jadi aku memutuskan kemari untuk bersamamu, tapi kau berbohong” cemberut Irene
“ahh.. igoo, nae dongsaeng” Jiyeon menatap Minho seketika saat Minho menyebutnya dongsaeng, perasaan kecewa dan kesal di dalam hati Jiyeon
“annyeonghaseo… choneun Minho oppa dongsaengiya.. park Jiyeon imnidah” Jiyeon menyahut dan dibuat seceria mungkin, menutupi rasa kesalnya
“ahh, jadi dia adik kesayanganmu hmm?” Irene merangkul Jiyeon “panggil aku eonni, dongsaeng-ah” Jiyeon menganguk paham, walu ia merasa perlu dokter cinta saat ini
JIyeon menatap tidak suka Minho yang menerima suapan dari Irene, jujur sana ia iri dan ingin menyuapi Minho juga
Dengan kasar Jiyeon melap bibirnya dengan tisiue dan membuangnya sembarangan, Minho yang melihat adegan itu hanya mengulum senyumnya, ia gemas ingin sekali mencium bibir manyun Jiyeon saat ini juga
“wae?” Tanya Minho,
“wae, bo?”
“kenapa kau terlihat tidak bersemangat”
“aku sangat lelah”
“apartemenku dekat sini kau bisa istirahat disana” tawar Minho
“anio,, aku lebih suka dirumah” jawab ketus Jiyeon lalu pamit pergi…
Jiyeon menangis sepanjang perjalananya pulang, ia melangkahkan kakinya menelusuri trotoal yang ada, sambil menangis, awalnya ia bingung kenapa ia menangis namun saat ini ia tahu apa penyebabnya
“wae, usooo?” Minho mengikuti Jiyeon dari belakang, Jiyeon tidak menghentikan langkahnya, ia terus berjalan sambil menangis “kau cemburu?” Tanya Minho sepontan, Jiyeon tetap tidak mau menjawabnya, ia tetap berjalan tidak memerdulikan Minho sama sekali “bagaimana rasanya?” Tanya Minho lagi kali Ini membuat Jiyeon terhenti dan itu dimanfaatkan oleh Minho untuk mengejarnya dan berdiri dihadapan Yeoja itu “Otte?” Minho menatap tajam Jiyeon, begitupun dengan Jiyeon ia membalas tatapan tajam Minho dengan linangan air mata
“Nappeun Namja” umpat Jiyeon
“kau tidak suka bukan? Begitu yang aku rasakan saat melihatmu bersama Jae bum, aku sama sekali tidak menyukainya, tidak masalah jika kalian bertemen tidak untuk menjalin hubungan serius” Minho berucap sambil memburu dadanya sudah ingin cepat cepat menyampaikan keluh kesahnya
“jika oppa tahu rasanya kenapa melakukanya,kenapa tetap bersama Yeoja itu?” Tanya Jiyeon dengan memburu, ia mengusap kasar airmatanya
“karena aku ingin kau menjadi milikku, bukan hanya sekedar dongseng semata, bukan hanya sekedar orang yang aku sayangi. Aku ingin memilikimu Semuanya…” Minho menatap tajam Jiyeon “aku tidak tahu kapan itu terjadi, tapi aku mencintaimu” Minho memegang kedua tangan Jiyeon “aku menginginkanmu, masabodo dengan orang berkata apa, aku tidak perduli, ini perasaanku, dan ini hatiku. Aku tidak mau kau dimiliki orang lain, tidak sama sekali” Jiyeon kembali meneteskan airmatanya, entah untuk airmata sedih atau airmata bahagia saat mengetahui perasaan Minho. Dan detik itu juga JIyeon memagut Minho erat sangat erat, begitupun dengan Minho membalas pelukan Jiyeon dengan penuh suka cita “saranghae Jiyeon, jongmal saranghae”
-o0o-
Minho mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Jiyeon, keduanya saling menatap satu sama lain mencoba untuk menguatkan diri mereka masing masing. Minho memasuki kediamanya yang sudah di tunggu oleh kedua orang tuanya begitupun dengan Jiyeon, ia menelvon kedua orang tuanya dan Jiyeon untuk memberitahu sesuatu. Saat Minho dan Jiyeon memasuki kediaman keluarga Choi , eomma dan appa keduanya menatap mereka penuh Tanya, sudah biasa memang keduanya bersama layaknya kakak beradik, jadi mereka sudah tidak heran JIka Minho dan Jiyeon bergandengan tangan dengan mesra.
“Minho ada apa?” Tanya Tn. Choi pada putranya itu semuanya Nampak menunggu apa yang akan di katakana oleh Minho, mereka sabar menanti hingga 15 menit terdiam dengan posisi masing masing akhirnya Minho membuka suaranya
“Eomma, appa…. Aku dan Jiyeon berpacaran” ungkap Minho lirih, jujur saja, hal yang paling ia takuti adalah berhadapan dengan kedua orang tua ini, ia sangat menghormati orang tuanya dan orang tua JIyeon, ia sudah mengenal mereka sejak ia lahir, bahkan menganggap Ibu dan appa Jiyeon adalah orang tua keduanya
…
Senyap, di ruang keluarga keluarga Choi itu mendadak hening tidak ada percakapan lagi, Tn. Choi hanya mampu mengedipkan matanya, Tn. Park membuka mulutnya lebar, Kedua Ny eomma kesayangan kedua belah pihak ini saling memegang tangan satu sama lain. “aku berkencan dengan Jiyeon dan berniat menikahinya” ucap Minho sepontan lagi tampa hambatan, ia langsung berlutut di kedua hadapan orang tuanya “Tolong restui kami”
“chamkkaman… Minho kau sedang bersandiwara bukan?” Tanya sang appa
“anio,, aku serius appa, aku tidak bisa menganggap Jiyeon sebagai dongsaeng lagi, aku tidak sanggup”
“YooMi-ah…. Aku tidak pernah berpikir mereka bersama” kata Ny.park pada Sahabatnya itu
“Nado.. Oppa… cepat sadarkan aku jika aku tertidur” Ny Choi Nampak tidak menganggap ucapan Putranya itu bohong semata
“Eomma aku serius”
“Astaga…. Ini lebih mengejutkan daripada petir di tengah badai” celetuk Ny CHoi
“Minho, kau tahu kenapa appa menyuruhmu menjaga Jiyeon, “ Minho menggeleng” karena appa tidak mau dia menjadi mainan perasaan playboymu itu” bentak Tn. Choi
“Abonim,, Minho oppa tidak Playboy, dia menjagaku, mungkin bersama Yeoja lain ia hanya bermain main”
“oh astaga, putrid manis ku, kau jangan tertipu dengan anak berengsek ini” Tn. Choi menghampiri Jiyeon sambil mengusap pipi gembul Jiyeon
“appa…” Minho perotes dengan tindakan sang ayah “aku tidak akan menikahinya jika aku hanya main main denganya” tegas Minho
“Minho benar, aku mendukungmu Minho-ah, tolong jaga putrid kecilku” Tn.Park Nampak setuju setuju saja dengan Minho
“Yak, Park Jun Su.. no Micheosoo, kita berteman puluhan tahun dank au percaya saja dengan bocah tengik Playboy ini” Choi Sang woo appa Minho Nampak mencela Minho (heran anakmereka itu siapa sebenernya)
“Yak, CHoi Sang woo, Jiyeon putriku, aku tahu putriku tidak mungkin salah memilih, ia mau dengan Minho pasti sudah sangat mencintainya”
“kau orang tua Jiyeon, dank au membiarkan saja putrimu dengan si playboy sepertinya”
“Yak… Walau dia playboy tapi ia akan menikahi putriku, kau tidak tahu jika seorang Playboy itu akan setia jika sudah mencintai satu wanita”
“iya sangking setianya ia bingung siapa yang dicintainya”
“Yak sebenarnya kau menyetujuinya tidak?” marah Jun Su karena ia sadar dahulu ia sama seperti Minho sebelum ia menemukan Park Shin Hye
“Tentu saja Tidak, Jiyeon terlalu manis untuk si playboy” Minho dan Jiyeon yang menyaksikan perdebatan kedua orang tuanya itu hanya mampu menunggu hasil keputusan akhir, ini perdebatan panjang, layaknya nonton debat MPR saja, bersama Shin Hye dan Yoo Mi keduanya menyaksika dua laki laki yang masih berkutat denggan pikiran masing masing
“kau menyayangi Jiyeon tapi kau tidak mau menjadikanya menantumu, kau berniat menikahi putrid kecilku”
“yak Micheoso, aku hanya mencintai YooMi, Jiyeon seperti putriku sendiri”
“tapi aku mau putriku di jaga oleh Minho, aku percaya denganya”
“BOYAAaa.. appa, abeonim.. keman” Minho akhirnya bertindak “aku akan tetap menikahi Jiyeon walau tampa restu kalian, terus saja berdebat jika sudah selesai bagaimana keputusanya hubungi aku” pesan Minho “Kajja, Jiyeon” Minho meraih tangan Jiyeon untuk meninggalkan kediaman keluarga CHoi itu
“Aderr.. serahkan pada eomma dan Yoo Mi untuk urusan pernikahan kalian” teriak Shin Hye
“Eoh eomma, urus pernikahanku dengan Jiyeon ne… aku harap liburan semester kami bisa menikah setelah wisudaku” sahut Minho
“Yak.. CHoi Minho,, kemari kau kami belum selesai” teriak Sang Woo tampa diperdulikan Minho
-o0o-
“Kunde oppa, aku tidak tega melihat wajah Jae Bum oppa, dia terlalu baik padaku” keluh Jiyeon saat keduanya berniat menemui Jaebum dan mengakhiri hubungan Jiyeon bersama Jae bum
“jika kau tidak mau mengakhirinya, aku akan menikah saja dengan Irene” ancam Minho
“anio..anioo andwee..” Jiyeon seketika memegang lengan Minho “arraso, aku akan menemui Jae Bum” Cemberut Jiyeon
“tidak maupun tidak apa apa, aku bisa menikah dengan Irena” Minho Nampak menggoda JIyeon
“Aniooo,,, aku akan mengakhirinya”
“Nampak terpaksa”
“anioo oppaa”
“sepertinya kau tidak mencintaiku” Minho tetap menggoda Jiyeon
“aniooo..” Jiyeon menghentakan kakinya sambil merengek
“katakana jika memang tidak”
“apa harus?” Tanya Jiyeon, Minho mengangkat bahunya acuh “Saranghae” ungkap Jiyeon
“poppo” pintak Minho lagi, Jiyeon langsung mencium Minho “saranda” Minho mengusap kepala Jiyeon “Mani saranghae” Jiyeon tersenyum lalu menopangkan dagunya menikmati wajah Minho, Minho menanggapi dengan senyuman menggemaskan
“oppa,”
“hmmm”
“sekarang aku tahu kenapa para yeoja yeoja itu menyukaimu”
“waeyo?”
“kau sangat mempesona”
“aegooo” Minho mencubit gemas pipi JIyeon “hati hati dengan rayuanmu, aku bisa saja menyerangmu di sini” peringat Minho
“eohh” Jiyeon tertawa lalu membenarkan duduknya melepas sabuk pengamanya dan langsung duduk di pangkuan Minho yang sedang mengemudi, seketika Minho mengerem mobilnya
“yak…” kaget Minho
“wae? Oppa bilang akan menyerangku” Jiyeon member senyuman nakalnya
“eohh… kau sudah pintar menggodaku hmm?”
“tentu saja, “ tangan Jiyeon meraba bagian intim Minho membuat namja itu menggeram
“sayang, kau tahu apa yang kau lakukan? Ini butuh waktu lama” keluh Minho
“Na arra, Na choahe” Jiyeon memagut bibir Minho dan tentu saja di sambut oleh Minho
‘TIIIINNNN’ suara riuh Klakson menyadarkan ciuman panas keduanya
“aiss, sialan” maki Minho ia melihat puluhan Mobil berjejer di belakang mobilnya “CHamkaman” tampa mengubah posisi Minho membelokan mobilnya dan berhenti tepat ditepian, setelah berhenti ia langsung menyerang bibir mungil Jiyeon dengan ganasnya, beruntunglah Minho orang kayak arena kaca mobilnya sudah di ubah menjadi gelap dan Mobil sportnya tidak akan bergerak walau mereka bergoyang didalamnya
“ahhh ahhh… oppaa” Jiyeon mengerang saat tempo yang dilakukan Minho semakin cepat di sana, memanjakan kewanitaan Jiyeon “Coahe.. ahhh.. ohh ohhh… “ racau Jiyeon
“ahhh.. chagiaahhh” Desah nikamat Minho. Keduanya mengatur nafas masing masing peluh membasahi keduanya
“eohh,, aku ingat bagaimana dengan Irene?” Tanya Jiyeon
“kami tidak ada hubungan, hanya dekat saja”
“Mhoo… tapi dia memanggilmu chagi”
“Dia menyukaiku, tapi aku tidak menerimanya” sahut Minho enteng
“wah,, daebak, kau membuatku menangis dengan orang yang sama sekali tidak ada hubunganya denganmu” kesal Jiyeon
“tapi kau akhirnya menyadarinya bukan? Otte? Kau bahagia bersamaku atau Jaebum?” Tanya Minho
“kalian berdua membuatku bahagia, Jaebum oppa sangat baik seperti namja impianku, tapi baik saja tidak cukup untukku, Oppa lebih baik laigi denganku, mungkin jika aku tidak mengenal lama Oppa aku akan susah memilih karena Jaebum Oppa benar benar sama denganmu Oppa”
“aku cemburu kau memuji namja lain” perotes Minho
“Jika aku bersama Jae Bum oppa, tidak ada tantangan, ia hanya focus denganku, Yeoja Yeoja yang mendekatinya tidak seagresif saat Yeoja mendekatimu, aku selalu ingin menunjukan siapa pasanganku, jika bersma JaeBum oppa mereka akan otomatis tahu aku pacarnya namun saat bersama oppa, orang akan mengira kita hanya teman atau saudara”
“jadi”
“jadi… aku lebih memilih namja egois yang menyayangiku ini” Jiyeon mencium Bibir Minho lagi
“jika ka uterus seperti ini, aku yakin kita akan batal menemui Jaebum sayang” protes Minho
“aku tahu…. Gommawo Oppa”
“nado gommawo, kajja, kau harus putus dengan Jaebum, kita akan menikah akhir liburan, dan aku tidak bisa lagi santai sayang”
“arraso” Jiyeon turun dari pangkuan Minho dan membenarkan letak Mini dressnya
“ahh kakiku sakit” keluh Minho “kau berat sekali” ledek Minho lagi dan kali ini dapat bogeman mentah dari Jiyeon “akkkhhh,, aku hanya bercanda sayang”
“bercandamu tidak lucu oppa, Para Yeoja itu sensitive jika sudah berhubungan dengan berat badan”
“iya iay… kajja”
-o0o-
Jiyeon berhadapan dengan Jaebum sedangkan Minho berada di meja lain sedikit menjauh dari mereka namun masih bisa mendengar apa yang mereka bicarakan
“Jaebum-shii”
“ne…”
“mianhe, aku tidak bisa meneruskan hubungan kita” bagai tamparan keras untuk Jaebum, pernyataan Jiyeon sudah seperti bom untuk dirinya
“waeyoo? Kita baik baik saja selama ini, kenapa kau memutuskanku, kau mencintaiku bukan?” Jiyeon menatap JaeBum dengan tatapn bersalahnya, iapun tidak tega sebenarnya
“mianhee” Jiyeon menangis di hadapan Jae Bum
“wae, kenapa kau seperti ini, kenapa kau menangis, tolong jangan menangis Jiyeon” Jae Bum menghapus airmata Jiyeon
“aku merasa menjadi Yeoja jahat, kemaren aku menatakan aku mencintaimu dan sekarang aku memintak putur, aku seperti mempermainkan perasaanmu” Keluh Jiyeon, ia sadar atas tindakanya ini menyakiti perasaanya sendiri
“berikan aku penjelaskan kenapa kau memintak putus”
“aku mencintai Namja lain” Jae Bum terdiam
“kau sangat mencintainya??” Jiyeon menganguk “lalu kenapa kau mau jadi pacarku?”
“akupun mencintaimu”
“sekarang?”
“aku mencintainya,, mianhee” JIyeon menangis lagi
“apa kau bahagia?” Jiyeon menganguk “siapa?”
“ne?”
“siapa namja itu, siapa namja yang membuatmu bahagia? Siapa? Aku ingin tahu agar aku bisa melepasmu”
Jiyeon tidak berani menatap Jae bum, ia merasa sangat bersalah saat ini, Minho akhirnya berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri mereka “aku orangnya” sahut Minho
“Minho Hyung” Jae Bum seolah seperti namja yang di tusuk dari belakang, ia tidak menyangka Minho namja yang Jiyeon anggap sebagai oppa begitupun Minho yang menganggap Jiyeon dongsaeng, mereka menyatakan saling tertarik satu sama lain
“aku yang akan membahagiakan Jiyeon, aku yang akan bersamanya, dan aku yang akan menjaganya, kau tidak perlu khawatir, seujung kukupun aku tidak rela Jiyeon disakiti oleh siapapun” tegas Minho
Jaebum tersenyum miris, ia menatap Jiyeon tajam “aku sakit sekali kalian memperlakukan ku seperti ini, tapi aku harus akui aku iri dengan kalian yang mau mengakui kesalahan kalian “ Jae bum menatap Minho sambil berdiri “Hyung, aku mencintai Jiyeon, tolong jangan sakiti dia, aku mengalah untuk pilihan Jiyeon, berbahagialah” ucap Jae Bum bijak
“Gommawo, dan maaf, aku tidak berniat menyakitimu Jae Bum-ah, AKu harap kau mendapatkan orang yang bisa mengobati luka di hatimu” pesan Minho “datanglah kepernikahan kami” ucap Minho dan memberikan undangan pernikahan yang sudah di cetak
“secepat itu kalian akan menikah?”
“ya… aku tidak bisa melihat Jiyeon bersama orang lain selain aku” Minho menatap Jiyeon yang masih terisak
“Jiyeon-ah,,, gommawo atas yang kau berikan selama ini, aku tidak menyesal pernah menjadi seseorang yang berharga di hatimu, Neomu saranghae, jadilah yeoja yang bisa selalu ada di samping Minho” Jiyeon menganguk “aku pergi” Jaebum meninggalkan tempat yang menjadi tempat bertemuan mereka ini
Minho mengusap bahu Jiyeon lalu mengecup pucuk kepala Jiyeon “careso… “ Minho memapah Jiyeon untuk berdiri meninggalkan tempat tersebut.
“Oppa… mataku bengkak karena banyak menangis” keluh Jiyeon
“itu salahmu diapa suruh menjadi yeoja cengeng”
“jangan jahat padaku oppa”
“aku tidak Jahat hanya kejam”
“Yakkk”
“hahahahhahaha”
“keman” marah Jiyeon
‘CUP’ Minho mengecup Pipi Jiyeon “jika kau marah kau menjadi sangat cantik”
“rayuanmu tidak mempan… “
“ohooo….. PARK JIYEON SARANGHEEEEE” teriak Minho membuat para pejalan menatap Minho dengan tatapan bahagia,,,,mereka senang melihat orang yang tidak segan untuk mengutarakan cintanya, sedangkan jiyeon menutup wajahnya dengan telapak tanganya “kenapa kau menutup wajahmu?”
“aku malu dengan tingkahmu oppa”
“biarkan saja,.,, kemari aku ingin menciummu”
“SHIROoo”
“yak.,, kenapa kau masih malu… iloahh” Jiyeon berlari menghindar dari Minho, sedangkan Minho malah terus mengejar Jiyeon sambil tertawa bahagia.FIN
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOOT
FanfictionIni kumpulan One shoot aku di Watty, sengaja di jadiin satu