fraigle | tujuh

7 0 0
                                    

Mulmet ~ Papa Gibral Anthara

❤❤❤

Pintu ruang bersalin terbuka. Gibral dan Irene yang sedari tadi menunggu di kursi tunggu langsung berdiri. Tak terkecuali Gega, yang sedari tadi hanya diam dan memperhatikan, juga ikut berdiri.

"Bagaimana kondisi anak saya, dok?" Tanya Gibral langsung

"Syukurlah, anak bapak melahirkan dengan selamat. Cucu bapak laki-laki, sehat, selamat, tanpa kurang apapun" ucapan sang dokter membuat Gibral dan Irene mengucap banyak syukur.

"Saya boleh melihat anak saya, dok?"

"Nanti saja ya pak, untuk sekarang mbak Febby masih di bersihkan dan di jahit. Bapak bisa menemuinya kalau sudah berada di ruangan" jelas dokter tersebut.

Tidak lama setelah dokter itu pamit undur diri, mbok Sri keluar dengan wajah sembab dan binar bahagia.

"Gimana keadaan Febby, mbok?" Tanya Gibral langsung

"Mbak Febby kuat pak, mbak Febby bisa melahirkan dengan selamat" jelas mbok Sri dengan isakan kerasnya. Irene langsung memeluk wanita paruh baya tersebut, dan menenangkan. Meskipun air mata nya sendiri sudah mengumpul di pelupuk matanya.

"Sstt.. Udah mbok"

"Ayo pak, mbak Irene. Kita lihat bayi nya mbak Febby" ajak mbok Sri antusias, meskipun wajahnya masih di penuhi air mata.

∆∆∆

"Tadi bu dokter bilang, selama mbak Febby masih dibersihkan dan di jahit, bayi nya di taruh diruang bayi dulu biar bisa dilihat anggota keluarga dari sini" terang mbok Sri "Nanti kalo mbak Febby nya sudah boleh pindah ruangan, bayi nya juga akan di pindahkan keruangan yang sama" lanjut mbok Sri dengan antusias.

"Wooaahh.. baby nya lucu banget sih, kecil gitu tangannya" Irene berucap disertai air mata nya yang mengalir, pemandangan itu tak luput dari pengamatan Gega, yang masih setia berdiri di samping sepupunya itu.

"Iya mbak, berat badannya 2500gram, dengan panjang 50cm" ucap mbok Sri sesuai dengan apa yang di dengarnya tadi.

"Ugh ! Gemess aku tuh" meskipun dengan nada manja, tetap saja air mata Irene tidak mau berhenti menetes.

Dirinya benar-benar merasa bahagia dan sesak di saat yang bersamaan. Ia ikut bahagia karena sahabatnya melahirkan bayi laki-laki lucu dengan sehat dan selamat. Tapi dirinya merasakan sesak yang teramat dalam, karena Febby melahirkan tanpa sosok suami, ataupun Mama yang mendampingi.

Dilihatnya mbok Sri yang berdiri tepat di sampingnya. Rasa haru Irene semakin membuncah, tatkala melihat bagaimana sayangnya mbok Sri kepada Febby dan bayi nya. Pandangan Febby beralih ke Gibral yang sedari tadi hanya berucap syukur dan bergumam 'cucu ku' , membuat Irene tak kuasa menahan tangisnya.

Di peluknya mbok Sri dari samping. Di sandarkan kepalanya pada bahu wanita paruh baya tersebut.

"Terimakasih mbok, selalu berada disampingnya Febby selama ini" ucapan yang begitu tulus yang di lontarkan Irene membuat hati Gega yang mendengarnya tiba-tiba tersentuh.

Sangat jarang. Bagi seorang Irene, berterimakasih dengan begitu tulusnya selama ini. Sebagai anak terakhir, yang selalu di manja, yang selalu di turuti apapun permintaannya, yang tidak begitu dekat dengan sepupu-sepupu nya, terkecuali Gega. Ternyata bisa sebegitu sayangnya pada seseorang. Hari ini, Gega juga baru tahu jika Irene memiliki seorang sahabat yang begitu berarti bagi dirinya. Karena selama ini, banyak sepupu nya yang tidak menyukai sikap Irene yang tergolong angkuh.

Febby ~ Gega jadi penasaran. Seperti apa sosok Febby yang bisa membuat dirinya melihat sisi lain dari sepupu sialnya itu.

❤❤❤

To be continued..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FraigleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang