Reason Living (Dazai x Reader) part 1

208 17 3
                                    

Setiap manusia memiliki iblis didalam jiwa mereka. Beberapa memilih untuk mengabaikannya, ada juga yang telah mengikuti iblis tersebut namun berhasil kembali kejalan yang benar tetapi, ada juga yang memilih untuk mengikuti iblis itu hingga ia tenggelam didalam kegelapan itu, menjalani hidup tanpa tujuan bagaikan anjing liar, dan membiarkan jiwanya ditelan oleh iblis itu.

Bila sudah begitu....apakah ia masih bisa disebut ‘manusia’?

“Kumohon...tunjukan cahaya itu padaku”

***

Pagi ini kantor Agensi Detektif Bersenjata ramai seperti biasanya. Para pekerjanya sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Terdengar jeritan yang tak lain adalah suara Kunikida yang sedang meneriaki patner kerjanya yang asik bernyanyi – tentu saja menyanyikan lagu bunuh diri kesukaannya – tanpa memperdulikan Kunikida yang berisik sendiri menyuruh Dazai untuk bebelanja hari ini.

“Oi Dazai! Kau dengar tidak?! Kau harus pergi berbelanja” teriak Kunikida beberapa kali.

Merasa bosan dengan teriakan Kunikida, Dazai membuka headphonenya dan menyerah “Iya iya aku akan pergi” ucapnya dengan malas.

Mengikuti suruhan Kunikida pula Atsushi harus ikut dengan Dazai berbelanja agar memastikan Dazai benar-benar berbelanja bukan melakukan percobaan bunuh diri lagi.

Bahkan diperjalananpun yang dibicarakan oleh Dazai hanyalah seputar bunuh diri saja.

“Atsushi-kun, jika aku benar-benar menemukan seorang wanita cantik untuk diajak bunuh diri bersama maka aku-” perkataannya terpotong oleh suara tembakan yang berasal dari rumah susun tepat didepan mereka.

Mendengar hal itu, Dazai memberi sinyal pada Atsushi agar memeriksa suara itu dan Atsushi menyetujuinya.

Baru beberapa detik sejak suara itu terdengar namun sudah banyak kerumunan orang disekitar rumah itu.

“Permisi, kami dari Agensi Detektif Bersenjata, bisa beri kami jalan kami akan memeriksa apa yang baru saja terjadi” ucap Dazai sembari menunjukkan kartu identitas detektifnya.

Jalan terbuka, pintu berhasil mereka dobrak. Begitu pintu itu terbuka seorang pria paruh baya berdiri dengan pistol ditangannya, dan dihadapannya berdiri seorang gadis.

Kulitnya pucat seperti tak dialiri oleh darah, rambutnya (hair color) sedikit berantakan, bibirnya kecil, matanya tajam, terlebih lagi matanya itu berwarna... seperti darah.

Gadis itu sekilas melihat kearah tamu tak diundangnya, lalu kembali melihat pria didepannya. Tangan pria itu menarik pelatuknya, suara tembakan dan jeritan memenuhi ruangan, percikan darah berserakan dimana-mana. Kedua orang yang awalnya berdiri itu kini terjatuh tergeletak dilantai.

***

Atsushi masuk keruang penyembuhan dan mendapati gadis itu duduk sembari memeluk lututnya ketakutan. Begitu menyadari ada yang datang, gadis itu semakin menenggelamkan wajahnya kedalam lututnya dan bergetar ketakutan.

“Ano... tak apa kau tak perlu takut. Ah namaku Nakajima Atsushi, aku dari Agensi Detektif Bersenjata. Kami membawamu kesini selagi polisi memeriksa TKP dan mereka akan menghubungi jika kau sudah boleh pulang” Jelas Atsushi dan lawan bicaranya hanya mengangguk.

Bungo Stray Dogs x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang