Hampir semua orang pernah merasakan jatuh cinta. Tentu saja dengan kisah cinta yang bemacam-macam.
Bagaimana denganku?
"Sarah!" Bagas memanggilku lantang.
Aku hanya membalikan badan tanpa menjawab panggilannya. Menatapnya malas, seolah dia hanya membuang waktu berhargaku.
"Aku serius," lanjutnya.
"Apa sih Gas? Aku mau pulang, nonton ftv sama Mama," hanya itu alasan yang bisa aku katakan.
Ya, aku sebenarnya sudah muak dengan Bagas. Dia selalu saja menggangguku dengan lelucon yang sangat menjengkelkan. Selalu bercanda denganku disaat aku benar-benar serius, dan tertawa puas saat berhasil membuatku marah.
"Ayolah Sar, aku bener-bener pengen ngomong sama kamu," kini aku melihat kejujuran di mata Bagas.
"Berdua doang," imbuhnya.
Aku langsung menatap kearah Tiur dan Ian. Ya, mereka bertiga memang selalu bersama-sama, makanya aku heran ketika Bagas hanya ingin berbicara berdua.
Tiur dan Ian mengangkat kedua telapak tangan mereka didepan dada seolah mengatakan 'kami tidak ikut-ikutan'.
"Lima menit," ujarku.
"30," tawar Bagas.
"Lo mau ngomong apa mau ngopi, lama amat. 10 menit!"
"20 deh Sar,"
"15 atau gak sama sekali!" Tegasku.
"Oke,"
---
Kita berdua sekarang duduk di tepi lapangan volly. Mungkin karna udah pulang sekolah, dan hari ini gaada ekskul volly, jadi suasana terasa begitu sepi.
Aku menyetel jam yang melingkar ditanganku, "15 menit dari... sekarang,"
"Hmmmm,"
Aku menatap Bagas lekat-lekat, sedangkan ia hanya menunduk bingung.
"Ummmm,"
"Hmmmmm,"
"Hmmmm,"
Aku mulai kesal dibuatnya. Bagaimana tidak?
Lima dari 15 menit waktu perjanjian, hanya ia gunakan untuk bergumam.
"Kamu mau ngomong apa mau nyanyi intro lagu Nisa Sabyan?"
"Ehehehe iya,"
Bagas terlihat aneh, berbeda dari biasanya.
"Gini Sar,"
"Aku... aku suka sama kamu, ehehehe,"
"Kalo mau bercanda, kamu kelewatan Gas!" Kataku.
"Aku serius Sar,"
"Apa? Terus ntar seminggu kedepan, kamu tepuk tangan sambil ketawa puas gara-gara menang taruhan dari Tiur dan Ian. Kalo kamu bisa macarin aku gitu? Basi Gas!" Aku hendak berjalan meninggalkannya.
"Sar," Bagas menarik tasku.
"Masih sisa tujuh menit loh,"
"Anjir," umpatku.
"Aku serius Sar, aku suka sama kamu. Jadi dengerin aku sekali ini, percaya sama aku, kasi aku kesempatan buat buktiin kalo aku serius," Bagas menatapku dengan tatapan memohon.
"Kata-katamu bisa aku pengang?" Tanyaku.
"Bisa banget. Jadi, Sarah, kamu mau jadi pacarku?"
"Tapi aku gaada perasaan apa-apa sama kamu Gas!"
"Ga masalah Sarah, itu bakal datang dengan sendirinya. Jadi, kamu mau ngasih aku kesempatan?"
"Oke, tapi awas aja kalo kamu main-main," ancamku.
"Jadi, sekarang kita jadian?" Tanya Bagas.
"Y," sahutku.
"Yessss," Bagas tiba-tiba merangkul pundakku.
"Lepas gak, atau kamu mati," ancamku.
"Ampun Sarah,"
---
Itu adalah awal yang absurd untuk sebuah hubungan.
Dan tepat pada hari ini, hubunganku dan Bagas tepat berumur delapan tahun.
Sudah banyak asam, manis, pahit, asin dalam perjalanan cinta kita.
Mulai dari bertengkar kecil, parah, hingga berpisah. Tapi kita sadar, kita tidak bisa hidup tanpa satu sama lain.
Delapan tahun bukan waktu yang singkat. Kita sadar itu. Dan Bagas benar, dia berhasil membuatku jatuh hati padanya. Juga, dia benar jika dia tidak bercanda saat itu.
Memang kita pernah merasakan sakit dalam menjalin hubungan dengan seseorang.
Mungkin Camilla Cabelo pernah berkata 'Loving you had consequences'
Dan Ariana Grande melanjutkan 'Pain is just a consequence of love'
Aku rasa itu ada benarnya. Tapi mencintaimu lebih dari itu.
Mencintaimu membuatku mengerti banyak hal.
Mencintaimu membuatku merasakan berbagai macam emosi.
Jika bertemu denganmu adalah takdir, maka
Mencintaimu adalah sebuah keajaiban dalam hidupku.Jika bukan Tuhan sendiri yang memisahkan kita
Aku tidak akan melepaskanmu
Atau bakhan membiarkanmu melepasku
Karena kamu telah menjadi bagian diriku
Mengisi setengah dari ingatanku
Dan menyatu dalam suka dukakuLoving You
Bagas&SarahEnd.

KAMU SEDANG MEMBACA
1001 Reasons Why I Love You
Short StoryKumpulan Short Story tentang cinta dan segala hambatannya. Sedih, senang, kocak, sampai baper mungkin bakalan dirasakan. Cinta memang banyak wujudnya. Keluarga, pasangan, dan sahabat pun merupakan wujud dari cinta dan kasih sayang. Selamat membaca ❤