Aku Tunggu Jandamu || Satu

9.3K 286 13
                                    

Seorang pria turun dari pesawat pribadi yang baru saja mendarat, dengan membuka sedikit kacamata hitamnya pria itu melihat sekeliling area bandara.

Joffry telah menginjakkan kakinya di tanah air, tanah kelahirannya sekaligus tanah kematian yang merenggut Jeffry saudara kembarnya meninggal akibat brain cancer.

Joffry berjalan di sepanjang koridor arrive sambil menghubungi seseorang pada ponselnya.

"Mana foto wanita itu, aku ingin melihatnya. Dan kirim alamat rumah keluarga Aqsarra, karena kata Dion mereka sudah pindah dari rumah lama." kata Joffry sambil masuk ke dalam mobil yang menjemputnya di bandara.

"Siang, Pak!!" sapa sopir yang menjemput Joffry.

"Langsung pulang!!" kata Joffry singkat.

Joffry memang saudara kembar Jeffry tapi meski terlahir kembar, sifat mereka jauh berbeda.

Sifat Jeffry lebih lembut dan bersahaja, dengan orang-orang bawahannya pun sikap Jeffry lebih bersahabat.

Lain dengan sifat dan sikap Joffry, sikap Joffry lebih dingin dan tidak bersahabat dengan para bawahannya.

Sedari kecil, mereka berdua di asuh secara terpisah. Jeffry yang terlahir dengan tubuh rentan oleh penyakit, karena itu Jeffry di asuh oleh kakek dan nenek mereka di Indonesia, sedangkan Joffry di asuh oleh ayah ibu mereka yang tinggal di negeri Singa.

Meski keduanya di asuh secara terpisah tapi pertalian persaudaraan mereka begitu erat. Joffry yang terlahir dengan tubuh lebih sehat, selalu ingin melindungi Jeffry.

Karena itu ketika Jeffry ingin melanjutkan pertunangannya dengan Xia, Joffry yang menggantikannya untuk terbang ke Indonesia.

Ia menyamar sebagai Jeffry dan bersiap untuk membuat Xia bertekuk lutut pada Jeffry supaya saudara kembarnya dapat menikahi wanita pujaan hatinya.

Tapi takdir berkata lain, cinta Xia kepada suaminya begitu besar tak dapat terpisahkan.

Jeffry yang justru mengalah, buta dengan cintanya kepada Xia. Melepas Xia kembali kepada suaminya dan mendonorkan kedua kornea matanya untuk suami Xia yang mengalami kebutaan akibat kecelakaan.

Dan sekarang Joffry memutuskan kembali ke Indonesia, ia ingin membalaskan dendamnya kepada keluarga Aqsarra.

Karena menurutnya, Jeffry tidak seharusnya meninggal secepat itu.

Mobil yang dikendarai Joffry telah sampai di depan pintu gerbang rumah mewah berdesain klasik Eropa.

Joffry turun dan masuk ke dalam rumah, di dalam rumah ia di sambut oleh beberapa pelayan.

"Siang, Tuan Muda Joffry!!" sapa pelayan wanita paruh baya yang telah mengabdi kepada keluarga Bono selama puluhan tahun.

"Hmm..... siapkan air panas, saya mau mandi!!" titah Joffry pada pelayan itu lalu duduk di sofa panjang pada ruang tengah sambil melonggarkan dasi pada jasnya.

"Baik, Tuan Muda." dan pelayan itu pergi ke kamar utama untuk menyiapkan perintah tuannya.

Tringgg... Tringgg... Tringgg...

Suara ponsel Joffry berdering, menandakan ada pesan singkat masuk.

Joffry meraih ponsel dan membuka pesan singkat tersebut, ia melihat video seorang wanita.

Wanita itu sedang berkebun di taman depan rumahnya sambil bercengkerama dengan seorang bocah laki-laki.

Hm, Terana Aqsay... kau sekarang sedang bergembira dengan anakku. Bagaimana reaksimu jika aku mengatakan jika bocah yang sekarang bersamamu adalah anakku dengan Xia, madumu. Batin Joffry menatap video berdurasi dua menit itu dengan senyuman jahatnya.

"Dan aku akan membuatmu jatuh cinta padaku, memberimu kenikmatan surga dunia lalu mencampakkanmu. Akan kubuat keluargamu merasakan kesakitan seperti yang mereka lakukan pada Jeffry." gumam Joffry berbicara pada dirinya sendiri.

"Tuan Muda, air untuk mandi telah siap. Silahkan!!" ucap pelayan wanita itu membuyarkan lamunan Joffry.

Dan Joffry bangkit berdiri, berjalan menuju kamar mandi yang terdapat di dalam kamar utama.

Ia segera masuk ke dalam bathtub, merilekskan tubuhnya sambil menikmati wine dan ponselnya kembali berdering.

Tringgg... Tringgg... Tringgg...

"Yesss..." suara Joffry menerima panggilan ponselnya.

"Jahat, sudah nyampek. Nggak hubungi aku. Dasar cowok arogan." kata gadis pada seberang ponsel Joffry.

"Haha so sorry, dear. Lupa." kekeh Joffry sambil tersenyum menyambut kelakar Ficka.

"Gitu deh kamu, Yang. Belum ketemu sama wanita itu udah lupain aku. Gimana nanti kalau kamu udah ketemu sama dia. Pasti kamu batalin pertunangan kita." rajuk Ficka kepada Joffry.

"Masih aja bahas masalah itu kamu, Yang. Kan udah aku bilang, aku hanya mau mainin dia, nggak lebih. That's it."

"Yang... aku lagi pengen, Yang. Coba sekarang ada kamu, udah aku habisin kamu sekarang." bisik Joffry pada ponselnya.

"Kalau gitu aku nyusul kamu ke sana ya, Yang."

"Jangan, Fick. Nanti aku nggak bisa konsen menyusun rencanaku kalau kamu ada di dekatku. Pasti aku akan sibuk sama kamu, sayang. Please, Fick!! Aku mau taklukin wanita itu dulu, baru nanti kamu boleh datang kemari." kata Joffry meyakinkan tunangannya.

"Awasss kamu, Joff!!! Kalau sampai jatuh cinta beneran sama tuh wanita. Akan aku bunuh wanita itu bersama kamu sekalian."

"Hahaha sadis amat kamu, Yang. Katanya kamu cinta mati sama aku malah mau di bunuh." Joffry tertawa mendengar ancaman Ficka tunangannya.

"Iya, coba saja!! Jika kamu sampai jatuh cinta beneran dengan wanita itu. Aku tidak akan segan-segan membunuh kalian berdua." suara Ficka dengan nada tegas.

"Nggak akan, Ficka sayang!! Aku cintanya hanya sama kamu. Karena aku cocoknya bercinta juga hanya dengan kamu, Yang. Cuma kamu, Yang. Yang bisa mengimbangi gelora birahiku."

"Sudah ya, jangan marah-marah mulu, Yang. Nanti cantiknya ilang lho. Love you, my dear," ucap Joffry kepada Ficka.

~~~
Bersambung
~~~

31–07–2018















𝕬𝖐𝖚 𝕿𝖚𝖓𝖌𝖌𝖚 𝕵𝖆𝖓𝖉𝖆𝖒𝖚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang