Yonghwa beserta Minhyuk dan Jungshin sedang menyantap makan malam mereka dengan khidmat dan hening.
"Kita akan pindah rumah." ucap Yonghwa memecahkan keheningan diantara mereka bertiga.
Minhyuk dan Jungshin saling memandangi satu sama lain. "Kami sudah mendapatkan banyak teman disini, Ayah!" eluh Jungshin tidak setuju.
"Rumah yang akan kita tempati nanti lumayan dekat dengan kantor tempat Ayah bekerja. Tentu saja akan lebih mudah dalam segala aspek, kan?"
Minhyuk menganggukkan kepalanya. "Lagipula kita butuh suasana baru. Sudahlah Shinnie, nanti kita cari teman yang lebih banyak ya?" bujuk Minhyuk sambil mengacak rambut Jungshin. Adiknya itu menggemaskan sekali bahkan ketika sedang merajuk.
"Yasudah kalau begitu setelah makan langsung kemasi barang-barang kalian, ok?"
Perkataan Yonghwa dihadiahi anggukan dari Minhyuk dan Jungshin. Kemudian mereka menyantap makan malam sederhana mereka kembali.
Sebenarnya berat bagi Yonghwa untuk meninggalkan rumah yang mereka tempati sekarang, mengingat rumah itu adalah rumah yang Ia beli bersama mantan istrinya dulu dengan uang dari hasil mereka menabung. Namun semua sudah meninggalkan luka yang mendalam, Yonghwa tidak boleh semakin tenggelam dalam masa lalu.
Pagi pun menyongsong. Bahkan saat pagi-pagi sekali pun Yonghwa beserta kedua anaknya sudah tiba di rumah baru mereka dan tengah menyusun barang-barang mereka. Seraya bercakap-cakap tentang rumah mereka dulu yang ramai saat Ibu mereka masih bersama sang Ayah.
Saat Yonghwa dan Minhyuk sibuk mengobrol, Jungshin terus memperhatikan ruang kamar mandi disebelah kamarnya dengan Minhyuk. Ia mencoba mendekati kamar mandi itu selangkah demi selangkah hingga Ia berada didepan bak mandinya.
"Hey!"
Sontak Jungshin kaget ketika Minhyuk menepuk bahunya dan sudah berada dibelakangnya. "Ayo bereskan kamar kita." ajak Minhyuk. Jungshin mengangguk dan mengusap tengkuknya sendiri. Rasanya benar-benar aneh sekali.
* * *
Malam pertama di rumah itu bagi Yonghwa, Minhyuk dan Jungshin. Yonghwa sedang berada di ruang tamu dan tengah sibuk dengan berkas-berkasnya sementara Minhyuk dan Jungshin tengah berbincang sembari berbaring diatas kasur di kamar mereka.
Jam dinding menunjukkan pukul 11 malam. Baru 5 menit mereka memejamkan mata, tiba-tiba listrik padam.
Yonghwa yang tengah berada di ruang tamu itu bergegas menghidupkan lilin dan meletakkan lilin yang banyak itu di beberapa titik di rumah mereka.
Tepat jam 12 malam, Jungshin terbangun dan beranjak dari kasur untuk buang air. Ia menghidupkan kran air untuk memenuhi bak mandi. Saat Jungshin hendak menutup keran air tersebut, air yang mengalir dari keran sama sekali tidak berhenti.
Oleh karena itu, Jungshin langsung berlari ke kamar dan membangunkan Minhyuk. Minhyuk yang terbangun karena Jungshin itu bergegas ke kamar mandi dan terkejut dengan apa yang mereka lihat.
Terdapat kobaran api yang mengelilingi bak mandi tersebut dan sesosok wanita berdiri didepan bak mandi.
"Ayaaah! Ayaaah"
Jungshin dan Minhyuk sontak berteriak yang menyebabkan kobaran api itu semakin membesar.
Mendengar teriakan dari kedua anaknya, Yonghwa menghampiri Minhyuk dan Jungshin dengan panik. Sayangnya, rumah itu langsung raib dibakar Si Jago Merah yang mengakibatkan Yonghwa, Minhyuk dan Jungshin terbakar bersama rumah tersebut.
* * *
"Ung..."
Perlahan, Jungshin membuka matanya. Matanya bergerak ke kanan dan ke kiri untuk melihat sedang berada dimana Ia sekarang.
"Ah, kamu sudah siuman?" seorang dokter masuk kedalam ruang rawat Jungshin dan tersenyum. "Mungkin kamu bertanya dimana Ayah dan kakakmu. Maaf, mereka semua sudah tewas."
Airmatanya langsung mengalir. Tubuh dan mulutnya sulit digerakkan karena terluka. Kemudian Ia memejamkan matanya, mencoba untuk menerima kenyataan jika keluarganya sudah tiada...
Karena rumah itu.
ㅡ TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Bathtub
HorrorJung Yonghwa seorang single parent yang menghabiskan hampir sepenuh harinya untuk bekerja demi menghidupi kedua anaknya yaitu Minhyuk dan Jungshin. Sampai suatu ketika mereka pindah ke sebuah rumah yang dekat dengan kantor dimana Yonghwa bekerja. Na...