"Truth or Dare?" kejut Sendara ketika mulut botol bekas soda yang telah kosong itu tepat mengarah kearahku. Damn. Aku sedikit mengumpat dalam hati.
Apabila dihitung dengan perhitungan matematika, peluang mulut botol tersebut mengarahku dengan putaran 360 derajat, dan diputar dengan energi sebesar...
"Bela, Truth or Dare?" kali ini bukan Sendara. Rego, lelaki dengan potongan rambut modern, dan pas dengan bentuk wajahnya yang sedikit tegas dibagian sudut rahang itu mengalihkan perhitunganku tentang 'peluang' tadi.
Aku berusaha mengalihkan pandanganku yang sedari tadi menatap botol tersebut. "ehm" kataku sembari mengangkat muka memberanikan melihat mereka. Seolah siap menjawab option tadi.
Kami duduk melingkar. Didalam ruangan ukuran 5x6 meter. Di ruangan persegi panjang ini terdapat sofa berbentuk huruf L disudut ruangan. Dibawahnya ada karpet yang terbuat dari beludru yang cukup nyaman. Diatas carpet beludru tersebut, ada meja dengan berbentuk lingkaran yang kami pakai untuk meletakkan botol soda kosong tadi. Depan kursi kami ada sebuah televisi layar datar 48".
Ya, kami sedang berada di sebuah tempat karaoke keluarga. Hari ini hari pertama kami bertemu setelah 4 tahun lamanya kami berpisah. Bisa dibilang ini reuni pertama kami. Tapi menurutku terlalu berlebihan bila harus disebut reuni. Yang aku tahu di reuni akan memperkenalkan anggota keluarga baru. Suami atau istri misalnya, bahkan keturunan kita.
Aku sadar mereka semua memperhatikanku sekarang. Menantiku menjawab pertanyaannya. Kubalas memperhatikan mereka satu per satu. Pandanganku jatuh pada seseorang yang duduk tepat di sudut sofa. Orang tersebut seolah tidak peduli atas apa yang kami lakukan. Menurutnya ini hanya membuang waktu. Wajahnya jelas menyiratkan ketidaktertarikannya. Pandangan matanya kosong menatap televisi layar datar itu.
Aku kembali menatap botol soda tadi. Menarik nafas siap memberi jawaban.
"Dare", ujarku santai. Lebih tepatnya berusaha santai.
"ahhhhh ga asik", sindir Tiyas.
And if what have happened was just sweet or even bitter dream. If I have to re-dream or dreaming the same dream. I will choose the same option. That option.
-anynomous-
YOU ARE READING
The Confession
Romance"Aku bukan takut untuk ngungkapin apa yang aku rasa ke dia." ujar Bela dengan tatapan serius pada tiga sahabatnya yang sedari tadi setia mendengarkan curhatannya. "Kan kamu ngga tahu kalo kamu ngga ngomong" balas Tiyas. Tiyas benar. Jawabannya seola...