Malam semakin dingin Abil menarik selimut untuk menutupi tubuh kecilnya. Ia melirik jam yang menunjukkan pukul 1.39 dini hari. "Sudah pagi" pikirnya.Akhir-akhir ini Abil tak bisa tidur dengan teratur. Dan itu membuat kebiasaan barunya.
Matanya mulai lelah tapi ia tak mampu memejamkan mata. Abil bingung dengan apa yang ia rasa kali ini.
Ia membuka buku hariannya yang berwarna coklat. Kata demi kata ia tumpahkan menjadi sebuah tulisan.
Disaat aku bersikap biasa saja dia datang dengan segalanya untuk menarik perhatianku. Dan ketika perhatianku telah tertuju padanya, dia malah bersikap seenaknya.
Aku pernah berpikir jika aku bisa menjalani hubungan ini seperti pasangan di luar sana. Tapi nyatanya? Hmmm
Jika aku penting baginya bisa saja ia menyempatkan untuk mengirimkan sebuah pesan singkat untuk mengabariku. Apa aku terlihat begitu menyedihkan karena menunggu kabar darinya?
Kadang aku berpikir apa aku ini hanya rumah singgah untuknya? Atau ternyata aku yang terlalu berharap lebih padanya?
Atau aku yang terlalu egois karena selalu menginginkan sedikit waktunya untuk bersamaku?
Abil menutup buku tersebut kemudian mengambil ponselnya yang berada di atas meja disamping kasurnya. Ia membuka aplikasi chat dan melihat nama seseorang yang ingin sekali ia hubungi. Namun, Abil ragu untuk menghubunginya terlebih dahulu.
Abil hanya melihat beberapa pesan yang sempat ia kirimkan untuknya. Bukannya membuat ia sedikit melupakannya tapi malah membuatnya kepikiran tentang dia.
"Sedang apakah dia? Apa dia baik-baik saja? Apa dia makan dengan baik? Apa dia merindukan aku juga seperti aku yang selalu merindukannya?" pikirnya.
"Semoga dia baik-baik saja" ucap ku dalam hati.
Hubungan yang Abil pikir akan menjadi hubungan terakhir dalam hidupnya. Ia pikir laki-laki itu adalah rumahnya. Ia pikir laki-laki itu pelabuhan terakhirnya. Namun rasa ini semakin membuatnya bingung dengan pilihan yang harus ia pilih nantinya.
🔜
Abil terbangun dari tidurnya yang lelap. Ia membuka aplikasi chatting. Abil pikir kekasihnya mengirimkan pesan singkat kepadanya. Namun nyatanya tak ada satu pesan datang darinya.
Benar kata seseorang jangan menaruh harapan terlalu tinggi kepada seseorang jika nantinya ia tak bisa seperti yang kita harapkan.
Abil menaruh ponselnya di atas nakas kembali. Berjalan memasuki kamar mandi dengan langkah gontai.
🔜
Suasana cafe yang sepi membuatnya terbuai dengan suasana yang semakin menyesakkan dada. Di sini 2 tahun yang lalu Abil dan Reydi kekasihnya memulai hubungan mereka. Abil duduk di tempat yang biasa ia duduki bersama Reydi.
"Selamat siang mba Abil mau pesan apa? Tumben kok sendirian nggak sama mas Reydi?" ucap Rini pelayan yang sering melayaniku di caffe ini.
Nama yang tidak ingin ia dengar terucap begitu saja. Abil hanya tersenyum menanggapi ucapan Rini.
"Coffee latte satu ya Rin" jawab Abil.
Rintik hujan mulai mengguyur permukaan bumi dengan ramainya. Padahal sebelum Abil datang ke caffe cuaca hari ini cukup bersahabat, namun beberapa saat kemudian cuaca berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABILHAQ
RomanceKesibukan Reydi membuat Abil merasa Abil tak lagi menjadi prioritas Reydi. Apalagi keduanya menjalani hubungan LDR yang kebanyakan orang bilang hanya orang-orang tertentu saja yang mampu menjalaninya. Pertemuan pertama Abil dan Orlando yang membuat...