Prolog.

29 3 0
                                    

ㅡVAS : PROLOGㅡ

🌹 🌹 🌹

-Jimin's POV.

12 May 20XX.

SUDAH hampir tiga jam waktu yang aku habiskan di tempat ini hanya untuk berdiri, menahan air mata, dan berbicara sendiri. Tidak sepenuhnya sendiri, sebenarnya. Aku berbicara pada sosok dibawah timbunan tanah di hadapanku ini, sosok yang sangat-sangat kucintai. Sosok yang selalu membuat hatiku hangat, sosok yang selalu membuatku rindu, sosok yang selalu ada di sampingku, dan sosok terbaik yang pernah kutemui.

Aku merindukannya. Sangat.

Aku memandang sekeliling kompleks pemakaman ini. Ada banyak hal yang dapat kulihat disini, tapi tidak banyak yang menarik. Atau mungkin memang tidak ada. Ada pagar besi dengan ujungnya yang runcing menghadap ke atas, berbaris rapi mengelilingi tempat ini. Pagar besi itu selalu terlihat baru, hal itu baru kusadari ketika aku mengingat bahwa terakhir kalinya aku kesini adalah dua tahun lalu.

Beberapa pohon ditanam di dekat beberapa makam, salah satunya makam kesayanganku. Makam di hadapanku ini. Di antara pohon-pohon ini, hanya pohon milik makam ini lah yang berbunga. Bunganya sangat banyak, dan berwarna merah muda. Bunga-bunga ini jatuh di sekitar makam, dan aku bertekad membersihkannya nanti, karena beberapa bunganya bahkan sudah agak membusuk.

"Lihat," lirihku, "Hanya pohonmu yang berbunga. Itu melambangkan rasa cinta kami padamu, bukankah itu bagus?" Lanjutku sambil memandang lamat-lama bunga-bunga itu. Angin berembus pelan, menerbangkan beberapa helai rambutku.

"Maaf ya aku jarang kesini akhir-akhir ini, ah terakhir kalinya aku kesini adalah dua tahun yang lalu. Aku baru ingat ini hampir tahun keempat sejak kamu berada disini," ujarku sambil menepuk-nepuk halus nisan berukir namanya. "Dan selama empat tahun ini aku berubah. Maaf aku tidak mendengarkanmu yang menyuruhku berhenti diet menyiksa itu. Aku merasa dicintai apa adanya, Hyung. Coba lihat lagi, sekarang rambutku aku warnai pirang, hehe. Apa cocok?" Tanyaku sambil mengelus rambutku. Rasa rinduku semakin membuncah kala pikiranku mulai berimajinasi tentang jawaban-jawaban menyenangkan darinya seperti saat ia hidup dulu.

Aku tersenyum tipis, dan menyingkirkan kelopak-kelopak bunga busuk dari sekitaran makamnya, dan membersihkan nisannya. Seperti hal yang dilakukan orang-orang, aku menaburi lagi makamnya dengan bunga-bunga, danㅡ

ㅡsebuah vas keramik berwarna beige di samping nisannya. Air mataku mengalir ketika melihat benda itu lagi. Tanganku bergerak meraih vas berisi bunga yang sudah layu itu, warnanya sudah usang dan sudah mulai retak saking lamanya ia berada disini.

Aku memutar vas itu di tanganku, dan air mataku semakin menganak sungai ketika mataku berhenti pada ukiran sederhana di badan vas itu.

지미니♡.

Vas ini, adalah vas hasil karya tangan lihai sosok di dalam makam ini. Tidak terhitung berapa banyak vas yang dibuatnya, dan diberikannya padaku dan teman-temannya. Vas sebagai hadiah anniversary, sebagai hadiah ulang tahun, bahkan hadiah ketika aku berprestasi. Pembuat vas bukanlah pekerjaan utamanya, namun itu kesukaannya di waktu-waktu senggang. Aku tidak pernah bosan menerima vas-vas itu, walaupun banyak dari mereka yang kususun rapi di lemari karena tidak tahu harus digunakan untuk apa lagi saking banyaknya. Dan sekarang, vas-vas itu berhenti datang. Tidak ada lagi yang membuatnya. Aku kembali menangis.

Vas yang usang ini adalah vas anniversary pertama kami, dan aku menggantinya dengam vas yang lain, yang merupakan hadiah anniversary kedua kami dengan ukiran nama kami berdua disana.

윤기 & 지민.

Aku meletakkan bunga-bunga di dalamnya, dan menaruhnya di dekat nisan sambil menyeka air mata. Vas yang usang itu kuletakkan di dalam tasku baik-baik, dan akan kubawa pulang.

Setelah semuanya kuselesaikan, aku mengelus lagi nisannya dan beranjak pergi dari sana.

🌹🌹🌹

🌸Hai. Maapkan kalau masih banyak kekurangan, aku amatir 😭 Huhu.
Aku terima kritik-saran kalian, ya! Feel free to comment, dan vote nya boleh? Hehe.

VASㅡy•mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang