Masa SMA

88 2 0
                                    

Setelah bertaun taun aku berhenti bermain bulutangkis , akhirnya tibalah saat aku duduk dbangu SMA. Aku mendorong diriku untuk bergabung dengan klub bulutangkis di SMAku. Dengan bergabung di klub bulutangkis SMA tahun-tahun sekolahku memiliki banyak sekali insiden yang tidak pernah aku bayangkan akan terjadi. Bener-bener deh , masa SMAku lebih menantang dari masa SMA anak-anak lainnya...


Hari ini aku adalah seorang siswa SMA di sebuah sekolah negeri yang berada di Semarang. Hari pertama aku lalui dengan biasa-biasa saja layaknya siswa SMA lainnya. Aku melihat beberapa teman baru , tetapi tidak satupun dari mereka yang aku kenal. Upacara penerimaan siswa baru baru saja dimulai. Barisan siswa baru didasarkan pada kelas mereka masing-masing. Tiba-tiba ada seorang gadis yang menyapa.

"Halo, namanya siapa?" Wanita dengan mata yang indah tiba-tiba menyapaku.

Aku terdiam sesaat , dan dengan cepat aku menjawab"Hei, namaku salma."

"Namaku fira, senang berkenalan denganmu". jawabnya dengan senyuman manis

Setelah itu upacara pun dimulai. Fira adalah teman pertamaku di sekolah menengah. Setelah upacara aku dan fira pergi ke kelas, kami bersepakat untuk menjadi teman sebangku. Asyik sekali kita mengobrol mulai dari alamat rumah, kegemaran, dan banyak lagi. Hingga sampai salah satu guru memasuki kelas. 

Guru tersebut hanya memberi kertas semacam surat edaran. Ternyata surat itu bukan surat edaran hehe melainkan surat pemilihan ekstrakurikuler. Sampai saat pemilihan ekstrakurikuler aku bingung sekali harus memilih yang mana. 

Fira memilih ekstrakurikuler musik karena dia sangat pandai bernyanyi dan memainkan piano. Tapi aku tidak bisa mengikutinya karena suaraku ah terlalu malu untuk menjelaskannya.

Kemudian setelah berfikir panjang aku akhirnya memilih ekstra bulutangkis. 

Fira tiba-tiba bertanya, "Sal kamu suka badminton" tanya Fira dengan nada terkejut. 

Belum aku menjawab pertanyaan itu, Fira langsung mengatakan bahwa ayahnya adalah orang yang memiliki salah satu GOR bulutangkis terkenal di Semarang . Aku tau gor tersebut sering mendatangkan atlit-atlit PBSI.

"Kamu juga suka bulu tangkis, Fir?" tanyaku.

"Aku tidak suka , tapi ayahku selalu memintaku untuk datang ke acara di gor." 

Didalam hatiku berkata ah senang sekali Fira dikelilingi orang-orang yang suka bulutangkis bahkan dia akan sering bertemu atlit jika sering datang ke acara di GOR milik ayahnya

***

Hari ini adalah hari dimana ekstrakurikuler bulutangkis dimulai. Aku sampai tepat waktu. Rasanya senang sekali bisa bermain bulutangkis lagi karena aku sudah dapat izin dari ibu aku. Karena saat aku masuk SMA ibu lebih membebaskan aktifitasku dengan syarat pelajaran tidak keteteran. Walaupun aku juga masih dikasih batasan yaitu hanya mengikuti eksta bulutangkis sampai jam 5 sore saja,padahal normalnya ekstra bulutangkis bisa sampai jam 8 malam. Tetapi aku tetap senang rasanya. 

Ekstrakurikuler bulutangkis diadakan seminggu sekali . Aku sekalipun tidak pernah bolos. Waktu ada acara atau perlombaan kita harus berlatih sampai jam 18.00. Jadi selama ada pertandingan aku minta kakakku untuk menjemputku, kenapa? Karena rumahku di desa yang harus melewati hutan untuk sampai rumah.  Saat malam hari tidak ada lampu yang menerangi jalan. Aku serasa mengikuti uji nyali setiap melewatinyaa seorang diri...

"Pritttt ... .." suara pluit terdengar kencang.

Ternyata pak pelatih sudah datang. Semua diiam dan memperhatikan pak pelatih.

"Selamat sore anak-anak". Pekenalkan nama saya Pak Tedy. Hari ini kita mau berlatih teknik dasar dulu" kata Pak Tedy

Semua anak mengikuti perintah Pak Tedy. Di hari pertama ekstrakurikuler aku mendapatkan 3 teman baru. Mereka adalah Dian, Hanis, dan Virly. Aku berteman baik denganmereka tak terasa hari-hari pun selalu kita lalui bersama. Hingga suatu hari adainformasi penting muncul yaitu pertandingan superliga yang mau dimulai bulandepan. Superliga tersebut dilaksanakan di Solo. Semarang-Solo memang tidak terlalu jauh tetapi saat itu kami masih anak SMA dan jarang pergi jauh.

Kami memutuskan untuk menonton apapun yang terjadi. Memang dasarnya kami ber 4 cukup nekat. Setiap harinya aku, Dian, Hanis dan Virly selalu kumpul lebih-lebih dahulu setelah pulang sekolah untuk membahas Superiga. Di SMA kami, kelas IPA dibagi menjadi 6 kelas, sedangkan Aku, Dian, Hanis dan Virly tidak ada satupun yang satu kelas. Namun seperti sudah menjadi kebiasaan, bila ada kelas yang selesai dulu maka harus menunggu kelas lainnya yang belum selesai . Kita mempunyai tempat kumpul semacam basecamp yang terletak di samping sekolah. Sebenarnya itu adalah ruangan yang tidak tahu milik siapa dan dibiarkan kosong oleh pemiliknya


Aku dan badmintonWhere stories live. Discover now