Other Self

488 30 0
                                    

Chapter 1


Sehun pov.

Sehun Oh. Seseorang memberikan nama itu kepadaku. Pria itu tinggi, tampan, baik hati dan yang terpenting, aku sangat mencintainya. Bertahun-tahun aku hidup dengannya dan ia tak pernah sekalipun membuatku terluka. Orang-orang mengatakan setelah badai besar pasti ada pelangi. Tapi hal lain yg sering terlupakan adalah, setelah badai besar pasti permukaan bumi akan rusak. Pohon-pohon akan tumbang, dan rumah-rumah dengan fondasi yang tidak kuat juga akan roboh. Bukankah ini seperti sebab dan akibat? Sayangnya 'akibat' tidak selalu berbau positif.

Seharusnya aku bersyukur tentang apa yang kumiliki. Bersyukur tidaklah sulit untuk dilakukan. Hanya saja, aku tak terbiasa.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Suara seraknya tiap pagi adalah kesukaanku. Ia akan bersikap manja diluar kesadarannya. Tangan kekarnya menarik pinggangku mendekat untuk direngkuh lebih kuat. Hangat dan nyaman. Pria itu bernama Chanyeol Park. Aku menggeleng pelan. "Aku menyukai baumu tiap pagi Sehunah." Aku tersenyum mendengar pengakuannya.

"Chanie, aku ada kelas pukul 9. Aku harus siap-siap." Aku mengusap surai lembutnya yang berantakan. "Selamat pagi baby." Ia mengecup bibirku lembut. Jantungku berdebar. "Pagi daddy." Jawabku sambil mengendusi lehernya. "Jam berapa aku harus menjemputmu?" Ia menarikku keatas tubuhnya. Kepalaku berbantal dadanya, kulit dengan kulit.

"Aku akan selesai jam 5 sore nanti." Ia mencium aroma rambutku. Dan berdiri mengangkatku ke kamar mandi. Itu adalah rutinitas kami tiap pagi jika kami memiliki jadwal padat. Aku akan ke kampus dan bergulat dengan buku-buku tebal, sedangkan pria yang kucintai ini akan pergi ke kantor.

Aku selesai mandi lebih dulu, Chanyeol masih berendam. Ia adalah bosnya, datang jam berapa saja tak akan ada yang berani menegurnya. Di rumah megah ini hanya aku, Chanyeol dan 2 pekerja yang tinggal. Tukang kebun dan satpam. Untuk urusan memasak, aku lebih suka memasak sendiri. Aku menyiapkan sarapan untuk kami berdua. Karena Chanyeol lama, aku memutuskan untuk sarapan dulu.

 Karena Chanyeol lama, aku memutuskan untuk sarapan dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kau sudah sarapan?" Chanyeol berdiri di anak tangga terakhir dengan dasi yang belum tersimpul. Ia sudah rapi, rambutnya ditata hingga dahinya terlihat sempurna. "Sudah. Sini biar aku yang memasangnya." Aku menyimpulkan dasi itu. Chanyeol menatapku dengan senyuman tipis. Senyuman yang sangat kusukai. "Kau cantik sekali pagi ini. Baumu juga enak." Ia menarikku dalam pelukan dan mulai menjilati leherku.

"Daddy im off to school now, i had made your breakfast." Aku menggeliat agar lepas dari rengkuhannya. Bukannya aku tidak suka, hanya saja jika aku tetap menerima perlakuannya kita akan berakhir telanjang dan aku akan telat ke kampus. "Daddy wants your lips as his breakfast, come here, where is daddy's breakfast?" Ia kembali merengkuhku dan menghisap bibirku. Aku bisa gila jika seperti ini.

"Kau sangat menggemaskan. Aku ingin memakanmu." Ia mengatakannya dengan nada mengeram. Chanyeol terlihat sangat sexy jika ia mengeram frustasi seperti ini. "Dad, aku milikmu setelah aku kembali dari kampus." Dan tanpa menunggu jawaban darinya aku langsung kabur ke pintu utama.

Other SelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang