Other Self

198 23 6
                                    

Chapter 3

SEHUN POV

Hari yang indah. Sayang sekali aku sedang dalam suasana hati yang buruk. Si bulan merah itu datang lagi, sialan. Aku sudah meminum pilnya, memang rasa sakitnya berkurang tapi obat itu tak berpengaruh dengan suasana hatiku. Duduk di taman kampus dengan segelas coklat juga tak mengubah suasana hatiku. Sial sekali.

"Sehun!" suara pria terdengar memanggilku. "Hi Taeyong.. apa kabar?" Taeyong duduk di sampingku. Ia membawa tumpukan buku tentang bahan-bahan kimia. "Not good. My mood swings so badly." Ada kerutan tipis di dahinya. "Memangnya bulan itu sedang datangnya?" Dan toyoran kecil di bahuku adalah jawabannya.

"Aku sedang bertengkar dengan Jaehyun. Ia ingin waktu sendiri, jadi kubiarkan dulu dia. nanti juga ia akan baikan." Keluh Taeyong. "Bagaimana denganmu?" dan aku menjawabnya dengan tarikan nafas panjang. Taeyong dapat membaca suasana dengan baik, ia tertawa pelan. "Dan disinilah kita. Dua orang dengan suasana hati buruk."

"Ini adalah tahun terakhirku. Mungkin itu yang menyebabkan aku sedikit tak senang." Taeyong tersedak ludahnya. "Dasar aneh, apa kepalamu terbentur sesuatu? Berada di tahun terakhir adalah impian semua mahasiswa. Aku saja ingin cepat-cepat lulus. Sakit sekali kepalaku jika harus dijejali rumus kimia." Omel Taeyong. "Yah.. kau benar. Aku akan sangat merindukan kampus ini." yang kumaksud bukan itu Taeyong-ah. Tinggal beberapa bulan lagi dan aku akan kembali sendiri.

.

.

.

"Baby im home.." Suara Chanyeol terdengar dari dalam kamar. Aku bergegas turun menemuinya. "Aku merindukanmu." Aku memeluknya. "Aww.. benarkah? Apa kau sudah makan princess?" tanya Chanyeol. Aku mengangguk. "Bagaimana keadaan di hongkong? Apa menyenanagkan? Bagaimana cuacanya? Beberapa hari terakhir cuaca disini sangat baik." Chanyeol tertawa.

"Sepertinya kau lebih tertarik tentang Hongkong dari pada tentang hariku." "Tidak bukan begitu maksudku Channie. Aku sudah bilang aku merindukanmu, dan a-" kalimatku terpotong oleh tawaan rendahnya. "Aku tau sayang.. kau ini mudah sekali digoda." Chanyeol memelukku. "Apa kau ingin ikut ke Hongkon? Kita bisa mengambil sabtu dan minggu untuk berlibur. Jadi kau tak perlu bolos kuliah."

Tawaran yang lumayan juga. Chanyeol selalu mengajakku ke luar negri jika ada kesempatan, dan aku selalu menikmati waktu-waktu kami. "Ceritakan dulu bagaimana suasana disana lalu aku akan mempertimbangkan untuk ikut atau tidak." ia mengecup dahiku, "Cuacanya indah dan kotanya bersih. Aku yakin Hongkong memiliki tempat-tempat yang menarik. Aku yakin kau akan menyukainya." Aku berpikir sebentar. Aku masih harus belajar. Tapi tak ada salahnya bukan jika memberi waktu bersantai untuk diriku sendiri.

"Jadi bagaimana?" "Baiklah aku akan ikut."

.

.

.

.

.

.

Kami tiba di Hongkong dengan jet pribadi Chanyeol. Setelah jalan-jalan sebentar kita menuju apartemen. Kata Chanyeol setelah makan malam aku akan ia ajak menonton opera. Jadi tak membuang waktu, setelah kami sampai aku langsung bersiap untuk mandi. "Babe are you gonna take a shower?" tanya Chanyeol setelah melepas sepatunya. Aku mengangguk.

"Ingin mandi bersama?" pertanyaan itu memiliki dua arti. Mandi biasa atau mandi dengan kegiatan lain. aku memicingkan mata. "Apa kau ingin?" Chanyeol menunjukkan ekspresi gelinya. Kekehan itu sangat merdu di telingaku. "Kau tau aku selalu ingin saat bersamamu." Ia berjalan sambil melepas kancing kemejanya. Sial, mengapa ia sangat jantan. "Kau bilang kita harus segera makan malam lalu langsung ke opera?" Wajahnya langsung memasam. Aku terkekeh melihat perubahan ekspresinya.

Other SelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang