Other Self ch. 2

221 20 3
                                    


Chapter 2

Sehun POV

Dulu saat aku datang Chanyeol memberiku sebuah mobil range rover putih. Ia memilihkanya untukku. Siapa yang tidak senang jika dihadiahi mobil mewah? Aku. Saat itu aku masih terlalu abu-abu. Aku tak yakin dengan segala hal. Tapi Chanyeol datang dan membangun rasa percaya diriku, ia meyakinkanku bahwa aku pantas mendapatkan semua ini. ia terlihat begitu yakin, dan aku luluh.

Kepribadianku berubah. Sekarang hanya ada Sehun Oh, identitasku yang baru. Sehun Oh yang percaya diri, sosial, selalu berpikir positif, dan yang lebih kuat dari dirinya yang lain. Di sisi Chanyeol aku menemukan kekuatanku. Ia adalah obat dari kesakitanku. Dan aku berharap kita akan selalu bahagia.

'Ping...' Ponselku berbunyi tanda pesan masuk.

From: Chanyeol Park

Princess, daddy akan pulang telat. Ada rapat penting jam 5 sore, jadwal tak bisa diubah karena keterbatasan waktu client kita di Korea. Jika kau ada waktu luang untuk makan siang, daddy akan sangat senang untuk datang menjemputmu.

Sialnya, aku sedang mengerjakan tugas kelompok di salah satu kedai kopi dekat kampus. Kupikir-pikir sudah dua jam kami duduk disini membahas projek kami. Dua jam yang sangat produktif.

To: Chanyeol Park

Kurasa bisa dad, aku sedang mengerjakan projek dengan teman-temanku. Tapi kurasa akan selesai dalam 15 menit. Aku di kedai kopi biasanya.

From: Chanyeol Park

Ok, later babe.

"Teman-teman, jadi sudah jelaskan bagian-bagian kita?" tanyaku.

"Kurasa semua sudah jelas. Kita minggu adalah deadline kita untuk tugas individu. Setelahnya kita bisa merapatkan tentang bagian selanjutnya." Jelas Lucas, salah satu teman seorganisasiku. "Ini sudah jam makan siang. Bagaimana jika kita makan siang bersama?" saran Lisa. "Ide bagus, aku harus menghindar dari Min soek. Ia akan terus memohon-mohon untuk kembali kepadaku." Kata Jong dae, mereka adalah salah satu pasangan gay terpopuler di kampusku.

"Aku tak bisa ikut teman-teman. Pacarku akan datang menjemput." Dan seketika mereka menatapku dengan tatapan mengintainya. "Aku iri denganmu Sehun. Apa dia ada kemungkinan jadi gay? Aku ingin mencobanya." Aku tersedak kopiku. "Gila.. dia suka dada wanita." Aku tau ia sedang bercanda. "Lagipula, pacarnya Sehun itu sangat jantan. Misalkan dia gay, tentu saja dia akan jadi top yang powerful." Cetus Lucas. Aku tak bisa membayangkan Chanyeol jadi gay.

"Aku rela jadi botom jika Pacarmu topnya." 'Plaakk..' Sebuah buku melayang ke wajah Jong dae. "Thanks, lucas. Kau mewakiliku." Aku tertawa mendengar rengekan jongdae tentang imajinasi-imajinasi ngawurnya tentang ingin jadi botom.

"Sehun.." Chanyeol menyentuh bahuku. Ia berdiri di belakangku. "Kau sudah disini? Cepat sekali." aku membereskan bukuku, sedangkan teman-temanku sibuk menggoda Chanyeol. Chanyeol buka orang yang kaku, ia memiliki humor yang bagus dan mudah dekat dengan orang lain. karena itu teman-temanku tak sungkan membuatnya sebagai bahan guyonan.

"Kita pergi sekarang?" tanya Chanyeol. Aku mengangguk. "Baiklah teman-teman kita pergi dulu. See you tomorrow!" Kami berjalan lurus ke mobil Chanyeol. Mobilku kuparkir di kampus. Aku masih ada kelas dua jam lagi, Chanyeol akan mengantarku nanti.

"Bagaimana harimu?" Chanyeol duduk di kursi kemudi. "Baik. akhir-akhir ini aku sangat sibuk. Tugas kuliah tak ada habisnya." Aku merangkul lengan kokohnya. "Aww.. apa babyku sedang tidak mood?" Ia mengecupi rambut dan pelipisku. "Kau adalah semangat dihari melelahkanku." Dan kekehannya terdengar, "Heii.. itu adalah kalimatku." Aku ikut tertawa, ia masih mengingatnya. "Aku terdengar sangat keren sekali saat mengatakan itu kepadamu." "Kau ini percaya diri sekali." Aku mencubit perutnya.

Other SelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang