2

4.4K 300 45
                                    

Asami duduk termenung di kursi ruang kerjanya. Pagi ini dia meninggalkan Akihito begitu saja di kamar mereka. Dan melihat keadaan Akihito pagi tadi, membuat Asami menyesali perbuatannya semalam.

Dia bisa melihat hasil dari perbuatannya semalam ditubuh kekasihnya, seperti bekas luka gigitan di leher kekasihnya dengan darah yang mengering. Apalagi saat dia menyibak selimut, dia sempat terkesiap saat melihat darah yang mengering di paha Akihito, dan Asami yakin itu darah dari bagian belakang tubuh Akihito, yang semalam dia hajar tanpa ampun.

Dan dia meninggalkan Akihito begitu saja, tanpa menunggunya bangun untuk meminta maaf.

Semalam dia benar-benar kehilangan kendali, amarah menguasai dirinya. Amarahnya langsung tersulut ketika dia menerima foto Akihito yang sedang bercumbu dengan seorang wanita. Dia tidak menyukai, jika kekasihnya disentuh oleh orang lain.

Asami tau dia tidak berhak marah jika kekasihnya melakukan hal seperti semalam, karena diapun sering kali melakukan hal yang lebih dari yang kekasihnya lakukan. Tapi dia benar-benar tidak rela jika kekasihnya disentuh oleh orang lain, selain dirinya.

Egois. Ya dia mengakui itu. Tapi dia melakukan hal itu, karena dia sangat mencintai kekasihnya. Dan jika kalian bertanya kenapa dia masih sering jajan diluar, ketika dia sudah mempunyai kekasih. Jawabannya adalah Asami masih belum mampu menghilangkan kebiasaan yang sudah sering dia lakukan sebelum bertemu Akihito.

Asami pernah mencoba menghilangkan kebiasaannya itu, tapi lingkup kehidupan sehari-harinya membuat dia susah lepas dari kebiasaan jeleknya. Dan Asami tidak menyangka, jika Akihito selama ini mengetahui kebiasaannya itu.

💔💔

Akihito duduk dengan menahan sakit, meskipun sekarang dia duduk di kasur yang sangat nyaman dan empuk, dan jika bukan karena perutnya yang berbunyi meminta diisi, Akihito lebih memilih untuk tidur.

"Ini, Takaba-sama."

Achi memberikan bubur yang sudah dia buat tadi. Akihito meminta untuk dibuatkan bubur saja, ketika tadi mereka menanyakan Akihito ingin sarapan apa. Akihito meminta bubur, karena lehernya masih perih jika harus mengunyah dan menelan.

Setelah membantu Akihito duduk dan membenarkan mangkung di pangkuan Akihito, Rui dan Achi segera undur diri setelah sebelumnya meletakan air di atas meja tepat disamping tempat tidur Akihito.

Saat keduanya sudah keluar, Akihito mulai memakan buburnya, dan sakit dilehernya bisa dia rasakan ketika dia menelan makanan.

Apalagi saat tadi dia sedang membersihkan badanya. Lubangnya terasa seperti di siram air garam, perih dan sangat sakit. Jadi ketika selesai mandi tadi, Akihito langsung mengoleskan salep pereda nyeri di bagian belakang tubuhnya yang sakit.

Ponsel Akihito berbunyi, ketika dia masih menikmati sarapannya. Mengambil ponselnya, dan melihat layar untuk mengetahui siapa yang menelpon. Kou. Nama sahabatnya tertera di layar ponsel.

Akihito segera mengangkatnya dan menyapa sahabatnya itu.

"Pagi, Kou."

"Akihito. Kau baik-baik saja kan?" Tanya Kou dengan nada suara yang terdengar sangat khawatir. Bahkan dia tidak menghiraukan sapaan Akihito.

"Aku baik-baik saja. Kenapa memangnya?"

"Semalam. Kami, aku dan Takato. Sangat khawatir Asami-san melukaimu. Kau yakin tidak apa-apa?"

"Kalian tidak usah khawatir, aku tidak apa-apa. Asami hanya memarahiku dan sedikit mengacuhkan ku pagi ini."
Akihito menjawab dengan santai, agar sahabatnya itu tidak semakin khawatir.

Problem | TwoshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang