Awal

133 1 2
                                    

Malam ini sangat sunyi, seperti biasa setelah selesai kerja di minimarket aku pulang menyelusuri jalanan yang sepi. "ahhhhghh dinginnnnnnn, kenapa lupa ga bawa jaket sihh ahhh" gumamku kesal.
Sebenarnya aku bekerja di dua tempat, pagi sampai sore hari aku bekerja di rumah nya bu rini, beliau mempunyai bisnis makanan ringan biasa nya di jajarkan di tempat oleh oleh atau di sosmed. Sore sampai malam ny aku bekerja di minimarket sebagai kasir, untung nya bisa disesuaikan dengan jadwal kuliahku karena di bu rini aku bisa ijin kapan saja beliau tahu persis aku sedang kuliah jadi setiap aku ada jadwal kuliah aku bisa ijin dulu sama bu rini beliau sangat baik dan perhatian.
"ahhhgghh aku lelah bangettt, jam berapa ya? "gumamku sambil berjalan dan meliahat ke arah langit. "wahhh bintang nya sangat indahhh. Apa nenek sedang melihatku?" aku tersenyum sedih.
Tidak lama kemudian sampailah dirumahku.
Segera membuka alas kakiku kemudian membuka pintu pelan pelan, sengaja langkah ku di jinjitkan aku takut mengganggu kaka dan adikku tidur sepertinya mereka tidur dengan nyenyak.
Aku bergegas menuju kamarku, rasanya sangat lelah dan ingin membaringkan semua anggota tubuhku. "ahhhgghhh capeee... " padahal baru sebentar rebahan di kasur ku yang keras itu tapi aku sangat cepat terlelap bahkan aku belum bengganti pakaianku.

Esok harinya,
Udara sangat segar sampai menusuk kulitku, aku bergegas bangun dari tempat tidurku lalu mandi dan siap siap untuk pergi ke kampus.
Sesampai nya di kampus tiba tiba tanganku ditarik dari belakang, ternyata dia kang rendra dia kaka tingkat semester 4, "ada apa ya kang? " aku bertanya bingung. "aku mau kau jadi pacarku sekarang" jawabnya tegas. Aku sontak sangat terkejut mendengarnya, gimana tidak kaget aku sama dia sama sekali tidak dekat hanya sebatas kenal doang, dan lagi pula aku tidak punya perasaan apa apa dengan dia.  "ahhh maaf kang aku gak bisa,  maaf yah maaf banget" jawabku sopan.  Tiba-tiba dia mendorongku ke tembok dengan sangat keras matanya memerah seperti penuh amarah, "barusan lu menolak gue? Wah cewek gila gak tau diri, harusnya lu beruntung di tembak sama gue dasar sinting udah miskin so lagi dasar pelacur!" timpal kang nendra dengan suara yang keras,  sampai sampai orang orang pada kaget dan menggerumuti kami. Ahh aku kesal memang nya dia siapa mengatai aku seperti itu. Aku merasakan tatapan tajam dari orang orang dan mendengar bisikan bisikan yang menyebutkan aku seorang pelacur. Aku benci saat itu dimana mereka bebas mengatai kotor sedangkan aku tidak bisa membela diri aku terus menerus dipojokan.  "heh lu pelacur pelacur aja ngapain so so nolak gue hah? Apa gara gara gue ga ngasih duit pas nembak lu hah? Dasar cewek gatau diri" kata kang rendra penuh amarah. Tangan ku bergetar mataku memerah karena menahan nangis kang rendra terus menerus memaki ku dengan kata kata yang tidak pantas sehingga semua mata terpaku padaku. Kemuadian datanglah sorang pria dari arah belakang dan berusaha melewati gerombolan orang orang, ternyata dia teman sekelasku namanya dika. Kemudian tanpa basa basi si dika langsung menendang kang nendra tepat di bagian pahanya sampai sampai kang nendra terjatuh ke lantai. "anjing lu ngapain hahhh? Jangan so ikut campur urusan gue tai" teriak nendra sambil berusaha bangun dan menarik kerah baju dika. Suasana saat itu semakin panas, aku gatau apa yg membuat dika seperti itu. Aku berpikir jiga mereka di biarkan pasti akan adu hantam sehingga akan menimbulkan masalah nantinya.
Aku langsung segera menahan dika dan membawanya pergi dari tempat itu, "ayo dika udahhhhh" kataku memohon. Untungnya dika langsung menurutiku,  dan kami pun pergi dari tempat itu dan duduk di sebuah kursi taman yang ada dikampusku. Sebenarnya aku baru pertama kali lihat dika semarah itu, karena biasa nya dia anak nya selengean suka mengganggu orang dengan candaan nya dia, bahkan aku sering banget jadi korban candaan nya. "hahhhhhhhh" aku membuang nafas lega. "kamu gapapa? "  dika bertanya. " iyah aku gapapa, makasih yahh tadi kamu belain aku" jawabku. "idihh siapa yang belain kamu geer banget dahhh"Kata dika.
"lahh terus tadi ngapain berantem sama kang nendra kalau bukan belain aku? "tanyaku. "yahh lagi kepengen aja" jawab dia sambil memalingkan mukanya.
"ahhh tapi pokoknya terimakasih aja deh" sahutku. Dika hanya tersenyum dan kemudian merangkul bahuku dengan tiba tiba "udahh jangan makasih mulu mending traktir gue makan bakso yuk!!" kata dika.
"ahhh dika,  gue masih lama gajian" jawab ku dengan nada lemas.
"gamau tau gamau tau" jawab dia sambil jingkrak jingkrak kecil kaya bocah.
Kami pun berjalan menuju kedai bakso yang ada di sebrang kampusku.
Setiba nya disana datanglah dua mangkok bakso yang yang kami pesan sebelumnya. "ehh sulana ambilin gue sendok dong" kata dika menyuruhku. "sulana sulana wae ihh, emang ny gue babu apa di suruh suruh"jawab aku dengan kesal. "ahh lu rewel banget deh kaya emak emak" jawab dika sambil tertawa kecil kaya ngeledek.
Sebenernya aku dan dika dulu nya ga terlalu dekat. Awal nya kita cuma teman satu kelas doang cuma dia sering banget menggangguku dengan tingkah konyol nya itu dan sering banget nyuruh nyuruh aku apa aja ambilin ini lah mintain itulah pokok nya aku udah kaya babu dia aja. Dia juga kalau manggil aku suka dengan sebutan sulana tau dah dapet nama dari mana. Dari situlah awal aku berteman dekat dengan nya.
Walau pun dia suka bikin aku jengkel tapi dia sebenarnya anak baik dan perhatian tapi cara menunjukkan perhatiannya yang berbeda.
Karena kami teman dekat, kami sering banget tukar cerita keluh kesah kami masing masing. Aku beruntung punya teman yang bisa aku curahkan ketika aku ada masalah dan dia sigap buat membantu ku menyelesaikan nya.

Paper HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang