"Saranghe Siwon-aa..."
Kedua mata Siwon terbuka, ia menatap lurus ke arah langit-langit kamarnya sambil mengatur napas
Mimpi itu terasa sangat nyata. Saat Tiffany memeluknya, ia seperti benar-benar merasakan kehadiran wanita itu
Saat menolehkan wajahnya ke arah samping, seketika jantungnya mencelos melihat tempat kosong itu
Tiffany tidak berada di sampingnya. Ia hanya tidur sendiri. Semua itu masih mimpi
Siwon menggeser tubuhnya menempati tempat kosong di sampingnya
"Apa aku benar-benar gila sekarang? Bahkan aku bisa mencium wangi tubuhnya di atas tempat tidurku"
Rasa rindunya pada Tiffany seperti bom yang siap meledak. Siwon yakin jika memang rindu seperti bom, maka ia pastikan saat ini dirinya sudah mati dan hancur
Kemudian Siwon mengubah posisinya menjadi telungkup dan menghirup dalam-dalam wangi milik Tiffany
Beberapa detik kemudian dirinya dikejutkan oleh suara tirai jendela yang terbuka dan sinar matahari yang menerobos masuk mengisi ruangan mewah itu
'Apa Kyuhyun tidak pulang semalam?'
Siwon mengangkat wajahnya dan terduduk. Ia mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan penglihatannya
Kedua iris hitamnya menatap terpaku pada wanita yang berada di dekat jendela
Wanita itu berdiri membelakangi pantulan cahaya matahari dengan senyuman cantiknya
"Bangunlah. Apa kau akan terus menatapku seperti itu hm?"
Sungguh. Siwon merasa jika dirinya sudah gila saat ini
"Ah, sepertinya aku masih belum tersadar dari mimpiku. Baiklah... aku akan tidur kembali untuk beberapa menit"
Senyum Tiffany menghilang saat melihat Siwon masih menyangka jika semua ini mimpi dan kembali merebahkan tubuhnya
Siwon menutup matanya rapat, berusaha kembali untuk tertidur. Tetapi beberapa detik kemudian ia kembali membuka matanya saat merasakan sesuatu yang lembut menempel di bibirnya
Tidak ada satupun kata yang keluar dari mulutnya, bahkan napasnya seakan tertahan saat Tiffany mengecupnya
"Aku tidak tahu lagi dengan cara apa agar bisa meyakinkanmu jika kau sedang tidak bermimpi" ujar Tiffany setelah menegakkan kembali tubuhnya
"Aku benar-benar nyata Siwon-aa"
Siwon bangkit dan langsung menarik tubuh Tiffany hingga wanita itu terduduk di atas ranjang, lalu ia memeluk erat tubuh Tiffany
Jadi, pelukan semalam adalah nyata. Tiffany tertidur di sampingnya dan memeluknya sepanjang malam
"Kau benar. Aku sedang tidak bermimpi saat ini"
Tiffany tersenyum dan membalas pelukan Siwon
"Mianhe Tiff, aku—"
"Jebal... hentikan permohonan maafmu Siwon-aa"
Dengan gerakan lembut, Tiffany melepaskan pelukan itu. Ia menatap lekat kedua mata Siwon yang mulai berkaca-kaca
Satu tangan Tiffany menggenggam lembut tangan Siwon, satunya lagi menyentuh lembut sisi wajah tampan itu dan mengusapnya perlahan
"Berhentilah menyalahkan dirimu sendiri. Berhentilah menyiksa dirimu sendiri Siwon-aa"
"Semua yang terjadi diluar keinginan kita. Kau dan aku... kita semua mengalami hal menyakitkan yang sama. Jadi, tidak ada yang patut disalahkan di sini"