"Elevator games"
ucapku saat membaca website yang berisi kumpulan game yang menyeramkan.
Game yang satu ini cukup menarik perhatianku dibanding game-game seram lainnya yang telah kubaca dilaman web itu.
Terdengar menantang, tetapi tidak terlalu beresiko. Sebenarnya resiko bukanlah hal yang ada dalam pikiranku saat bermain game-game yang menurut orang menyeramkan, melainkan kepuasan tersendiri sehingga tak ada keraguan bagiku untuk memainkan game yang berlabel dark game.
Setelah mempelajari teori cara memainkannya, aku langsung mencari informasi tentang hal-hal yang mungkin ku butuhkan. Syaratnya cukup mudah hanya saja mencari gedung tinggi yang mempunyai banyak lift sangat sukar untuk didapat.
Tapi bukan Hanyu namanya jika gagal untuk mendapat apa yang dia inginkan.
Hotel tua elit yang cukup terkenal menjadi tujuanku melakukan elevator game. Berbekal uang, Ktp orang tua, dan ransel kecil aku sudah dapat memasukki hotel itu dengan mudah.
Hal yang kusuka dari hotel ini adalah mempunyai lebih dari satu lift, sehingga mempermudahku untuk mendapatkan lift yang paling sepi agar rencanaku tidak gagal.
"Ting"
saat pintu lift terbuka, aku masuk kedalamnya dengan menghembuskan nafas panjang.
Langsung saja aku menekan tombol secara berurutan yaitu 2-3-4-5-7-8-9
"Ting"
lantai dua kosong"Ting"
lantai Tiga kosong"Ting"
lantai empat kosong"Ting"
lantai lima kosong"Ting"
lantai tujuh kosong"Ting"
lantai delapan kosong"Ting"
lantai sembilan kosong.Setelah berhasil mencapai lantai sembilan tanpa halangan, aku langsung menekan tombol enam yang menjadi tujuan terakirku.
"Ting"
Dilantai enam, tedengarlah suara langkah kaki seorang wanita yang tak dapat kulihat wajahnya, karena jika aku melihatnya sudah dipastikan nyawaku akan terancam.
Sedikit demi-sedikit keringatku bercucuran tetapi aku berusaha bersikap santai dan memusatkan pikiranku pada keberhasilan game ini dan menjadikannya petualangan suksesku bermain dark game.
Setelah sosok wanita itu masuk kedalam lift dan berdiri tak jauh dariku, langsung saja kutekan tombol lantai satu untuk mengakiri permainan ini.
Selama perjalan dari lantai satu menuju lantai enam, tak kusangka sosok wanita tersebut terus melontarkan beberapa pertanyaan seperti "Kau mau kemana?" dan di setiap pertanyaan yang selalu tidak ku jawab ia selalu tertawa membuat bulu kudukku merinding.
Jangankan menjawab satu pertanyaan, melontarkan satu katapun mungkin aku tidak akan selamat.
"Ting"
Aku bernafas lega ketika pintu lift terbuka menunjukkan lantai satu dan bukanlah lantai sepuluh.
Kulihat suasana diluar lift sungguh sepi. Saat hendak keluar, kurasakan tangan sosok wanita itu menahan bahuku agar aku tidak bisa sepenuhnya keluar dari lift tersebut
.
.
.
.
.
.
Kutekan salah satu tombol lift berulang-ulang yang membuat pintu lift itu tidak tertutup karena jika pintu lift tertutup, nyawaku berada dalam bahaya.
Berulang kali aku menggerakkan badan, tanggan dari sosok wanita itu tak kunjung lepas dari badanku.
Hingga ia menucapkan nama ku dengan tepat
"Hanyu! ikutlah bersamaku" ucapnya yang membuatku habis pikir. Kulafalkan doa-doa didalam hatiku dan mencoba untuk keluar dari lift.
Ajaibnya, hal itu berhasil. Tangan sosok wanita itu terlepas, aku berhasil keluar dari lift itu dengan selamat. Ternyata Tuhan sangat sayang kepadaku walau terkadang dalam hidupku lalai untuk berdoa.
Dengan langkah laki yang cepat dan tanpa menoleh kebelakang aku mencari sumber keramaian lalu keluar dari hotel itu dengan sebuah senyum kepuasan.
Tiada artinya bagiku jika bermain game tanpa tantangan diluar kemampuan manusia.
End
dukung aku kalau mau cerita ini lanjut karena aku butuh dukungan kalian hehehe.
Selamat kali ini happy ending gak tau selanjutnya.....
boystory... who the next?