🌙1🌙

48 10 21
                                    


Everybody on this planet is separated by only six other people.
Six degrees of separation.
Between us and everybody else on this planet.
—John Guare

[0]

Min Yoongi memusatkan perhatiannya kepada adiknya yang sedang menulis dengan telaten di selembar kertas.

"Apa yang sedang kau kerjakan, Kyungie?" tanyanya penasaran.

Kyunghwa terus melanjutkan kegiatannya, tak berniat menjawab pertanyaan Yoongi.

"Kalau matamu masih berfungsi, kau tentu tahu aku sedang menulis surat," balas Kyunghwa akhirnya. Ia tidak tahan dipandangi Yoongi terus menerus.

"Untuk?"

"Orang."

Yoongi mendesah kesal. Berbicara dengan adiknya itu butuh perjuangan ekstra.

"Maksudku kepada siapa?"

"Aku tidak tahu."

Yoongi bersiap menjitak kepala adiknya ketika nada suara Kyunghwa berubah serius, "Aku benar-benar tidak tahu kepada siapa surat ini akan sampai."

Yoongi kehilangan kata-kata untuk sesaat. Kemudian wajahnya memucat."Kau—jangan bilang kau akan—"

"Ya, tebakanmu benar, Oppa," potong Kyunghwa, melipat kertas yang telah ia tulisi lalu ia masukkan ke dalam sebuah amplop.

"Kau akan benar-benar melakukannya?"

Setahu Yoongi adiknya bukanlah seorang yang hopeless romantic. Dan setahu Yoongi juga, adiknya tidak menyukai hal berbau dongeng dan khayalan.

"Kau tahu, selain menyukai sastra, aku selalu menyukai ilmu sosial, Oppa," jawab Kyunghwa antusias, manik sehitam malamnya berbinar-binar. "Aku cinta proses di mana satu fenomena sosial mampu mengubah jalan pikiran manusia dan menambah pengetahuan manusia akan hal-hal di dunia yang sebelumnya tak ia sangka atau tak ia ketahui."

"Dan kau berpikir teori itu termasuk ke dalamnya?" Yoongi menyesal telah bertanya.

"Tentu saja, Yoongles. Nah, sekarang, menurutmu aku harus mulai dari mana?"

Yoongi mengunci rapat mulutnya. Matanya beredar resah mengitari ruangan, menghindari tatapan penuh harap Kyunghwa.

"Bagaimana aku bisa begitu bodoh? Kenapa aku tidak memulainya dari kau saja?"

"Tidak, tidak, terima kasih. Percobaan aneh tidak masuk akal ini hanya membuang-buang waktu."

"Oke, jadi kau hanya perlu memberikannya pada siapa pun, bebas terserah padamu. Hanya saja, jangan lupa ingatkan orang itu tentang urutannya. Dan minta orang keenam untuk membaca suratnya." Kyunghwa terus berbicara, menahan telak segala protesan yang sudah disiapkan Yoongi.

Menyadari kakaknya tidak akan menerima cuma-cuma, Kyunghwa melambaikan beberapa puluh ribu won di depan Yoongi, "Kalau ini berhasil, kau jadi orang pertama yang akan kutraktir, Oppa."

Yoongi menerima surat itu dengan senyum masam terukir sempurna di wajah pucatnya.

{0}

Taehyung mengerjapkan mata berkali-kali. Ia tepuk pipinya, menggelengkan kepalanya, tapi ternyata ia memang tidak bermimpi.Ia memang mendapatkan sepucuk surat. Katakan ia berlebihan, tapi menerima surat di abad semodern ini merupakan hal yang langka. Lagipula, siapa orang yang iseng mengiriminya surat?

[Ia yakin seratus persen, walau Jimin dan Jungkook yang memberikan surat ini, pasti bukan mereka yang menulisnya.]

Melepas amplop berbau mawar yang cukup pekat, Taehyung mendapati sebuah kertas dengan tulisan tangan bersambung milik seseorang. Bagian awal surat tersebut berisi;

< hey you,sixth person of my six degrees of separation. >

Alis Taehyung terangkat sebelah, menemukan istilah yang cukup asing baginya. Tak butuh waktu lama, laptop di depannya sudah menyala dan layarnya menunjukkan tab google. Jemari lincahnya mulai mengetik; Teori enam tingkat pemisahan.

[1]


Orang pertama adalah Min Yoongi. Kyunghwa memberikan surat itu kepada kakaknya. Walaupun ia tahu Yoongi akan mencak-mencak, mengeluh malas, dan berujar tidak setuju, ia pasti tetap melakukannya.

"Aku bebas memberikannya kepada siapa saja?" Yoongi bertanya untuk yang kesepuluh kalinya untuk memastikan.

Kyunghwa memutar bola mata bosan. "Siapa pun, Min Yoongi. Siapa pun."

Yoongi tersenyum lebar. "Kalau begitu akan kuberi ke Namjoon, orang yang pernah kau sukai."

Kyunghwa mengangkat bahu tak peduli. Pandangannya ia arahkan ke luar jendela, mengamati rintik hujan yang berjatuhan bebas. Siapapun, ulangnya berkali-kali dalam hati seperti mantra. Ia hanya perlu tahu kalau suratnya sampai ke pihak keenam.

Entah pihak keenam yang menerimanya nanti menganggapnya gila, hanya menerima tanpa banyak kata, atau bahkan menerima lalu mengabaikannya. Kyunghwa tidak akan menunggu surat itu.

[Tapi ia tidak bilang ia akan melupakan surat itu.]

{6}

"Kita hanya dipisahkan oleh enam pihak saja."

Taehyung membaca satu baris kalimat yang berada di bagian pembuka surat berulang kali hingga kepalanya terasa pening. Satu baris kalimat yang memunculkan pertanyaan-pertanyaan lain di otak jeniusnya.

"Siapapun kau adalah pihak keenamnya."

Ia membaca artikel di internet, di buku usang, menyimpan berbagai dokumen yang menyebutkan tentang teori enam tingkat pemisahan yang disinggung-singgung dalam surat itu. Dan oh, nama pengirim surat itu adalah seseorang bernama Min Kyunghwa. Ia tinggal di Daegu, beratus kilometer dari pusat kota tempat Taehyung tinggal, di Seoul.

Taehyung benci hal yang merepotkan, tapi ia cinta hal yang berhubungan dengan fenomena dunia, khususnya di bidang sains dan sosial. Teori enam tingkat pemisahan ini sering dikaitkan dengan teori dunia sempit. Maka, atas dasar inilah Taehyung rela menghabiskan hari Minggunya yang berharga duduk di depan laptop, membaca jurnal-jurnal berbahasa Inggris, mencoba menemukan segala hal yang berkaitan dengan teori ini.

Taehyung benci mengakui ini, tapi ia memang tertarik membuktikannya.

Jika ia ingin menemui si pengirim surat ini, sebetulnya mudah saja. Ini lebih mudah dibanding ketika si pengirim surat menemukannya. Taehyung hanya perlu menelusuri orang-orang di pihak kelima sampai pihak pertama.

Secara tidak langsung, pihak pertama adalah yang berelasi langsung dengan Min Kyunghwa. Jadi, dengan menelusuri keseluruhannya, Taehyung akan bertemu di satu titik, yaitu Min Kyunghwa. Ia akan bertemu dengannya.

Taehyung bukan orang yang suka merepotkan diri sendiri. Tapi ia menyukai hal-hal yang menarik.Dan di mata Taehyung, Kyunghwa adalah satu dari sedikit hal yang menarik perhatiannya. []

:))

So Close No Matter How Far [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang