🌙2🌙

23 9 23
                                    

[2]

Yoongi tak bermain-main dengan ucapannya. Ia benar-benar memberikan surat itu kepada Kim Namjoon, senior Kyunghwa di bidang Sastra dan Literatur. Orang yang pernah disukai dan dikagumi Kyunghwa selama dua tahun.

Mereka bertemu di café favorit Yoongi di kawasan distrik Jung. Namjoon sendiri harus segera kembali ke Ilsan karena ia berada di Daegu hanya untuk menyurvei lokasi pameran novel dan karya tulisnya.

"Aku suka bermain-main dengan takdir."

Hanya itu tanggapan Namjoon setelah Yoongi menjelaskan tujuan pertemuan singkat mereka.

"Jadi, kau adalah pihak kedua, tugasmu adalah memberikan ini pada seseorang lagi—yang nantinya akan jadi pihak ketiga. Kau katakan padanya, berikan ini pada pihak keempat, dan seterusnya, hingga di pihak keenam, berhentilah. Surat itu untuk pihak keenam."

Namjoon mengangguk singkat, sepenuhnya mengerti. Ia sudah pernah membaca teori ini sebelumnya, namun ia tidak pernah mengira ia akan terpilih menjadi salah satu pihak penyalur pemraktik teori.

"Jalan pikiran Kyunghwa memang unik dan eksentrik," Namjoon terkekeh, membuat lesung pipinya terlihat. "Oke, aku akan melakukannya. Jangan khawatir, Hyung." Namjoon menerima surat itu, menjadikan dirinya sebagai pihak kedua.

{5}

Taehyung mendapat surat itu dari Jimin dan Jungkook, sahabat dekatnya. Ia yakin mereka adalah pihak kelimanya.

"Aku mendapat ini dari kakakku, Jin."

Taehyung kenal Jin, dan sepengetahuan Taehyung, Jin tinggal di Seoul untuk menyelesaikan semester akhir kuliahnya.

"Aku akan mengunjunginya akhir pekan ini ke apartemennya di Seoul, apa kau mau ikut, Taetae?"

Taehyung menimbang-nimbang sejenak.Lalu ia menyahut, "Oke."

[3]

Namjoon memainkan amplop beraroma khas Kyunghwa itu pada malam hari.

Ia memikirkan bermacam-macam orang yang dapat ia percaya sebagai pihak ketiga. Ia memiliki banyak teman dekat seperti Jackson, Bobby, Jennie, Wendy. Hanya Jennie dan Jackson yang dapat ia percaya, tapi mereka mungkin tanpa berpikir dua kali akan langsung membuang suratnya ke tong sampah. Otaknya berpikir keras, sampai akhirnya ia bertemu dengan rekan satu jurusannya. Teman yang selalu menjadi rekan satu kelompoknya dalam mengerjakan tugas.

"Annyeong, Hobie."

Hoseok mengernyitkan dahi, menatap surat yang baru saja Namjoon hempaskan ke tangannya.

"Jadi pihak ketiga ya?"


{4}


Perjalanan dari Seoul ke Daegu memerlukan waktu sekitar dua jam dengan menaiki kereta.

Taehyung menahan kuapan bosan dan dengusan jengkel dalam hati. Jimin dan Jungkook tertidur lelap di sebelahnya, saling berpelukan erat, terlihat damai dan tidak terganggu.

Taehyung memutuskan bermain dengan ponselnya, tapi pikirannya tertuju pada sosok Min Kyunghwa. Fantasinya mulai bermain, membayangkan sosok yang berhasil mengusik rasa penasarannya. Apa Min Kyunghwa ternyata hanya orang iseng, yang akan tertawa melihat Taehyung benar-benar berusaha seniat ini untuk bertemu dengannya?

Sesaat, Taehyung meragu. Ia sudah terlambat jika ingin mundur.

Selanjutnya, yang ia tahu, adalah tubuhnya terdorong dan terdesak oleh orang yang berhamburan keluar kereta.

So Close No Matter How Far [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang