Good Doctor (VMIN)

121 21 4
                                    

Warn! Boyslove! Vmin
Sudut pandang Jimin.
Ide cerita merujuk pada drama jepang dengan judul yang sama.

~ ~ ~ ~ ~

Dentingan sendok makan yang bertubrukan dengan gelas keramik beriringan bersama dengan detik jarum jam menggema begitu dominan di tengah-tengah lorong bangsal rumah sakit. Terlampau sunyi, mengingat mahluk lain yang bertugas untuk jaga malam bersamanya sudah menghilang ditelan mimpi beberapa jam silam setelah memohon mengalihkan tugas padanya. Seharusnya, malam ini ia kedapatan jaga bertiga, namun berakhir sendirian lantaran dua orang lainnya terlalu tidak kompeten.

Cairan hitam pekat pada cangkir keramiknya disesap rakus, menyisakan beberapa tetes dengan tekstur kasar bubuk kopi yang tidak teraduk tertinggal oleh sesapan akhirnya. Aroma kopi menguar intens dari belah bibirnya ketika helaan napas lelahnya juga keluar darisana. Matanya mengerjap berat, hasil tidak tidur tenang sejak kemarin lantaran masalah yang diakibatkan oleh anggota baru timnya selalu melanda poli bedahnya.

Gema langkahnya terdengar sepanjang lorong, menelusuri tiap-tiap bangsal rumah sakit untuk menyelesaikan visit pasien terakhir sebelum menjamah kasur diruang istirahat. Dan halangan terbesarnya untuk memeluk bantal kesayangannya hari ini adalah bangsal terpojok lorong yang masih terang benderang. Mungkin jimin harus menghabiskan jaga malamnya dengan memohon pada seorang bocah sepuluh tahun yang sudah menetap disana sejak beberapa hari lalu.

Kasusnya biasa, bukan kasus spesial. Hanya obstruksi usus karena bolus Ascaris lumbricoides pada bagian distal ileum dan sedikit peradangan pada appendiks. Tapi menjadi rumit lantaran anak itu menolak untuk ditindaklanjuti sementara ibunya memohon-mohon pada tenaga medis.

Min Yoongi nama anak itu. Terlampau diam, sampai hampir tidak ada yang berani membujuknya ketika ia mutlak mengatakan tidak mau dioperasi.

Jadwal operasinya tinggal menghitung jari, segala cara sudah dicoba untuk meyakinkan, namun anak itu tetap bersikeras tidak mau dioperasi. Ibunya terlalu lembut untuk menghadapi Yoongi, sementara ayahnya hanya memberi setumpuk angka pada rekening lantaran sibuk dikantornya.

Gema langkahnya terhenti tepat satu langkah sebelum telapak dinginnya menyentuh tirai yang menutupi brankar tempat Yoongi tidur. Suara berat sekaligus nyaman yang mengalun lembut membuatnya sadar ada eksistensi lain didalam sana, suara si anak baru pembuat masalah yang terlampau familiar ditelinganya.

Mata sipitnya menelusuk dari balik tirai. Ulasan senyum tipis terbentuk tanpa sadar, menemukan sosok tidak asing yang tingkahnya selalu diluar dugaan.

Kim Taehyung. Menjadi bagian terluar dari poli bedah anak sejak dua bulan yang lalu. Jimin hampir saja memekik girang ditengah rapat saat mengetahui timnya yang hampir ditutup lantaran performansnya rendah mendapat anak baru, dengan spesifikasi tersempurna yang pernah Jimin temui selama seperempat abad hidupnya, jika saja tidak ada embel-embel keterbelakangan mental dikolom terbawah lembaran putih itu.

Kontur wajahnya tampan dengan kulit tan yang sempurna. Binar matanya polos dengan jiwa yang terlampau murni. Sementara bibirnya tidak henti mengulas senyum bahkan ketika Jeongguk yang lebih muda dua tahun darinya menindasnya. Dan peragainya selalu bebal, mendedikasikan diri seutuhnya pada pasien bahkan ketika diusir berkali-kali dengan kata-kata dan perilaku kasar dari ruang operasi ataupun bangsal rumah sakit atas dasar ketidaksempuranaan dan kekeraskepalaannya.

Bodoh, tapi Jimin suka.

Lengannya kembali bergerak menggapai ujung tirai dan menyibaknya sedikit. Mata sipitnya mengintip dari ujung sana dan sudut bibirnya tertarik sempurna menghadirkan gurat manis wajahnya.

Maka jika keluarga Min Yoongi dan tenaga medis terlembut tidak bisa menyentuh Yoongi, laki-laki dengan latar keterbelakangan mental yang selalu direndahkan semua orang itu bisa dengan mudahnya mendapat tempat diatas brankar dan menggambar bersama disana.

"Tuan cacing ingin keluar. Kamu lihat dia bergelung? Dia ini baik. Dia tidak mau jadi parasit diususmu tapi ditetaskan dan terjebak didalam ususmu. Dia bergelung karena sedih sudah menyakitimu. Jadi Yoongi juga harus membantunya keluar. Lalu kalian akan hidup dalam kebahagiaan masing-masing; Yoongi dengan piano dan tuan cacing dengan kehidupan barunya di masa yang lain. Mungkin kalian bisa menjadi teman jika tuan cacing sudah keluar dari perut Yoongi dan dilahirkan menjadi mahluk lain," ujarnya sambil membuat wajah sedih pada gulungan mi dalam selang berliku diatas kertas putihnya.

Maka jika semua orang hanya memandang sebelah mata pada tiap-tiap kejadian disekitarnya, Kim Taehyung dengan latar tidak sempurna itu memandang seluruh aspek yang dia lewati dan menjadikan apa yang dilakukannya sempurna, dengan caranya sendiri.

Senyum manis dengan matanya yang tenggelam masih terbentuk, sementara punggung jemarinya dibenturkan berulang-ulang pada dinding putih disisinya, mengundang atensi dua orang disana yang kini mengarah padanya. Langkahnya dibuat riang, mendekati Yoongi yang kini memandang tidak suka kearahnya, mengundang gerutu dalam hati akan sifat pilih kasih pasien kecilnya.

"Mungkin dia bisa menjadi anjing atau kucing yang akan bertemu dan menemani Yoongi bermain nanti. Oh iya, Dokter Park punya induk kucing yang akan melahirkan minggu depan, tepat sekali dengan jadwal operasimu. Bagaimana jika kita biarkan tuan cacing pergi dan lahir kembali mejadi anak kucing Dokter Park? Lalu Yoongi bisa memeliharanya dirumah sebagai teman Yoongi nanti"

"Iya, benar. Yoongi mau, kan? Nanti kita beri makan dan ajak main bersama-sama," tawaran penuh semangat Taehyung disambut anggukan antusias pasien kecilnya. Membuat Jimin lega dalam hati akan satu masalah rumit yang terselesaikan sempurna. Kemudian Jimin baru menyadari suatu fakta ketika arah pandangnya kembali fokus pada laki-laki yang kini menggambar seekor kucing pada bagian rumpang kertas putihnya.

Ketika senyuman Taehyung terlihat lebih menyenangkan daripada fakta bahwa Min Yoongi mau dioperasi olehnya, dan ketika wajah tampannya memperlihatkan deretan gigi rapih yang terbingkai sempurna oleh bibir serupa kotaknya, Jimin hanya bisa terpukau. Terlalu murni,

menjadikan Jimin kembali terjatuh dalam pesona seorang Kim Taehyung seutuhnya.

UNTITLEDWhere stories live. Discover now