Warn!
•Boyslove! Yoonmin
•Death character~ ~ ~ ~ ~
Ketika gema pantofel hitam Yoongi terdengar lebih jelas daripada bising suara disekitarnya, obsidian Jimin berpendar, mencari-cari sosok yang akhir-akhir ini menjadi familiar bagi seluruh indranya. Deretan gigi putihnya tampak tidak teratur dibagian depan, terbingkai sempurna oleh bibir tebalnya yang melengkung menawan.
"Selamat atas ucapanku yang kau jadikan kenyataan. Menjadi populer tidak begitu buruk, kan?"
Dan ketika suara lembut itu mengalun memeluk posesif gendang telinganya, Yoongi hanya bisa melengkungkan garis bibirnya yang tipis. Obsidiannya secara antusias bergulir, mendapatkan sosok pemuda dengan nuansa navy yang begitu dirindukannya belakangan ini.
Namanya Park Jimin. Seniman surealis yang selalu sibuk hidup di dalam dunia mimpinya. Perawakannya kecil dan manis, dengan dua pipi mochi sebagai salah satu tolak ukur kepercayaan dirinya.
Pertemuan pertama Yoongi dengan pemuda manis berambut ash brown dihadapannya adalah ketika Yoongi sedang berjalan-jalan mencari inspirasi. Ketika itu, hidupnya benar-benar bangun, makan, mandi, membuat lukisan, lalu tidur.
Kematian kedua orang tuanya seakan-akan mematikan Yoongi yang manusia, membuat Yoongi yang sialnya bertahan hidup jadi ikut mati. Mungkin ikut terbawa oleh kedua orang tuanya.
Jimin menyeret dan memukulnya ketika itu. Ucapannya sama sekali tidak masuk ke otak Yoongi, namun esensinya tetap bertahan dalam benak bahkan ketika Yoongi kembali kerumah dengan bahu yang terkilir akibat terjatuh dari pembatas jembatan dalam pejalanan mencari inspirasinya.
Lalu pertemuan kedua, ketiga, dan sampai yang keempat selalu dilakukan ditempat yang sama, pada hari yang sama, dan jam yang sama. Seakan-akan mereka memang menunggu satu sama lain disana setiap minggunya.
"Lukisanmu begitu indah, Yoongi-ssi. Aku jadi mau tinggal disana rasanya."
"Bukankah dunia mimpimu yang selalu kau idamkan?"
Terlalu tenggelam dalam pesona Park Jimin, membuat Yoongi tidak menyadari redup binar mata lawan bicaranya. Kemudian ketika lengkungan indah bibirnya menghilang bersamaan dengan suaranya yang bernada lebih rendah, Yoongi baru sadar.
"Dunia mimpi jadi ikut menyeramkan akhir-akhir ini. Aku mau kabur ke lukisanmu saja"
"Kau baik?"
"Aku baik, tentu saja. Ayahku yang tidak baik. Dia menyuruhku untuk bunuh diri karena mirip dengan anaknya yang sudah meninggal. Memori didalam otaknya semakin memudar, tapi jiwa kerasnya sama sekali tidak memudar, haha"
Yoongi merasa bodoh ketika tidak ada satupun hal yang terlintas untuk sekedar menyemangati pemuda disebelahnya yang sudah kembali memperhatikan detail lukisannya. Tubuhnya kaku, begitu juga dengan napasnya yang tiba-tiba saja begitu sulit untuk dihembuskan.
~ ~ ~ ~ ~
Baru Yoongi tau kalau yang membuatnya tidak menjadi manusia yang hidup adalah karena dia belum menangis.
Hari itu, dihari keempat pertemuannya dengan Park Jimin, Yoongi menangis. Tidak ada yang keluar dari bibir tipisnya yang bergetar dan tidak ada juga pertanyaan yang keluar dari bibir tebal milik Jimin. Satu-satunya kalimat yang keluar bersamaan dengan obsidian redup Jimin yang menembus lurus kearah riak air danau yang tenang adalah, "Jadikan aku inspirasimu, dengan begitu paru-paru Yoongi-ssi bisa menghirup udara dengan tenang tanpa selingan rendaman air tiap otakmu buntu. Dan juga-"
"-supaya aku punya tempat untuk tetap hidup nanti," suaranya tertelan angin malam, mirip seperti bisikan sehingga hanya huruf 's' yang sampai pada telinga Yoongi yang memerah.
"Dan juga?"
Jimin menoleh, mendapati Yoongi menatap lurus pada pantulan sinar bulan yang begitu terang malam ini. Geliginya ia tunjukkan, mendapat lirikan dari Yoongi yang diam-diam memperhatikan, "Terimalah tawaran untuk memamerkan karyamu nanti. Aku tunggu."
~ ~ ~ ~ ~
"Kau tidak akan pernah benar-benar menjadi manusia kalau memendam semuanya sendiri. Lukisanmu mengatakan segalanya. Kau senang, namun hanya sesaat. Konsep dan idenya begitu indah, namun pada akhirnya kau menyelesaikannya dengan segala duka dalam otakmu," Jimin mengalihkan perhatiannya dari lukisan Yoongi kearah pemiliknya. Berlatarkan hiruk pikuk orang-orang yang lalu lalang, Jimin kembali melanjutkan, "Biarkan setidaknya aku menikmati lukisanmu, jadi kau juga tetap bisa hidup didalamku"
Senyuman pada bibir tebal Jimin seakan mengatakan pada Yoongi untuk tetap diam dan menurutinya, jadi Yoongi tetap bungkam dan membalas senyuman Jimin dengan dilatari lukisan pertamanya tentang 'Park Jimin'.
~ ~ ~ ~ ~
Dulu Yoongi tidak tau kalau yang dimaksud Jimin dengan hidup didalam pemuda itu adalah hidup didalam lukisannya sendiri. Yoongi pikir, maksud lukisan dalam perkataan Jimin waktu itu adalah cerita tentang hidupnya yang harus ia sampaikan dipertemuan mereka selanjutnya, tapi nyatanya maksud lukisan dalam kata-kata Jimin itu benar-benar lukisan.
Setelah pertemuan kelima mereka di tempat pameran, Jimin memang tidak bilang kapan mereka bisa bertemu lagi. Yang Yoongi tau, satu minggu tepat setelah mereka bertemu, berita tentang kematian Jimin beredar dikalangan pelukis lainnya.
Yoongi jadi yang kesekian dalam mengetahuinya.
"Jadikan aku inspirasimu, supaya aku punya tempat untuk tetap hidup nanti"
Lagi-lagi, Yoongi terlambat menyadari sesuatu. Setelah satu bulan terlewati, barulah ia tau apa yang diucapkan Jimin dalam pertemuan keempat mereka diatas jempatan waktu itu.
Jimin sudah memberitaunya satu bulan yang lalu. Yoongi jadi orang pertama yang tau bahkan sebelum pemuda itu mati ditangan ayahnya sendiri.
Maka ketika Jimin lebih memilih untuk hidup di dalam lukisannya, Yoongi tidak tau apakah dia sedang dalam tahap denial, atau menjadi gila dan menganggap Jimin benar-benar hidup didalam lukisannya.
Tapi Yoongi terlampau persetan untuk memikirkan hal itu. Orang yang membuat Jimin mati adalah orang gila, jadi Yoongi putuskan untuk jadi orang gila yang membuat Jimin tetap hidup.
Lukisan-lukisannya dikenal banyak orang. Begitu juga dengan Jiminnya, yang masuk kedalam kisah hidupnya yang ia lewati melalui mimpi-mimpinya bersama Jimin setiap hari.
Yoongi jadi gila, untuk membuat dirinya dan Jimin tetap hidup.
~ ~ ~ ~ ~
![](https://img.wattpad.com/cover/157294058-288-k93851.jpg)
YOU ARE READING
UNTITLED
Fanfichanya serpihan bubuk kopi yang terjatuh ketika akan dimasukkan dalam gelas warning : may contain spoiler for my other books ~~~~~ random thoughts by miramitsu