"Saat mengetahui kebenaran kalau adikku mencintainya, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan selain diam-diam menangis. Menangisi sketidakberdayaanku pada kenyataan kalau kami mencintai pria yang sama."
-Alfiera Renaya Wijaya-
☘☘☘
Shasi mendekap erat buku diary milik kakaknya yang ia temukan di dalam laci kamar Fiera dengan perasaan campur aduk. Antara sedih dan ingin menangis. Ia merasa sesak dan sakit secara bersamaan kala mengetahui apa yang tertulis di dalam buku diary Fiera, kenyataan kalau kakaknya mengetahui tentang perasaannya pada Revand.
"K-kakak!" Air matanya mengalir ketika membaca lembar demi lembaran curahan hati Fiera.
"Shasi sayang kakak. Shasi sayang Ke Fiera! Kenapa semuanya harus seperti ini?" Shasi memejamkan matanya, kembali mengingat setiap goresan yang tertuang di dalam buku diary milik kakanya.
Aku bahagia ...
Sangat sangat bahagia ...
Saat Papa membawa Adik kecil ke rumah aku merasa bahagia. Melihat wajah polos dan lucunya membuatku ingin menyayanginya.
Aku mencintainya.
Dia Adikku meskipun kami terlahir dari rahim berbeda, namun aku tetap meyayanginya sebagaimana seorang kakak menyayangi adiknya.Mungkin Mama tidak bisa menerima kehadirannya. Tapi Aku begitu bahagia dengan kehadirannya. Keberadaannya membuatku memiliki teman.
Shasi tersenyum saat membaca kalimat demi kalimat yang tertulis dalam diary kakaknya. Matanya berkaca-kaca saat membaca bagian di mana Fiera mengungkapkan kebahagiannya akan keberadaannya.
Aku sering diam-diam menangis dan ingin berteriak atau memarahi Mama setiap kali Mama memarahi adikku. Setiap kali Mama mencacinya, setiap kali Mama menatapnya penuh dengan kebencian.
Aku pernah meminta Mama untuk menyayangi Shasi seperti Mama menyayangi aku. Tapi setiap kali Aku meminta itu Mama tak pernah mendengarkan. Baginya adikku hanyalah kesalahan. Kesalahan yang hadir di keluarga kami.
Shasi, adikku sayang. Percayalah, meskipun Mama menganggapmu kesalahan, bagiku kamu adalah anugrah. Anugrah yang Tuhan hadirkan di dalam hidupku.
Shasi membuka lembar berikutnya, dengan khidmat membaca setiap goresan tinta hitam yang tergores dalam kertas putih itu.
Sesekali ia menyeka air matanya yang mengalir tanpa izin saat mengetahui jika kasih sayang kakaknya begitu besar padanya. Meskipun mereka berbeda ibu.
Setiap tangisannya adalah penderitaan.
Dan setiap senyumnya adalah kebahagiaan. Aku menyayanginya sejak pertama kali Papa membawanya ke rumah. Aku akan selalu menyayanginya sampai kapan pun. Tak ada hari yang kulalui hanya untuk melihatnya bahagia.
Aku ingin sekali adikku merasakan kebahagiaan yang sama denganku. Menemukan laki-laki yang mencintainya dan yang dicintainya. Dengan begitu mungkin saja adikku akan melupakan rasa sakitnya penolakan jika mendapatkan kebahagian itu.
Aku ingin Adikku menikah, menemukan kebahagiaannya. Itulah doaku setiap kali melihatnya menangis karena Mama. Tapi ketika doaku mungkin saja terwujud. Saat aku mengetahuinya, aku tak tahu harus melakukan apa?
Haruskah aku mengorbankan kebahagiaanku untuknya?
Atau tutup mata dengan apa yang kuketahui ini?
Saat tak sengaja menemukan buku diary-nya, aku menemukan satu rahasia yang membuatku ingin menangis, tanganku gemetar dan tubuhku terasa sakit mengetahui kebenaran itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
a bride replacement (SUDAH TERBIT)
RomanceDia menikahinya tapi tak mencintainya. Menjadikannya istri namun membencinya. Mencacinya dan menyakitinya lahir dan batin. Adakah yang lebih menyakitkan dari menjadi pengantin pengganti. _Aldigo Revandka Pramudya _Raina Shasilia Wijaya #####