Prolog

113 17 12
                                    

Senyuman terus merekah diwajahnya yang teramat cantik. Berjalan satu demi satu langkah ia lalui, menyapa dengan ramah setiap kali bertemu dengan tetangga. Karena tidak berhati-hati Sarina hampir jatuh ke tanah yang licin dan basah karna sehabis hujan itu.

Hampir. Kalau saja Sarina tidak cepat ditangkap oleh tangan kekar seorang pria. Pria itu menatapnya intens, mengamati setiap inci wajah Sarina yang cantik. Bibirnya yang tipis dan terlihat lembut, amat menggoda. Hidung yang bangir, dan mata yang.. melihat kekosongan?

Sarina terkesiap dan langsung berdiri tegak. Ini kesekian kalinya ia ceroboh karna tidak berhati-hati. Sarina berterimakasih pada pria itu dan mengulurkan tangan ke samping pria itu. Pria itu mengerutkan kening,

"Ayo kita kenalan! Aku Sarina Faisya, kalau kamu?"

Pria itu mengambil tangan Sarina yang terulur, mengaturnya agar lurus kehadapannya dan menyambut tangan itu lembut,

"Sagara Adrian."

Senyuman manis itu terukir lagi, dengan semangat Sarina menggoyangkan genggaman tangannya dengan tangan Sagara yang seakan-akan seperti anak kecil yang mempunyai teman baru. Sagara hanya tersenyum kecil melihat tingkah Sarina yang lugu, "nama kamu lucu, aku panggil kamu Gara ya. Kayak di Avatar itu yang negara api."

Sagara mengangguk, tetapi Sarina menunggu jawaban dari pria di depannya itu, "Halo? Loha? Boleh nggak aku manggil kamu Gara?" tanya Sarina sambil mengerutkan keningnya.

Bingung. Bukankah tadi Sarina melihatnya mengangguk? Dengan gemas dicubitnya hidung Sarina, "Iya, Sarina. Boleh kok, sayang juga boleh."

Kayaknya ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama.

Indah Walau GelapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang