Prolog

49 3 2
                                    

Tuhan selalu punya rencana dibalik pertemuan setiap orang.
Entah itu maksud baik atau sebaliknya, hanya waktu yang bisa menjawab.
-Antara-

Anta berjalan memasuki rumahnya yang besar dan megah. Begitu ia baru saja menutup pintu, ia langsung disambut oleh seorang wanita paruh baya yang berjalan mendekatinya seraya tersenyum.

Bukannya membalas senyuman sang Mama, Anta justru malah menghela napas seraya mengeratkan pegangannya pada tali tas yang tersampir di bahu kanannya. "Anta ke atas dulu," ucapnya dingin dan langsung beranjak pergi tanpa menunggu respon sang Mama.

Sementara Bela hanya bisa terdiam seraya menatap punggung kokoh sang anak yang perlahan menjauh dari pandangannya. Sampai kapan kamu akan terus hidup seperti ini?

Anta yang baru saja menginjakan kakinya di lantai dua langsung memegang handle pintu berwarna putih yang ada di hadapannya. Setiap hari Anta tak pernah absen memasuki kamar yang bersebelahan dengan kamarnya. Karena hanya ini yang bisa ia lakukan untuk melepas rindu pada seseorang yang telah pergi meninggalkannya dan orangtuanya lebih dulu.

Setelah pintu kamar terbuka, Anta perlahan melangkahkan kakinya memasuki kamar. Dahinya seketika berkerut, alisnya yang tebal tampak menyatu. Ia tentu saja heran karena untuk pertama kalinya setelah dia pergi, tirai jendela di kamar ini dibuka. Namun ada hal lain yang lebih membuatnya terkejut daripada hal itu. Bahkan matanya menyorot tajam saat melihat seorang gadis tengah terlelap di tempat tidur. Tanpa pikir panjang, Anta langsung mendekati gadis itu dan menarik tangannya secara kasar, agar gadis itu beranjak dari tempat tidur.

Sementara gadis yang saat itu tengah tertidur lelap, langsung terlonjak kaget dan meringis kesakitan saat tiba-tiba laki-laki itu menarik tangannya dan menghempaskan tubuhnya ke lantai dengan kasar. Perlahan air mata mengalir deras saat melihat tatapan tajam laki-laki itu yang terus terarah kepadanya. Ia sangat takut, karena laki-laki itu muncul secara tiba-tiba. Dan bukan tidak mungkin jika laki-laki itu adalah penculik. Sebelum laki-laki itu bertindak lebih jauh lagi untuk menyakitkinya, gadis itu langsung bangkit dan bergegas kabur untuk meminta tolong pada Bela, yang ia yakini sedang berada di dapur.

Begitu melihat gadis itu pergi, Anta bergegas menyusulnya. Ia tidak akan segan-segan untuk menyakiti gadis yang telah berani masuk ke ruangan ini. Siapapun gadis itu, Anta tak perduli.

"Tante tolongin Ara, Tan!" ujar gadis yang menyebut dirinya sebagai Ara, seraya bersembunyi di balik punggung Bela yang berdiri menghadap Anta.

Bela menoleh sekilas pada Ara, sebelum akhirnya menatap wajah Anta, dengan kebingungan yang menghinggapinya. "Anta, ini kenapa sih?"

"Ngapain?" tanya Anta seraya memberikan tatapan tajam pada Ara, yang membuat gadis itu semakin mengeratkan pegangannya pada tangan Bela, untuk meminta perlindungan karena takut.

Bela yang memang hafal betul sikap putranya, seketika tersenyum seraya menghela nafas. "Dia anak sahabat Mama. Dia disini karena mulai hari ini dan dua minggu kedepan, dia akan tinggal sama kita. Dan mulai besok, dia akan sekolah di tempat kamu sekolah. Jadi Mama minta, kamu jagain Ara yah! Jangan sampai dia kenapa-napa!"

Anta pun sontak mendengus kesal setelah mendengar penuturan sang Mama. "Gak!"

"Mama nggak butuh persetujuan kamu Anta. Dan satu lagi, dia bakal nempatin kamar itu."

"Tap-" Baru saja Anta hendak melayangkan protesan lagi, Bela tiba-tiba kembali berbicara, yang membuat Anta langsung membungkam mulutnya.

"Nggak ada tapi-tapian!" tegas Bela, sebelum akhirnya menoleh kembali pada Ara. "Sekarang kamu masuk ke kamar kamu gih! Istirahat!"

"Yey! Makasih Tante!" Setelah memeluk Bela sekilas, Ara pun bergegas kembali ke kamarnya yang berada di lantai dua. Namun saat Ara berjalan melewati Anta, Ara dengan dengan sengaja memeletkan lidahnya sekilas, bermaksud mengejek laki-laki itu. Dan sebelum Anta benar-benar marah padanya, Ara langsung berlari dengan cepat menuju kamarnya dan mengunci pintu, agar Anta tidak dapat masuk.

Anta yang masih kesal dengan keputusan Mamanya, memilih untuk masuk ke kamarnya juga. Percuma ia memberikan protesan lagi pada Bela, karena Mamanya itu selalu berpegang teguh pada keputusannya.

YEEY!!!!
SELAMAT TAHUN BARU 2019. DI TAHUN BARU INI AKU KEMBALI BAWA CERITA BARU. SEMOGA KALIAN SUKA YAH!
JANGAN LUPA TINGGALIN VOMMENTNYA BEGITU SELESAI BACA.

SEE YOU NEXT PART!!!!

BOGOR, 01 Januari 2019

AntaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang