Kenyataan

24 3 2
                                    

Ku hirup udara memenuhi kantung paru-paruku...

Berusaha menenangkan pikiranku yang tengah kalut saat ini...

Ku lihat sekitar dan kudapati luka yang ku buat terasa sakit...

Jadi ini bukanlah mimpi seperti yang ku harapkan...

Sekali lagi aku menghirup udara dan memejamkan mataku...

Mencoba merasakan keberadaanmu...

Mencoba mengais sisa-sisa kenanganmu...

Ketika ku buka mataku, aku harus menahan sakit karena sekali lagi kau memang telah meninggalkanku...

Ku hirup lagi udara memenuhi rongga paru-paruku...

Mencoba menahan tangis karena kepergianmu...

Mencoba kuat seperti yang mereka katakan padaku...

Mencoba menerima kenyataan pahit ini...

Namun sekali lagi aku tak bisa melakukan itu...

Ku hirup lagi udara memaksakan untuk memenuhi rongga paru-paruku...

Sungguh sakit di hatiku sangat terasa...

Sungguh sangat terluka...

Ku hirup lagi udara yang mulai terasa menyesakkan...

Tetes demi tetes airmata turun karena terlalu lama menggenang...

Bekas luka yang terbuka lagi...

Bekas luka yang bahkan belum sempat mengering terbuka kembali...

Bekas luka yang sesungguhnya...

Luka di hati ini sungguh menyiksa...

Mereka mulai menampakkan wajah penuh luka...

Mereka ikut menangis denganku...

Tapi sekali lagi, mereka tidaklah tau tentangku...

Ku hirup udara untuk menghentikan tangis ini...

Ku remat telapak tanganku dengan kuat...

Luka di tangan itu terbuka...

Rembesan cairan berwarna merah menyapa kain putih berbalur obat...

Sekali lagi, luka itu tak sebanding dengan luka hatiku...

Mengapa kau mengambilnya Tuhan?

By. Aziaf_min

Di Buang SayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang