1

3.6K 424 173
                                    

Menyebalkan

Satu kata yang terus terngiang di benak Jisung dijam makan siangnya.

Bagaimana tidak menyebabkan, saat jam istirahat makan siangmu yang seharusnya melahap makanan dengan hati yang senang setelah otakmu berkerja keras bergulat dengan soal matematika selama 2 jam, harus terganggu dengan kehadiran mahluk tengil bersurai coklat yang terus mengoceh dan bahkan Jisung sama sekali tak ada niatan untuk mendengarkan.

Mata Jisung berputar malas ketika sumpit dalam genggaman tangan kecil itu mulai bermain dengan sumpit dalam genggamannya, menabraknya dan mengibasnya seakan mengajaknya berperang.

Menatap jengah wajah manis didepannya yang masih tersenyum jahil. Menghela napas dan kembali melahap nasi dalam nampannya, mencoba mengabaikan tingkah sisurai coklat. Sedangkan pemuda manis itu cemberut, melihat Jisung mengabaikannya lagi.

"Jisungie"

Hening, tak ada jawaban. Karena Jisung masih sibuk dengan bulgoginya.

"Jisung-ah"

Mendecak kesal, karena sekali lagi Jisung mengabaikannya.

"Yak Park Jisung!"

Mata beruang itu menatap datar Jisung yang kini sibuk menyeruput sup rumput lautnya. Serius, dia ini transparan atau bagaimana? Sampai pemuda tinggi itu sama sekali tak menghiraukannya.

"Yoon Jisung!"

"Ck, Haechan Hyung berhenti memanggilku Yoon Jisung!"

"Akhirnya kau melihatku"

Mata sipit itu menatap datar Haechan yang tertawa jahil didepannya. Serius, seniornya ini sangat menyebalkan dimata Jisung. Bagaimana dia bisa menyamakan dirinya dengan Yoon Jisung yang notabenenya guru sejarah yang selalu jadi korban kejahilan Bae Jinyoung cs. Big No, mana mau dia disamakan dengan ahjussi macam ahjumma cerewet itu. Dan bodohnya kenapa dia selalu merespon ketika Haechan memanggilnya Yoon Jisung?!

"Apalagi sekarang?"

Tanya Jisung malas dan dibalas cengiran lebar Haechan, tangan Tan itu merogoh saku celananya dan mengeluarkan sepasang cincin plastik berwarna hitam.

Mata sipit Jisung meneliti cincin hitam itu dalam diam, dimatanya cincin itu terlihat jelek dan murahan.

"Aku membelinya dijalan depan sekolah, baguskan?"

Jisung menggaguk dengan terpaksa dengan senyum pura-pura nya. Sebenarnya dia ingin menjawab tidak, tapi nanti dia bisa kena masalah.

"Aku tahu kau akan suka, jadi aku beli satu untukmu dan satu untukku. Harus kau pakai ok! Aku menghabiskan uang jajanku untuk membeli ini"

Dengan enggan Jisung meraih cincin itu dan kembali menatapnya.

"Memang berapa harga cincin ini?"

"Umm.. dua 5 ribu"

Jisung terdiam mendengar jawaban Haechan dan melihat pemuda tampang polos didepannya dengan berang.

"Yak Hyung! Kau bilang menghabiskan uang jajanmu, tapi harganya hanya 2.500! Aku tahu sehari kau bisa mendapatkan 50 ribu dari ayahmu"

"Tenanglah jisungie, kemarin aku memang mendapatkan 50 ribu dari ayah tapi saat membeli cincin ini uangku tinggal tersisa 5 ribu jadi.. uang jajanku habis saat membeli ini, benarkan"

Jisung mendengus sebal dan memasukan cincin hitam itu dalam kantong celananya dengan kasar.

"Jisung-ah, Happy Anniversary"

Jisung terdiam dan mendengus kecil, mencoba menyembunyikan senyumnya lalu dengan cepat memalingkan wajahnya dari senyum manis pemuda didepannya.

Ya, mereka adalah sepasang kekasih, berita yang mengejutkan bukan?

DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang