Tidak mung-"Oh iya kau dari mana saja? Kenapa baru pulang?"
-kin
"Hae-Haechan Hyung"
Mata sipit nya terbuka lebar melihat sosok yang selama sebulan ini selalu ia tangisi. Kaki panjangnya melangkah mundur perlahan. Tak percaya dengan penglihatan nya.
Tangan besar itu memukul dadanya sendiri yang terasa sesak. Menahan air mata yang dengan kurang ajar nya menetes tanpa seijin nya, melihat bagaimana pemuda bersurai coklat didepannya tengah menatap bingung dengan wajah polosnya.
Itu Haechan! Itu kekasihnya! Haechannya!
Tidak mungkin!
Haechan sudah tidak ada!
Ini pasti hanya halusinasi nya saja"Jisung-ah? Kau baik-baik saja?"
Pemuda coklat berjalan panik kearahnya, menatap khawatir dirinya yang terus memukul dadanya sendiri sembari terisak.Ditangkupnya wajah tampan sipemuda tinggi, menatap lurus manik Jisung yang semakin deras dibanjiri air mata.
"Yak. Kau kenapa? Jisung-ah!"
Mata beruang itu meneliti Jisung karena sang pemuda tinggi sama sekali tak bereaksi. Membuat nya makin panik dan khawatir."Jisung-ah katakan padaku kau kenapa! Seragam mu juga kotor, kau habis berkelahi? Atau ada yang mem-bully mu? Akan kuberi pelajaran mereka! Bera-" ucapannya terhenti saat tubuhnya dipeluk dengan begitu erat oleh Jisung. Pemuda tinggi itu menenggelamkan wajah tampannya dileher Haechan dan semakin memeluknya erat.
"Ha-hangat.." lirih Jisung membuat Haechan ingin melihat wajah Jisung tapi tak bisa karena pemuda tinggi itu makin menenggelamkan wajahnya, bahkan bisa ia rasakan lelehan air mata Jisung leher dan pundaknya.
Masih tak mengerti dengan apa yang terjadi, Haechan hanya mampu membalas pelukan Jisung juga mengelus surai si tinggi.
"Ta-tanganmu hangat, hiks.. tubuhmu juga ha-ngat hiks.. a-aku tidak berhalusinasi.. hiks, kau hidup Hyung. Kau hidup! Hiks.."
Haechan meyerengit bingung mendengar isakan Jisung.
"Ji-" ucapnya terhenti saat Jisung berbisik putus asa ditelinga nya.
"Jangan pergi! Jangan pergi lagi!"Tangan Tan itu turun dari surai hitam Jisung menuju punggung lebar si pemuda tinggi, mengelus nya pelan sembari mengecup pipi si tinggi dalam pelukannya.
"Shh tenanglah.. aku tidak kemana-mana, aku disini. Bersamamu.."
~•~
Wajah manis itu menoleh, memperhatikan wajah tampan Jisung yang tertidur disisinya. Berpikir keras apa yang sebenarnya terjadi dengan pemuda tampan yang tengah mendekapnya erat ini.
Ini aneh, sangat aneh. Boro-boro mendekapnya erat seperti ini, karena saat ia peluk pun bocah tinggi ini selalu berontak. Beda lagi jika Jisung yang memeluknya duluan tapi itu sangaaat jarang terjadi.
Maniknya mengedar, melihat sekeliling kamar Jisung dan terhenti pada tas Jisung yang tergeletak dilantai dengan isi yang berhamburan. Melihat bingung banyaknya coklat disana juga ada setangkai bunga matahari yang terlihat masih segar.
Sejak kapan bocah tinggi itu jadi maniak coklat? Juga kenapa ada bunga ditasnya?
Haechan beranjak bangun, hendak mengambil bunga berwarna kuning itu tapi terhenti saat tangan besar itu kembali menarik pinggangnya. Menoleh, melihat Jisung yang tengah menatapnya tajam.
"Hyung mau kemana? Kau tidak boleh pergi"
Melihat wajah tampan Jisung yang mengeras juga mata tajamnya membuat Haechan mengurung kan niatnya dan menggeleng. Kembali mendekap tubuh bongsor itu dan membenamkan wajah tampan si tinggi dalam dekapannya.
"Aku tidak akan kemana-mana. Aku disini" bisikan Haechan ditelinga Jisung membuat si tinggi makin mempererat pelukannya.
"Hm.. pokoknya Hyung tidak boleh pergi. Tidak lagi"
~•~
Tok.. tok.. tok
Mata sipit itu terbuka mendengar ketukan di pintunya. Melirik sebentar Haechan yang terlelap dalam pelukannya. Menyentuh nya dalam diam dan tersenyum. Ini nyata, disamping nya benar-benar Haechan dan dia hidup.
"Jisung-ah.. buka pintunya nak, ini bunda"
Jisung kembali menoleh dan beranjak, membuka pintu dan berdiri didepan wanita yang telah melahirkan nya.
Wanita cantik itu tersenyum dan melirik Haechan yang terlelap diatas ranjang putra semata wayangnya.
"Haechanie tidur?"
Jisung menggaguk sembari melirik Haechan. "Kenapa bun?"
"Tidak apa-apa. Tadi Jhonny menelpon bunda, minta tolong tanyakan Haechan mau latihan panahan tidak hari ini"
"Latihan panah?" Wanita cantik itu menggaguk.
"Tapi Haechan kelihatannya nyenyak sekali, Bunda tidak tega membangunkannya. Pasti anak itu lelah sekali mempersiapkan lomba panahan nya. Setiap hari latihan pasti sangat lelah"
"Bunda, kan lomba panahan nya sudah bulan lalu" wanita cantik itu tersenyum gemas melihat wajah bingung Jisung dan meraih pipi putranya.
"Anak Bunda masih ngantuk ya? Lombanya kan bulan depan sayang"
Jisung meraih jemari lentik Bundanya dan menggeleng keras.
"Bunda lombanya itu sudah bulan kemarin dan Haechan meraih juara 2"
Ucapan Jisung membuat wanita cantik itu tertawa geli."Ada apa denganmu nak? Kenapa kau jadi melantur seperti ini, hm?"
"Aku tidak melantur! Aku ingat betul itu bulan lalu, bunda juga datang ada paman Jhonny juga dan kemudian kecelakaan itu terjadi-" ucapan Jisung terhenti, menatap lurus wanita didepannya. Tidak mungkin!
"Siapa yang kecelakaan? Ji-" wanita cantik itu terkejut ketika tiba-tiba Jisung menggenggam pundaknya erat.
"Bun sekarang tanggal berapa?!"
"11 Maret. Kenapa?" Genggaman tangan Jisung terlepas mendengar jawaban Bundanya, matanya beredar tak fokus dan terpaku pada jam digital disamping televisi ruang depan kamarnya. Rabu 11 Maret tertulis dibawah angka jam.
Tidak mungkin. Harusnya hari ini tanggal 10 Mei bukan 11 Maret yang artinya sebulan sebelum kecelakaan itu terjadi.
Tubuh tinggi itu mundur perlahan dengan sorot tak fokus dan tangan yang bergetar, membuat wanita cantik didepannya meraih pundak tegapnya khawatir. Apa ini? Kenapa hari ini tanggal 11 Maret?
Ada apa sebenarnya ini? Dia sedang berhalusinasi kan? Tidak mungkin dia kembali ke masa lalu.
Tbc
Pertama aku mau minta maaf dulu *bow
Jujur semua ideku hilang dan gak ada mood buat nulis jadi gak pernah buka wattpad lagi sampe akhirnya lupa klo punya wattpad karna gak pernah tersentuh hampir setahun apa dua tahun gituu..
Dan udah hampir dua Minggu ini kerjaan cuma rebahan doang akhirnya memutuskan pengen nulis lagi tapi tolong jangan ditungguin soalnya klo ide udah ilang otomatis mood juga ilang.
Jadi ini lagi mencoba membangun mood nulis sekaligus cari ide dengan baca hal-hal radom sekalian bolak balik pinterest buat liat foto Haechan.Jangan lupa rajin cuci tangan dan dirumah aja, rebahan sambil makan. Semoga wabah Corona segera hilang.
Stay safe🌻
![](https://img.wattpad.com/cover/157792954-288-k654219.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Days
FanfictionJisung x Haechan Boys love Crack pair Please leave if you didn't like this pair