Sejujurnya aku bingung merangkai kalimat yang akan aku tulis untuk menggambarkan bagaimana kisahku dengannya, Aku.. Siswi Di Junior High School 19 Surakarta. Menulis kisah ini membuatku harus mengingat hal terbodoh dalam hidup yang sangat menyakitkan. Untuk siapa saja yang telah membaca kisah ini aku harap kalian mengerti betapa pentignya mengatakan perasaan kalian kepada seseorang yang kalian sayang.
Aku mengenal dia, lebih tepatnya aku tau siapa dia sejak aku mulai mengenalkan diriku terhadap semua hal yang berkaitan dengan Paskibra. Dan dia adalah senior paskiku di JHS19 pertama mengenalnya sejujurnya aku tidak berfikir untuk bisa sedekat ini dengannya, tapi dia yang lebih dulu menemukanku. Dia adalah senior yang mempunyai nilai lebih dimataku karena pada saat pertama dia mengenalkan dirinya dihadapanku Dia adalah seorang senior yang sangat Humoris kepada semua Juniornya, Semua, dan bukan hanya aku.
Hanya sampai disitu. Sebagai seorang Junior aku tidak cukup berani untuk mencari tahu lebih jauh tentang lelaki itu, Sampai pada akhirnya Dia yang sengaja lebih dulu menemukanku, dia yang lebih dulu menyapaku lewat message singkatnya, dia yang lebih dulu meminta nomor telephoneku, dia yang lebih dulu ingin mencoba akrab denganku, Ya.. dia yang lebih dulu
Sampai tiba akhirnya aku mulai mengenalnya, walaupun dengan sikapku yang tidak begitu meresponnya, semua messagenya, bahkan aku yang tidak merespon bagaimana dia mengungkapkan perasaannya kepadaku, bukannya aku sok cuek atau apalah itu, tapi karena aku waktu itu baru duduk di Grade IX dan dia yang duduk dibangku SMA Grade XI. Saling mengenal lebih jauh membuat hubungan kami semakin dekat, seperti layaknya kakak beradik, dia mampu memberikan perhatian terbesar, kebahagiaan ternyaman, waktu terlama, dan begitu banyak pengorbanan yang telah dia lakukan untukku, semua dia lakukan untukku, dan aku mulai menikmatinya.. tapi tidak sebagai seseorang yang memang pantas untuk dicintai, tapi hanya sebatas teman biasa.
Kami selalu dipertemukan pada saat latihan paskibra. Awalnya kami biasa saja tapi awal kesalahan yang disusul oleh kesalahan berikutnya, dia sangat baik terhadapku bahkan perhatiannya mengalahakan perhatian yang diberikan orangtuaku, saat aku benar-benar membutuhkannya dia juga tidak pernah menghindar, tapi selalu berada disampingku, memberikan segudang nasehat kala aku benar-benar terjatuh, dia seperti tisu yang saat airmataku akan tumpah dia siap hadir untuk menepis airmataku.