pagi

241 64 5
                                    

Tahun ajaran baru adalah masa dimana para siswa beradaptasi dengan sekolah baru ataupun kelas baru mereka. Kegiatan belajar masih belum efektif akibatnya banyak jam kosong. Siswa mana yang tidak menyukai jam kosong, tentu semua menyukainya. Bisa ngobrol bebas, main apapun, bahkan bisa ke kantin ataupun mampir ke kelas pacar. Sungguh hal yang menyenangkan.

Namun, hal itu tidak berlaku bagi Na Jaemin. Menjadi siswa aksel membuat ia tidak bisa menikmati santainya tahun ajaran baru. Dia harus belajar ekstra untuk mengejar materi. Bahkan sekarang dia disibukkan dengan banyaknya deadline tugas dan persiapan untuk ujian semester nanti. Terkadang dia merasa tidak kuat dengan semua beban tersebut. Namun, itu saja yang ia bisa lakukan.

Kehidupan seorang siswa aksel yang hidupnya hanya belajar belajar dan belajar saja tentu bukanlah suatu hal yang diimpikannya. Waktunya terkuras untuk belajar membuatnya menjadi cuek dan individualis sehingga di kurang memiliki teman ataupun seorang kekasih. Dia juga ingin merasakan masa-masa SMA yang konon katanya adalah masa paling indah itu.

Kehidupan membosankan dan monoton milik seorang Na Jaemin sangatlah berbanding terbalik dengan Lee Jeno. Seorang siswa yang menjadi wakil ketua osis sekaligus aktif sebagai ketua eskul basket. Dia berkepribadian ceria, supel, cakap, bertanggung jawab. Jangan lupakan eye smile ketika ia tersenyum yang menjadi nilai plus dari ketampanannya.

Dia sangatlah pandai bergaul dang disukai banyak orang, tak terhitung banyaknya adik ataupun kakak kelas yang ngefan padanya. Banyak sekali perempuan yang menyatakan cinta padanya. Namun, semua ditolaknya dengan alasan jika mereka lebih baik berteman saja dengan begitu halus dan disertai senyum yang begitu tampan. Bukannya malah pergi dan membenci, gadis yang ditolaknya malah jadi semakin cinta.

Walaupun banyak yang menyatakan cinta. Seorang Lee Jeno belum pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Ya, sampai saat ini belum ada orang yang bisa membuat hatinya berdegup menyuarakan isi cinta.

==


"Awas saja kau nanti, Mark." kalimat tersebut berulang kali mencul dari mulut Jeno. Bagaimana tidak, tadi subuh-subuh Jeno ditelpon sang ketua osis, Mark untuk datang pagi ke sekolah untuk mengerjakan dokumen yang sialnya adalah tugasnya. Kalau tidak diberi iming-iming sebuah traktiran seminggu penuh mana mau dia melakukannya.
"Ya ampun. Dingin banget. Awas saja nanti kalau dia ingkar!" ucapnya seraya mengeratkan jaketnya. Pagi ini memang sangat dingin, bahkan ia masih melihat kabut samar.

Dari arah yang berlawanan, Jeno melihat sesosok yang berjalan ke arahnya. Sepertinya dia juga seorang siswa sekolahnya.

"Siapa orang gila yang datang sepagi ini?" pikirnya. Ia melihat siswa tersebut berhenti dari acara jalannya dan sibuk memotret matahari terbit. Senyumnya mengembang dengan indah, dia terlihat sangat menikmati apa yang dilakukannya.

"Astaga manis sekali" batin Jeno. Dia terpaku di tempatnya menatap pemuda dengan senyum yang sialnya kelewat manis itu.

"Siapa dia?" Jeno ingin menghampirinya untuk berkenalan tapi pemuda manis tersebut sudah berlari masuk ke sekolah setelah memekik saat melihat jam tangannya.
"Kenapa menggemaskan sekali ya ampun" Jeno terkikik sendiri melihat kejadian itu.

"Bodoh, kenapa aku malah diam saja, bukannya ngejar buat kenalan." rutuk seorang wakil ketua osis. Dia benar-benar dibuat terpesona oleh pemuda manis tadi hingga ia kehilangan sikap cekatannya.

Jika kalian penasaran siapa orang yang mampu membuat seorang Lee Jeno terpesona. Jawabannya adalah Na Jaemin. Ya, Jaemin tadi datang pagi sekali karena ada kelas tambahan pagi. Hal itu sudah jadi rutinitasnya setahun belakangan.

Hari ini Jaemin sangat bersemangat. Karena apa, semua pelajaran nanti kecuali tambahan pagi dan sore, akan kosong dikarenakan ada demo eskul. Siapa yang tidak senang, akhirnya dia bisa lepas dari semua buku-buku itu barang sehari saja.

Morning Dew | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang