Terima kasih untuk vote dan komentarnya ..
Semoga suka part ini yaa ..
Happy Reading ..
Flashback
Pi, sampai kapan Papi mau terus-terusan kayak gini?
"Maksud kamu?"
"Duh Papi jangan pura-pura gitu deh. Papi kan yang bilang sama Genta kalau aku pergi ke rumah nenek di Jogja. Padahal aku janjian sama Genta dari dua minggu yang lalu buat pergi hari ini."
Papinya hanya diam saja, tetap fokus pada laptop di pangkuannya.
"Genta itu cowok baik Pi. Dia sayang sama Shaby, dia juga gak pernah berbuat macem-macem sama Shaby. Mau sampai kapan Papi gak merestui hubungan kita dan selalu menghalangi aku sama Genta."
"Kalau dia anak baik-baik, dia gak akan membawa kamu masuk ke dalam villa. Cuma kalian berdua didalamnya. Pasti dia mau macam-macam sama kamu."
Astaga! Shaby mendengus kesal pantas saja bulan lalu ketika ia dan Genta pergi ke daerah Bogor untuk liburan akhir pekan. Genta sempat mengajaknya mampir ke villa milik keluarganya. Namun baru beberapa menit mereka sampai. Shaby mendapat telpon dari Pak Didin, supir ayahnya kalau hipertensi ayahnya kambuh.
Mendapat kabar seperti itu, Shaby langsung saja meminta kembali pulang ke Jakarta. Namun setelah sampai dirumah, Papi-nya tampak sehat-sehat saja, dan beralasan keadaannya sudah membaik setelah diperiksa oleh dokter.
Shaby baru sadar kalau Papi-nya menipu dirinya.
"Jadi Papi nyuruh orang buat ikutin kemanapun aku sama Genta pergi? Papi, please jangan berpikiran buruk terus sama Genta. Lagipula aku bukan anak kecil lagi Pi. Aku bisa bedain mana yang baik dan buruk buat aku."
"Sabrina, kamu adalah harta paling berharga yang Papi miliki satu-satunya. Papi akan jaga kamu sebaik mungkin meski harus menaruhkan nyawa Papi sendiri. Bukan karena Papi tidak percaya sama kamu. Papi hanya ingin kamu melindungi kamu, Papi gak mau kehilangan keluarga Papi lagi, hanya kamu yang Papi miliki Sabrina."
Shaby hanya menunduk mendengar penjelasan sang Papi. Ketika Papi-nya menyebut nama aslinya bukan nama kesayangannya, Shaby tahu kalau Papi-nya sedang dalam mode marah.
"Dan yang harus kamu tahu. Sampai matipun Papi tidak akan merestui hubungan kamu dengan pacarmu itu. Papi sudah punya calon pendamping yang terbaik untuk kamu. Percayalah, semua yang Papi lakukan semata-mata hanya untuk kebaikan kamu."
Shaby hanya menghela nafas panjang mengingat hal itu. Shaby menoleh ke arah Genta yang fokus menyetir. Shaby tahu benar Genta adalah laki-laki yang mencintai motor sport. Genta meninggalkan hobinya di dunia balap, bahkan menjual motor sportnya demi membeli mobil baru sesuai permintaan Papi Shaby.
Shaby benar-benar takut menyakiti hati Genta. Genta sangat baik padanya. Selama Shaby menjalin hubungan, hanya Genta-lah yang paling tahan dengan sikap manja Shaby.
Hingga saat ini Shaby belum menceritakan pada Genta perihal ia yang sebenarnya mau dijodohkan oleh Papinya. Papinya juga tidak pernah bilang dengan siapa ia akan dijodohkan. Jadi Shaby putuskan ia tidak akan cerita pada Genta, ia berharap suatu saat Papinya akan berubah pikiran dan merestui hubungannya dengan Genta.
***
Shaby melewati hari-harinya selama magang dengan tersiksa. Bu Asti ratu tega. Jika memberikan tugas padanya tidak tanggung-tanggung. Kalau ada salah sedikit Shaby langsung kena marah.