Ciuman beberapa detik tersebut terlepas meninggalkan sedikit jejak saliva di sudut bibir sang gadis.
Sasuke menatap wajah kaget Hinata dengan intens. Hinata terdiam tanpa berbuat apa apa. Ia masih bingung dengan keadaannya.
“Mulai sekarang dan seterusnya, kau adalah kekasih ku. Aku tidak ingin melihatmu dengan yang lain,” ucap Sasuke final. Tidak ingin mendengar penolakan dari gadis itu.
Hinata benar benar shock. Ia menatap dengan cepat ke dalam mata onyx pemuda itu. Hinata tidak menyangka bahwa ia mendapat kejadian seperti ini.
Kepalanya sakit dan pusing memikirkan semua itu, pandangannya mulai menggelap.
“Hei! tunggu dulu! Kenapa—“
Dengan cepat sepasang lengan panjang pemuda itu meraih tubuh mungil Hinata yang mulai limbung ke belakang. Membawa wajah gadis itu untuk merasakan dada bidangnya.Sasuke memeluk Hinata lalu menganggkat tubuhnya. Menyelipkan tangannya di atara bahu juga perpotongan paha gadis itu.
Mata onyx nya menatap wajah Hinata yang pingsan dan terlihat pucat.
‘Gadis aneh, kau pingsan hanya karena ciumanku?’
*
Pemuda itu menatap gadis berambut indigo panjang yang masih tertidur di atas ranjang kesehatan. Beberapa kali mata onyx pria itu tidak mengerjap, menatapnya intens. Entah apa yang dipikirkan pemuda yang terkenal dengan sikapnya yang sangat cuek dan dingin.
Hinata akhirnya membuka matanya secara perlahan. Ia mengerang sebentar berusaha mengingat sesuatu.
Gadis itu membuka mulutnya ingin berteriak namun dengan cepat Sasuke membungkamnya.
"Bisakah kau diam?"
Hinata menatap pemilik tangan itu dengan takut takut.
"K-kau, apa yang kau lakukan? I-itu ciuman pertamaku." Ucap Hinata berusaha menahan air matanya.
Sasuke memasang seringainya mendengar kalimat gadis itu.
"Seharusnya kau merasa beruntung bahwa aku lah yang pertama kali mengambil ciumanmu." Ucap nya dengan angkuh.
Hinata akan melayangkan
Tamparannya namun Sasuke berhasil menangkap lengan gadis itu. Ia mencengkramnya cukup kuat dan menarik nya dengan kasar sehingga pemilik tangan itu ikut tertarik.Sebuah ciuman ganas membungkam bibir mungil itu. Sasuke mencengkeram dagu gadis itu agar tetap pada posisinya. Ia memiringankan wajahnya dan terus memagut bibir itu ke dalam kulumannya.
Butuh beberapa menit untuk menghentikan ciuman itu. Hinata terengah-engah, ia menghirup oksigen dengan rakus. Bibir mungilnya memerah dan bengkak dengan sudut bibirnya yang terdapat saliva yang masih mengalir.
"Hukumanmu. Jika sekali lagi kau melayangkan tanganmu kepadaku. Aku tidak akan segan-segan merobek pakaian mu di tempat."
Hinata bergetar ketakutan. Ia menghapus air matanya dengan cepat dan meringkuk di atas ranjang kesehatan dengan mendekap tubuh mungilnya dan menjauh dari Sasuke.
Sasuke memasang senyum sinisnya melihat reaksi Hinata. Ia menarik dagu gadis itu hingga menghadap tepat di hadapan wajahnya.
"Aku tidak ingin melihatmu dengan laki-laki lain selain diriku. Kau adalah kekasihku. Hyuga hinata. "
Hinata memejamkan kedua matanya dan menahan tangisannya begitu merasakan jilatan sensual pemuda itu di daun telinganya.
"Kau dengar?" Bisik Sasuke.
Hinata mengangguk lemah. Tiba-tiba saja, ia merasa kepalanya kembali sangat sakit dan pusing.
Gelap menghampirinya.
Ia kembali pingsan.
*
'Aku benci dia! Kenapa dia begitu tega merengut ciumanku?'
"Hinata? Ada apa?" Tanya Sakura melihat gelagat aneh Hinata yang terus menggembungkan pipinya.
"A-ah, tidak ada." Jawab Hinata gugup.
"Souka? Kau mau pulang denganku? Sudah bel." Gadis itu mengambil tas nya dan akan berjalan keluar.
"Aku akan di jemput nii-san, Gomen ne!" Ucap Hinata berbohong. Padahal, Neji sedang berada di Amerika dan mengurus cabang Hyuga. Dia hanya tinggal sendiri besama para pelayan.
"Baiklah, aku pulang duluan ya! Jaa ne!"
Hinata balas melambaikan tangannya.
Gadis itu akhirnya mengambil tas miliknya dan berjalan keluar ketika melihat para murid yang sudah pulang duluan. Hinata yakin, pemuda itu juga pasti sudah pulang duluan.
Ia membuka pintu kelas secara hati-hati dan memperhatikan sekitarnya. Koridor skeokay tampak kosong dan sepi dengan cahaya jingga yang membias lantai itu.
'Sepertinya tidak ada. Baguslah, mungkin dia sudah pulang.' Batin Hinata senang.
Ia melangkah keluar dari kelasnya dengan gembira. Namun senyumannya luntur seketika melihat sesosok yang sedang ia hindari berdiri dengan angkuh di tembok tidak jauh darinya.
'Bagimana mungkin dia di sini? Bukankah?'
Hinata menggeser tubuhnya secara perlahan dan akan kabur sebelum tangan kekar pemuda itu lebih dulu menarik pergelangan tangannya hingga tubuh mereka berhimpitan.
Mata amethyst nya menatap onyx kelam pemuda itu.
"Jangan coba coba kabur dariku, sialan!"
Hinata refleks memejamkan matanya ketika pemuda itu membentaknya.
Pemuda itu dengan cepat menarik tangan mungil itu untuk berjalan bersamanya. Mengikuti setiap langkah besarnya yang membuat kaki mungil itu kesulitan mengejarnya.
"U-Uchiha-san! C-chotto!"
Pemuda itu tiba di depan sebuah mobil besar dan mewah bewarna hitam dengan garis merah darah. Ia membuka pintu mobil dengan cepat dan mendorong Hinata masuk dengan kasar.
Hinata memekik tertahan.
Pemuda itu masuk dan menjalankan mobilnya dengan cepat. Melaju di antara mobil lainnya di jalan raya yang begitu padat.
"K-kau mau membawaku kemana?" Ujar Hinata panik ketika memasuki sebuah jalan yang bukan menuju mansion Hyuga.
Sasuke menggeram dan menatap mata pucat gadis itu dengan tajam.
"Jika kau tidak segera menutup mulutmu , Ku pastikan kau akan berakhir di belakang kursi mobil dan mendesahkan namaku!"
Hinata menutup Mulut nya dengan cepat menggunakan kedua tangannya.
*
KAMU SEDANG MEMBACA
[8] I LOVE YOU
LosoweNamaku adalah hyuga hinata. Aku Adalah gadis biasa yang menginginkan cinta sejati ku. Ini adalah kisah sederhanaku.