1. Circle

765 89 3
                                    

"Hei lihat anak baru itu, sombong sekali dia."

"Benar, apa-apaan sikapnya itu, dan apa kalian lihat bagaimana penampilannya? benar-benar sangat cupu!"

"Benar sekali! Hahaha dasar nerd!"

Hinata mendengus kasar ketika mendengar bisikan para gadis yang ditunjukkan kepada dirinya. Gadis itu mencoba mengabaikannya dengan tetap focus pada buku yang kini sedang ia baca. Hinata tak menyangkal, penampilannya memang sedikit berbeda dari siswi lainnya, yang membedakannya hanya sebuah kacamata yang membingkai wajahnya.

Hampir satu bulan, dirinya sudah mulai terbiasa dengan lingkungan sekolah barunya. Terlebih dengan tingkah laku para siswa siswi di sekolahnya. Hinata tak pernah ambil pusing dengan sikap mereka. Sejauh ini mereka hanya sering mengatai dirinya nerd dan Hinata mengakui hal itu. Mungkin ini yang dinamakan lingkaran perbedaan, dimana yang lemah selalu tertindas dengan mereka yang mengaku dirinya kuat dan berkuasa.

Memang kejam, tapi inilah kehidupan. Mau sepahit apapun kehidupan yang kau jalani, pecayalah bahwa Tuhan selalu menempatkan hikmah di setiap kejadiannya. Dan Hinata selalu mensyukuri hidup yang dijalaninya kini. Tinggal terpisah dengan ibu dan adiknya, terpaksa hidup mandiri semenjak kematian ayahnya. Ia hanya ingin meringankan beban ibunya yang kini bergantung pada dana pensiun yang ditinggalkan oleh ayahnya.

Sebagai anak tertua, Hinata harus bisa bersikap dewasa dan menempatkan diri pada situasi yang kini dijalaninya. Dengan tinggal terpisah dan mengambil sekolah terjauh dari tempat tinggalnya, mungkin ini pilihan terbaik dalam hidupnya. Namun kalian percaya kan, bahwa Tuhan selalu menyiapkan kejutan bagi setiap hambanya.

.

.

.

.

.

"Hei lihat apa yang dibawa si cupu itu! benar-benar menjijikan!"

"Majalah dewasa heh? Berani sekali kau membawanya ke sekolah!"

Lagi-lagi Hinata harus merasakan pahitnya kehidupan sekolah yang dijalaninya. Entah untuk yang keberapa kali ia menjadi korban dari orang tidak bertanggung jawab yang mengerjai dirinya. Dengan terpaksa Hinata hanya bisa menundukan kepala sambil membereskan buku-buku pelajarannya yang jatuh. Kali ini ia hanya menghembuskan nafas lelah ketika menemukan Majalah dewasa yang bukan miliknya berada diantara buku-bukunya yang jatuh. Alhasil dirinya kini menjadi bahan tontonan dan bisikan teman-teman kelasnya.

"Selalu seperti ini." Gumam Hinata ketika ia selesai merapihkan buku-bukunya. Dengan tenang ia bangkit berdiri dan berjalan melewati kerumunan orang-orang yang mengelilinginya. Berpura-pura tuli pada bisikan-bisikan yang dilontarkan untuknya.

Setelah berhasil keluar dari neraka yang memberenggutnya, dirinya kini berjalan ke kantin untuk membeli beberapa minuman. Setelah selesai, ia segera pergi dan tak berniat untuk bergabung dengan kerumunan orang-orang yang berada disana. Baginya, duduk di pinggir lapangan yang sepi bisa membuat dirinya tenang.

Hinata menyeruput jus jeruknya sambil memperhatikan beberapa siswa siswi yang berlalu lalang. Ketika itu, ia mendengar suara langkah kaki yang mendekat kearahnya.

"Oh Hinata?" Hinata mendongak dan melihat seorang gadis berambut pink yang berdiri di sampingnya.

"Sakura?"

"Apa yang kau lakukan disini? Apa aku boleh bergabung?"

"Silahkan saja". Setelah mempersilahkan Sakura duduk disampingnya, Hinata kembali focus pada kegiatannya yang sempat terhenti tadi.

"Apa kau selalu seperti ini?". Hinata menengok dan melihat tatapan mata Sakura yang baginya sulit diartikan.

"Apa?"

Love Me Harder // SasuHina FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang