3.

1.3K 174 3
                                    

Malam itu aku menangis begitu keras hingga aku lupa cara bernafas seperti apa.















Dari kejauhan aku melihatmu berlari hingga tergopoh -gopoh. Senyuman penuh bahagia sangat kentara sekali diwajahnya. Kali ini berita heboh nan membahagiakan apa lagi yang ingin kau sampaikan.

"Lalisa Manoban, Lalis, Lisa, aigoooo~" teriakmu penuh kehebohan yang membuatku heran sekaligus malu. Bagaimana mungkin aku bisa mengenal spesies sepertinya.

"Hey! Tenanglah. Ada apa?"tanyaku yang masih berusaha mempertahankan ekspresi datarku

"Kau akan terkejut jika mendengar ini! Sungguh! Aku berani jamin!!!"

"Iyaya... Maka dari itu cepat katakan dan jangan membuat malu seperti ini. Tsk!"
Hey! Kami masih ada ditengah keramaian dan Taeyong bersikap memalukan seperti itu. Membuat jengkel saja.

"Irene menerima LAMARANKU !!! Astaga aku harus mengadakan syukuran! Dia menerimaku..."



Dan kata-kata yang lainnya tak terdengar lagi oleh indra pendengar ini aku mendadak tuli setelahnya. Nafasku tercekat dadaku terasa panas.


























Malam itu, aku sangat ingat sekali. Untuk pertama kalinya diriku menangis begitu keras dan pilu. Dan jangan lupakan entah dari mana datangnya ada banyak kelopak bunga daisy yang berserakan disekitarku. Menghantarkan rasa perih yang menjalar dari tenggorokan hingga relung hati ini.

Dan saat itu aku tersadar. Taman bungaku sudah masanya untuk dipanen dan aku benci mengakuinya.
Taman ini sangat cantik.

Daisy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang