Detik Terakhir (2)

15 2 0
                                    

Seiring berjalannya waktu, tak terasa aku akan meninggalkan tanah kelahiran ku. Aku harus kembali menjadi anak rantau. Untuk menuntut ilmu. Tak terasa sudah 2 bulan lebih aku di sini. Dan ini saatnya aku kembali pergi lagi.

Singkat cerita, aku menerima pesan dari Pak Gibran.

"Assalammualaikum, gimana kabarnya?. Eh iya gimana ada ide baru nggak ?"

"Alhamdulilah pak baik, bapak sendiri gimana kabarnya ?. Waduh pak nggak ada ide sama sekali 😂"

Dan sampai lah di mana dia menanyakan, kapan aku kembali ketanah rantau
"Oh iya, Devi kapan kembali ?"

"Insyaallah tanggal 3 Agustu pak"

Ya akhirnya aku harus pergi juga kembali ke yogyakarta, untuk menyelesaikan semua urusan. Padahal aku masih sangat merindukan rumah, merindukan orang tua dan merindukan semuanya tentang tanah kelahiran ku. Aku taakan dapat melihat lagi sore di tanah kelahiran ku.

Setelah beberapa kali saling membalis WA, aku pun memutuskan untuk tidur. Dan keesokan sorenya Cindy datang kerumah. Kita memang sering main bersama walaupun umur kita beda jauh. "Kak gimana ?", "Gimana apanya ?" Jawab ku. "Sama pak Gibran ?" "Oh, ya nggak gimana-giaman ya begitu deh" jelas ku. "Eh iya, aku bentar lagi balik ke jogja" kata ku. "Lah kok cepet ih padahal masih kangen" jawabnya. Sedih juga bila masih ada orang-orang yang masih menyimpan rindu. Maklum aku sudah 1 tahun tak pulang. "Terus pak Gibran tau nggak ? " Tanyanya. "Udah kok" jawab ku. "Pantes dia minta tolong ke aku buat ngajakin kakak keluar" katanya. "Maksudnya giaman ?" Tanya ku. "Ada deh" jawabnya membuat aku semakin penasaran.

Detik-detik aku akan kembali semakin dekat. Tinggal hitungan hari aku akan kembali. Dan tiba-tiba aku menerima pesan via WA dari Pak Gibran.

"Devi, malam ini ada acara nggak ?"

"Enggak pak, kenapa ?"

"Bisa ketemu ?"

"Bisa, tapi saya masih keluar sebentar"

"Yaudah nggak papa kabarin aja nanti "

Setelah aku kembali kerumah aku kembali keluar lagi. Dan tiba-tiba ada telfon dari Pak Gibran
Drett..dret...
"Hallo, Assalammualaikum?" "Waalaikumsalam, gimana kamu di mana ?"
"Saya lagi di luar, tadi saya udah pulang cuman keluar lagi. Soalnya mau ngambil hpnya Cindy. Gimana ? Jadi ketemu? Kalo iya sekalian ini saya keluar"
"Oh, yaudah di ambil aja hpnya setelah itu saya tunggu di Lab SMK. Soalnya saya juga lagi ada kerjaan"
"Oke"

Dan setelah itu akupun menuju Lab SMK. Benar saja, Pak Gibran masih sibuk dengan pekerjaannya.
Tok..tok..
"Assalammualaikum"
"Waalaikumsalam, oh ya bentar" Ia pun keluar sambil membawa sebuah kado yang cukup besar. "Ini buat kamu. Maaf ya nggak seberapa. Tapi lihat dari usahanya" Jelasnya. "Ah Bapak, maaf lo saya yang malah ngerepotin" kata ku. "Btw makasih ya pak" kata ku. "Iya sama-sama, saya nggak merasa di repotin kok. Oh iya giaman mau keluar nggak masa mau di sini ?". "Ya terserah bapak aja, soalnya bapak yang bilang pengen ketemu". Akhirnya kami jalan-jalan menikmati udara malam di kota ini. Dan selama perjalanan kami juga sambil bercerita mengenai banyak hal.

1 hari berlalu, aku mendapat kabar bahwa Pak Gibran sedang sakit. Aku pun memutuskan untuk detang kerumahnya dan membelikan obat. "Assalammulaikum" "waalaikumsalam, eh masuk"
"Oh iya pak"
"Gimana ?"
"Jadi ini obat buat bapak sama ini vitaminnya. Obatnya di minum 3x sehari, kalo vitaminnya sehari sekali aja" Jelas ku. "Ya ampun, maaf ya udah ngerepotin" Jawabnya. " Nggak papa kok pak, sekalian saya juga beliin obat buat ibu. Soalnya ibu juga lagi sakit jadi sekalian beliin bapak juga sambil mau liat keadaan bapak".

Tak Bisa Saling MemilikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang